6. The Exchange

5.9K 880 208
                                    

Note : SLOW UPDATE ya!

#-#-#

#-#

#

Matanya memandang dengan tajam dan dingin. Fokus pada satu titik sembari mengangkat sebelah tangannya. Menekan pelatuk menghasilkan suara memekakkan telinga di ruangan itu.

Sedangkan jauh dari ia berdiri, seorang bocah memperhatikannya dalam diam. Mengintip dari daun pintu. Sedikit memiringkan kepalanya karena pandangannya terhalangi.

Gelas yang tersusun rapi satu persatu hancur berkeping. Seiring dengan suara tembakan yang tidak lagi asing di telinga. Membuat mata bening sang bocah berbinar. Memandang takjub anak laki-laki di ruangan itu.

Setelah gelas yang tersusun hancur tak bersisa, anak laki-laki itu langsung berbalik. Wajah dinginnya digantikan senyum. Mata tajamnya langsung berubah teduh mendapati seorang bocah di depan pintu.

Ia berjalan mendekat. Menghampiri sang bocah yang ikut tersenyum cerah. Berlari ke arahnya yang membuat tangannya terbentang. Menyambut sang bocah yang menghambur ke dalam pelukannya.

"Ayo kita ke taman belakang! Ada yang ingin hyung tunjukkan." Bocah dalam gendongannya mengangguk. Mengalungkan lengannya ke leher sembari mulai berceloteh ria. Tidak memedulikan pengasuhnya menghampirinya dengan wajah memucat. Karena lagi-lagi tuan muda kecilnya berhasil kabur dari pengawasannya.

ooo0ooo

"Gila. Ini benar-benar ide gila. Bagaimana mungkin kita bisa berganti tuan muda saat dari kita semua sudah sangat memahami karakter mereka." Seungcheol menghempaskan bokongnya ke sofa.

"Aigoo ... pinggangku," keluhnya. Langsung meringis saat pinggangnya terasa sakit. Melompat dari mobil tidak meninggalkan banyak luka di tubuhnya. Tapi membuatnya seperti laki-laki tua yang dijadikan bahan ledekan majikannya.

"Kau takut pada akhirnya Jeonghan akan memilih salah satu dari kami setelah mendapat pelayanan dari kami?" tantang Jun. Sama sekali tidak menunjukkan keprihatinan melihat rekannya kesakitan.

"Sialan," umpatnya tanpa berniat melanjutkan percakapan. Menyandar di sofa dengan tangan dilipat di depan dada.

"Bagaimana denganmu?" Jun mengalihkan matanya. Menyeringai kecil saat Mingyu tampak mengeraskan rahangnya.

"Kau juga takut Wonwoo akan lebih memilih-"

"Aku tidak takut. Karena aku tahu bagi tuan muda, hanya aku yang terbaik." Kalimat Jun disela begitu saja. Diucapkan dengan penuh kepercayaan diri. Membuat Jun semakin menyeringai mendengar jawaban dari Mingyu.

"Kalau begitu aku memilih melayani Minghao. Karena sepertinya aku belum bisa menjinakkan rubah kecil," ucap Seungcheol sebelum yang lainnya memilih. Seperti yang ia katakan diawal, mereka semua sudah memahami karakter tuan muda masing-masing.

"Kalau begitu sudah diputuskan. Wonwoo akan bersamaku."

Untuk ke sekian kalinya Mingyu mengeraskan rahang. Duduk dengan tenang namun tangannya ikut mengepal. Membuat ke-dua temannya tersenyum penuh arti melihat reaksi pelayan tampan itu.

#-#-#-#

Mereka bertiga berdiri di depan pintu utama. Telah diputuskan kalau mereka akan berganti tuan muda selama dua puluh empat jam. Namun membicarakannya dengan para tuan muda terasa menyulitkan. Bahkan dinilai lebih berbahaya dari misi manapun.

"Menurut kalian, siapa yang sulit untuk diyakinkan?" Seungcheol bertanya. Kepalanya langsung menoleh ke arah Mingyu. Jun yang berada di samping Mingyu juga melakukan hal yang sama.

Three Butler'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang