*Da Capo : Kembali ke awal
"I'm living with our rememberances
Since you're gone, I can't feel anything."
- Ara -Dentingan piano mengalun lembut, menyentuh, dan menyayat hati siapapun yang mendengarnya. Permainannya seolah hidup, pemainnya seolah memberikan sebagian nyawanya untuk membuat melodi ini terdengar nyata.
Park Chanyeol. Nama itulah yang muncul ketika aku mendengar melodinya. Seumur hidup, melodinya yang mampu menyejukkan hatiku, menggetarkan jiwaku.
Suara tepuk tangan memenuhi seisi ruangan. Namun aku hanya diam membisu. Aku masih tak percaya bahwa aku dapat mendengar alunan pianonya lagi.
Ia tersenyum bangga kearah teman teman kelas kami. Yaa.. Saat ini kami sedang berada diruang musik. Hyejin seonsaengnim sedang menyeleksi dan mendata mahasiswanya dalam mengikuti kelas musik.
"Kau berniat masuk kelas apa?" Tanya seseorang membuyarkan lamunanku.
Aku menoleh kearahnya. "Ne?" Tanyaku heran.
"Kyungsoo.. You?" Tanyanya sambil mengulurkan tangannya.
"Ara, Park Ara." Jawabku sambil membalas jabatan tangannya.
"Kau? Orang Eropa?" Tanyanya menyelidik.
"Ani. Indonesia." Jawabku singkat.
"Aaa.." Jawabnya sambil menganggukkan kepala. "Mau mengambil kelas apa?" Tanyanya lagi.
"Mollayo.." Jawabku ragu.
"Kau berminat dimana?"
"Molla.. Aku berminat disemuanya, namun aku tak berbakat. Lalu aku harus bagaimana?" Tanyaku masih dengan nada datar. Tak tertarik dengan percakapan semacam ini. Pikiranku masih terpaku pada satu objek yang saat ini sedang tertawa bersama teman temannya.
"Jika kau tak berbakat, tak mungkin juga kau bisa masuk ke universitas ini Ara-ssi." Ucapnya sambil menyindir kearahku. "Bagaimana jika bernyanyi? Kau bisa mengikuti kelas vocal bersamaku." Tanyanya. Tidak, tidak bertanya. Ini lebih tepat kepada saran.
"Suaraku jelek." Sahutku lagi.
"Kau tertarik dengan Park Chanyeol?" Tanyanya kemudian. Sepertinya ia mulai sadar bahwa sejak tadi aku memperhatikan Chanyeol ketimbang mendengarkan omongannya.
"Eh?" Tanyaku terkejut sambil menoleh kearahnya.
Dia tersenyum.
"Namanya Park Chanyeol." Ucapnya sambil tersenyum menjelaskan."Arayo.." Jawabku lagi.
"Dan mereka adalah geng XOXO."
"XOXO?" Tanyaku penasaran.
"Iyaa.. XOXO, a famous gank." Jawabnya sambil ikut memperhatikan keempat orang yang sedang tertawa bersama.
Kini giliranku yang mengangguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Pitch 🎵 [COMPLETED]
Short Story(Re-Upload) "Hidup itu, seperti piano. Hitam dan putih. Jika dimainkan, akan menjadi melodi yang indah." -Chanyeol-