Chapter 10 : meet ex-lover

970 78 2
                                    

Author POV

BRUKKK!!!!

Chaeyoung menabrak seorang namja di pintu dan terjatuh

"Aaah...." chaeyoung meringis kesakitan sambil memegang bahunya yang sakit

Orang itu langsung membantu chaeyoung untuk berdiri

"Neo gwen------ eh?" Namja itu menggantungkan perkataannya

Chaeyoung mendongakkan kepalanya agar bisa melihat wajah orang yang telah bertubrukan dengannya,saat chaeyoung melihatnya....

"Jongin sunbae?"
"Chaeyoung?"

Ucap mereka berdua serempak.

Setelah itu chaeyoung menunduk sedih

"Gwenchanayo?"tanya jongin

Chaeyoung hanya membalasnya dengan menganggukkan kepala

"Mianhae.. tadi--"

"Ah,arasseo... aku pergi dulu,ada urusan" kata chaeyoung berusaha tidak melihat wajah namja yang telah di ketahui namanya Jongin

"Chaeyoung-ah,tunggu" panggil jongin tapi chaeyoung tetap berjalan dan semakin mempercepat jalannya

Jongin terus mengejar chaeyoung dengan berjalan cepat sesekali berlari kecil

Tapi,jongin berhenti saat melihat chaeyoung masuk ke toilet wanita

Aishh,apa dia masih belum bisa memaafkanku? - pikir jongin

Author POV end.

Chaeyoung POV

Aku terus berjalan menjauh darinya,saat dia memanggilku dan berusaha mengejarku, dengan sekuat tenaga langkah kaki ini ku percepat.

Sampai akhirnya aku melihat toilet wanita,seketika aku berfikir untuk masuk ke dalam agar jongin tidak mengejarku lagi.

Saat ini aku telah berdiri di depan washtafel,ku basuh wajahku dengan air. Lalu,ku pandang wajahku di depan cermin besar yang terletak di atas Washtafel.

Sedih.....

Tiba-tiba kurasakan mata ini memanas,dan seketika bulir-bulir bening mulai keluar dari pelupuk mata ku.

Seketika aku teringat momen-momen kebersamaanku dengannya (jongin)

flashback on

Dear diary.......

Saat ini aku sudah duduk di bangku kelas 3 sekolah menengah pertama (SMP),akhir - akhir ini alumni dari sekolahku sering datang mengurus berkas-berkas yang belum terselesaikan saat mereka masih bersekolah.

Namun,ada seorang sunbae namja yang sering menegurku. Aku tidak mengenalnya sama sekali,sampai akhirnya ia mengakui perasaannya.

Aku terkejut dengan pengakuannya,aku benar-benar tidak mengenalnya. Tapi dengan percaya diri ia mengakui perasaannya kepada orang yang sama sekali tidak mengenal dirinya.

Aku cukup salut dengan keberanian dan kepercayaan dirinya,tapi aku tidak bisa menerima perasaan seseorang tanpa mengenalnya terlebih dahulu.

Jadi,keputusanku adalah tidak. Tapi aku beri dia kesempatan untuk menunjukkan kesungguhan dan jati dirinya kepadaku.

Sekian......

"Huffttt...." ku rebahkan tubuhku di atas ranjang

Aku terus memikirkan namja itu,karena dari wajahnya ia terlihat baik,pintar,rajin,lugu,dan juga serius dengan perkataannya. Aku jadi tidak tega menolaknya.

HOPE!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang