WARNING! TYPO BERTEBARAN!
HAPPY READING^^
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."I have no choice
Don't hold on to the things that left me
I have no choice
This moment and pain will pass, hey"Sebuah cahaya yang masuk ke dalam apartement kecilku ini sedikit membangunkanku, aku sadar jika sekarang sudah pagi.
Aku mendudukkan badanku di tempat tidur, awww.. Aku bisa merasakan kepalaku yanh sedikit berat dan pusing. Apa yang terjadi semalam? Aku ingat jika aku pulang dalam keadaan mabuk.
"Aku ingin kita berhenti bertemu."
Satu kalimat yang tiba-tiba saja terngiang di telingaku, rasa nyeri mulai menjalar di dalam dadaku. Ah.. aku ingat kejadian itu.
"Aku ingin putus Namjoon-ah."
Seseorang yang aku cintai baru saja memutuskan hubungan denganku tadi malam, sepertinya minum sedikit membantuku untuk menghilangkan rasa sakit. Aku bangkit dari tempat tidur kemudian melihat pantulan diriku di cermin.
Aku berantakan.
Kantung mataku sepertinya menebal dan ada lingkaran hitam di bawah mataku, hahh... aku menghela nafas panjang untuk sedikit meredakan perasaan sakit ini. Aku mengambil handuk kecil yang tergantung di kursi kemudian pergi ke kamar mandi.
***
Setelah selesai bersiap-siap, aku pun pergi bekerja. Meskipun sedang patah hati tapi aku tetap harus beraktifitas seperti biasa, ironis bukan? Aku memakai jaket kulitku kemudian berjalan menuju tempat kerja paruh waktuku.
Tanpa sengaja aku melihat seorang anak kecil yang mengambil bolanya di jalan, dia tidak melihat ada sebuah mobil yang berjalan ke arahnya. Dengan sigap aku menangkap anak itu dan membawanya ke pinggir jalan.
"Kamu baik-baik saja?" Aku bertanya pada anak kecil di hadapanku ini.
Bukannya menjawab bola yang pegangnya malah terjatuh dari tangannya kemudian dia mulai menangis dengan keras, hm.. sepertinya dia terkejut.
"Hiks.. hiks.. eommaaaa...."
"Ah kamu terkejut ya? Jangan menangis," ucapku berusaha menenangkannya.
Tiba-tiba saja seorang yeoja yang terlihat dewasa mungkin berusia 30-an menghampiri kami dengan sedikit terburu-buru.
"Dongsun-ah!"
Yeoja itu langsung menarik anak laki-laki bernama Dongsun itu, dia pun memeluknya. Sepertinya dia ibu dari anak kecil itu, karena anak kecil itu memanggilnya 'eomma' dan memeluknya dengan erat. Ibu Dongsun sempat menatapku dengan tatapan tidak sukanya kemudian dia pun mengajak Dongsun pergi.
Hah... terkadang berbuat baik malah mengundang reaksi negatif dari orang lain, pelajaran hidup yang baru ya?
***
Aku tidak mengerti entah ada apa dengan hari ini, kenapa aku sangat tidak beruntung hari ini? Dari pagi ah tidak dari semalam sepertinya aku sangat tidak beruntung, apakah kejadian semalam adalah titik balik dari hidupku?
Hahhh... kali ini di restoran tempat aku bekerja ada seorang pelanggan yang komplain karena makanannya tidak enak dan sedikit bau, sebagai pelayan yang melayaninya aku harus berkali-kali minta maaf padanya.
Tentu saja sudah kewajibanku untuk melakukan itu walaupun bukan aku yang menyiapkan makanannya, namun satu hal yang membuatku sedikit ah! tidak sedikit tapi sangat kesal adalah karena pelanggan itu menceramahiku selama 15 menit.
Sepertinya telingaku akan robek jika pelanggan itu tidak berhenti sekarang juga, terlebih lagi leherku sangat sakit karena harus menunduk selama itu sembari mendengarkan ceramahnya.
Aku Sempat melirik ke bagian dapur dan koki yang membuat makanan itu ternyata mengintip dari pintu dapur, namun saat dia menyadari bahwa aku meliriknya dia segera menyembunyikan dirinya. Haahhh.... sekali lagi aku menghela nafasku dalam, hari ini entah sudah keberapa kalinya aku menghela nafas, mungkin aku akan cepat mati karena kehabisan nafas.
***
Aku berjalan keluar dari tempat kerjaku, aku mendongak dan melihat langit yang luas itu sudah menggelap sepenuhnya dan itu artinya jam kerjaku sudah selesai.
Aku melangkahkan kakiku hendak kembali ke tempat tinggalku, yahhh memang jarak rumah dan tempat kerjaku tidak terlalu jauh, hanya 18 menit berjalan kaki? Yah kira-kira begitu.
Di perjalanan aku tidak sengaja melihat sosok itu, sosok yang baru saja mematahkan hatiku. Sepertinya retakan yang sudah sangat rapuh itu kini malah menjadi pecah karena melihat pemandangan itu.
"Kenapa Hasoo-ya? Kenapa tiba-tiba begini?"
Ingatan dari kejadian semalam kembali terputar dalam kepalaku, nafasku sedikit tertahan karena perasaan nyeri yang mulai menjalar di dalam hatiku.
"Aku ingin fokus mengejar mimpiku Namjoon-ah, maafkan aku..."
Aku sedikit menyunggingkan senyum pahit saat mengingat apa yang dia katakan, fokus mengejar mimpi? Sekali lagi kulihat sosok yang sedang berjalan dengan seorang namja tinggi dengan surai biru itu.
Mengapa dia berbohong seperti itu? Pertanyaan itu terus saja berputar di otakku, perasaan nyeri di hatiku membuat air mataku berkumpul di pelupuk mataku.
"Ahjussi..."
Suara yang memanggil itu membuyarkan lamunanku, aku mencari sumbernya dan menoleh ke belakangku. Ternyata yang memanggilku adalah anak kecil yang tidak sengaja kutemui tadi pagi, aku sedikit menunduk dan menatap anak kecil itu.
"Apa kamu memanggilku?" Aku pun berjongkok untuk menyamakan tinggi kami.
"Ne."
"Ada apa?" Tanyaku lagi.
Bukannya menjawab dia malah merogoh kantung celananya, sepertinya dia mengambil sesuatu... oh ternyata permen lolipop kecil.
Tanpa mengucapkan apa pun dia memberikan permen itu padaku, kemudian dia lari ke arah seorang yeoja yang juga kutemui tadi pagi, ternyata ibunya. Ibunya pun tersenyum kemudian sedikit menundukkan kepalanya padaku, aku pun membalasnya. Kemudian mereka berdua melangkah pergi.
Aku terdiam berdiri di tempatku, hahahahaha.... aku mulai tertawa keras kemudian mengusap air mataku. Aku membuka permen pemberian anak kecil tadi kemudian memakannya dalam perjalananku pulang ke rumah. Yah.. sepertinya hari ini tidak terlalu buruk juga.
-FIN-
KAMU SEDANG MEMBACA
FEELING
Cerita PendekKumpulan ficlet berisi perasaan yang mungkin kamu rasakan sekarang! penasaran? Yuk langsung baca aja!^^ Find your feeling here! Because every song have a feeling...