"Apa maksudmu kau bertemu Aobara, hah?" tanya kesal orang di seberang sana, sementara Sawaki sedang memasukkan barang-barangnya ke dalam tas bersiap pulang.
"Ya, tadi aku diantar Aobara menuju klinik, aku bertemu dengannya di apotek. Mengejutkanku bahwa ia tahu siapa aku."
"Ya, karena kau tak berubah, Sawa. Oh, ya.. Kutunggu kau check up, sudah seminggu lho!" Shimaki mengingatkannya.
"Hmm.. Aku akan pergi. Tunggu, ya!" ia berjalan ke luar ruangan menuju jalan raya. Handphone masih tertempel di telinganya.
"Oh, ya.. Kau kemarin ingin makan baumkuchen, kan? Yang di dekat kampus itu, kan? Ah, tidak mood, ya.. Kalau begitu.."
"Hei, aku belum bilang tidak mau!" Sawaki mendelik kesal.
"Ichishima-san, akan kuantar kau pulang.." dengan segera Sawaki menutup telepon karena terbelalak melihat siapa yang ada di hadapannya.
Maki, andai saat itu aku tak sok tahu dengan dia, aku tak akan menyesal seperti saat ini. Sesal Sawaki.
"Em.. Maaf, aku harus pergi ke rumah sakit.." tolaknya halus.
"Siapa yang sakit? Biar kuantar kau.."
"Tidak.. Aku bisa sendiri.."
"Ichishima-san.. Jangan-jangan.. Kau.. Sakit karenaku.."
"Hah? Aku baik saja, ak-" tanpa sempat memberontak, Aobara menutup mulut Sawaki, dengan langkah yang cepat ia menarik Sawaki menuju mobilnya.
"Rumah sakit mana?"
"Hei, rumah sakit man-" setelah disadari, Sawaki sudah sulit bernapas, Aobara membuka tas milik Sawaki berharap ada obat yang bisa dipakai untuk meredakan penyakitnya tapi tidak ada. Namun, ia menemukan sesuatu. Surat pengambilan obat dengan alamat rumah sakit yang mungkin akan ia tuju.
"Ichishima-san, bertahanlah.." tak ada inhaler atau obat lain, ia sangat bingung dan berkeringat dingin.
-o0o-
"Halo, Sawa-"
"Maki, ini aku! Maaf, tapi bisakah kau ke klinik hewan tempat Ichishima-san? Dia.. Dia.. Sakit sekarang.." suara diseberang sana bergetar pasrah. Tanpa menyebutkan nama, Shimaki sudah tahu dia itu siapa.
"Ck!" ia berdecak kesal seperti hari itu, ia langsung mematikan sambungan telepon. Ini Aobara.
"Panggilan darurat, Ambulans menuju klinik hewan Pets! SEKARANG! Jemput pasien VVIP Ichishima Sawakihime!" teriak Shimaki kepada petugas UGD yang berjaga.
"Aku ikut!"
-o0o-
Ini seperti hari itu, jangan.. Jangan lagi! Aku minta maaf! Aku minta maaf!
Hari itu Aobara dengan semangatnya turun ke arena, dengan kekuatannya, ia pasti mudah menjatuhkan gadis di depannya."HIAAT!" Aobara terbanting begitu saja. Cukup kuat juga gadis ini, ia tak bisa meremehkannya.
Ia mengincar bahunya, namun meleset dan terkena dadanya. Tunggu, apa tadi itu keras? Ia terhuyung. Tidak, kurasa aku sedang saja menendangnya. Gadis ini harus dimanfaatkan waktunya sebelum ia seimbang. Kali ini ia harus mencoba menendang bahunya lagi! Dengan kecepatan penuh, ia menendang bagian bahunya, namun karena terlalu tinggi, ia mengenai telinganya. Anting-anting milik gadis itupun menggores kakinya hingga sedikit berdarah, memberi tanda bahwa Aobara telah menendang telinganya. Sementara gadis itu? Jatuh menyamping, lalu pingsan.
Tangannya bergetar. Bagaimana ini? Apa yang kulakukan ini salah?Bersambung
-Pojok Bahasa-
Baumkuchen (jerman). Kue pohon. Kue khas Jerman yang populer pada saat perayaan penting dan pesta pernikahan. Kue ini banyak di jual di Jepang.Haroo~
Vote+comment dari kalian ditunggu, ya~
Sebagai sumber penyemangat untuk update😂 maaf maksa.
Kalau cerita saya gaje. Silakan komentar bagian mana menurut kalian yang ga jelas. Terima kasih sudah membaca~
-Salam Sastra~
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Dokter Hewan
Short Story"Sawako, perempuan aneh. Dia dokter hewan yang alergi anjing. Padahal pasien di kliniknya sebagian besar adalah anjing. Setiap ditanya, mengapa ia--dengan bodohnya--tetap menjadi dokter hewan, dia selalu menjawab, 'karena aku suka hewan, hewan itu i...