Hingga dia tepat berada dihadapanku. Aku masih tidak menyangka. Semuanya seperti mimpi. Aku diharuskan bertemu dengan nya untuk kedua kali nya saat hati ini belum tertata.
Untuk saat ini rasanya aku belum mampu berinteraksi dengan nya. Aku takut hati ini merasakan sakit untuk kedua kali nya.
Jika kalian berkata bahwa apa yang aku rasakan berlebihan. Tak apa. Karena apa yang aku rasakan tak sama dengan apa yang kalian rasakan.
"Aku harap kamu gaakan melakukan hal - hal yang bakal bikin kamu malu, cukup diam dan ikuti saja aku"
Tanpa menunggu jawaban ku. Dia menarik tanganku dan membawa ku pergi dari tempat tersebut. Hampir seluruh penduduk sekolah menyoroti ku. Aku hanya bisa tertunduk malu dan berjalan mengikuti nya.
Tiba - tiba dia berhenti begitu saja tanpa memberitahu, sontak aku bertubrukan dengan tubuh nya yang tegap.
Tanpa sengaja aku mencium wangi tubuhnya. Bau yang sama seperti dulu.
Astagaaa
Cukup. Ini terlalu jauh.
Kutegakan kepala ternyata dia sedang menatapku dengan senyum yang tak lepas dari wajah nya. Dengan tangan yang masih menggenggam tangan ku. Erat dan lembut.
Pipi-ku tiba - tiba blushing. Ternyata perlakuan kecil nya dapat berpengaruh besar pada hati ini.
Kustabilkan detak jantung ini. Semua nya harus selesai sekarang!!.
Aku beranikan diri untuk mulai bertanya. Aku harap hal ini akan membuat semuanya cepat selesai."Jadi apa?" Tanya ku.
"Sebelumnya aku minta maaf kalau aku kembali tanpa memberikan kabar, bahkan aku pergi dengan masalah kita yang belum selesai. Tapi, aku ingin kita lupakan masalah kita yang sebelumnya karena aku rasa masa lalu bukanlah hal yang perlu diperdebatkan. Tapi ... Aku ingin kita mulai kembali. Kita mulai semuanya dari awal. Cuma ada kamu dan aku. Dan aku mau jawaban kamu tanpa penolakan. Karna ini perintah bukan permintaan" Tegas nya. Dengan gaya khas-nya agar semua yang di inginkan nya berjalan mulus.
Ku sentakan begitu saja genggaman tangannya. Dan pergi setelah mengatakan.
"Aku kira perlakuan kamu kemarin adalah salah satu perubahan kamu. Ternyata aku salah. Salah besar "
" Ini hati aku. Bagian dari diriku. Teritorial ku. Dan yang pasti wilayah ku. Jadi berhenti berbuat semau kamu. Karena perasaan aku bukan permainan kamu"