4

59 6 3
                                    

     Seyra melirik jam tangan putih yang melingkar di tangan kirinya. tak terasa sunset sudah mulai.

"Sunset nya udah mulai. yeeaayyy" Seyra bersorak kegirangan. mata bulatnya langsung menatap langit yang kini mulai dihiasi semburat jingga.

"What a beautiful scenery that i ever see" ujar Seyra dengan logat Kanada nya yang kental.

"You're right, Sey" sahut Reza sambil menatap perempuan yang akan mengisi hatinya.

"Hmm that's right my beloved sister" Kevin memeluk adiknya itu.

Saat itu kebersamaan menyelimuti mereka bertiga. Itu semua terlihat dari senyum dan gelak tawa mereka. Seyra bahagia bisa melihat sunset bersama kakak dan gebetannya, Kevin bahagia bisa melihat Seyra sang adik tersayang bahagia, dan Reza bahagia melihat Seyra gebetannya tersenyum.

"Eh hampir malam. Pulang yuk" bujuk Seyra. Kevin dan Reza pun mengiyakan.

"Kak juga harus buat susunan acara pensi" Seyra mendelikkan matanya ketika Kevin menyebut kata pensi.


        "Kok udah mau buat susunan acara aja sih, kak? bukannya pensi nya 3 minggu lagi, ya?" tanya Seyra penuh penasaran.

"Pensi nya dipercepat, Sey. ya jadi nya pensi minggu depan" mendengar pensi jadinya minggu depan, Seyra mulai senang.

"Asiikk dipercepat jadi minggu depan" Seyra bersorak kegirangan.

"Tapi kenapa dipercepat?" pertanyaan itu sudah ada di otak Seyra sejak tadi.

"Persiapannya udah 95%, Sey. banyak yang bilang tadi pas rapat percepat aja waktunya. Tinggal 5% lagi kok persiapannya. Kak sebagai ketua OSIS setuju banget. soalnya buat apa nunggu lama kalau persiapannya udah hampir beres?" jawab Kevin dengan bijak.

"Kak sehat?" tanya Seyra.

"Sehat, kok. kenapa kamu nanya itu?" Kevin heran dengan pertanyaan itu.


         "Wah curiga nih kak sakit jiwa" Seyra menggelengkan kepalanya.

"Apa kata kamu? kak sakit jiwa? sini" Kevin mencubit pipi tembem Seyra. Seyra meringis kesakitan.

"Ampun kak, aku cuma bercanda. sakit ih" Seyra berusaha mengehentikan sang kakak yang kini sedang mencubit pipinya. Reza yang melihat pertengkaran itu hanya bisa tertawa.

"Hahahaha" tawa Reza meledak saat ia melihat ekspresi Seyra sedang marah. Kevin yang juga melihat Seyra marah sontak ikut tertawa.

"Duh muka nya lucu banget. hahahahaha" Kevin tertawa keras.

"Gitu ya Seyra kalau lagi marah, kak?"

"I.. iya, za" saking puasnya tertawa, perut Kevin jadi sakit.

"Ih sakit" Kevin memegang perutnya sambil menahan tawa.

"Tuh akibatnya ngetawain adik sendiri. Huh" Seyra meledek sang kakak yang kini mulai kesakitan.

"Yuk ah pulang, kak" Seyra menggandeng tangan Kevin.


       Melihat Seyra dan Kevin yang perlahan menjauh, Reza pun pulang. sebelum itu, ia memanggil Seyra.

"Sey"

"Ada apa, za?"

"Ntar pas pensi, liat perform aku ya"

Pengagum RahasiamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang