Misteri Siswi Tanpa Kepala

1.5K 60 11
                                    

Author's POV

Hari ini di sekolah Maria, Sindy, Sandy, dan Mulyadi sedang heboh-hebohnya karena penampakan siswi tanpa kepala berjalan di lorong-lorong kolidor sekolah. Dia juga sempat menampakan diri di toilet wanita, perpustakan, juga di Lab IPA.

Kata para saksi yang melihatnya secara langsung siswi itu menggunakan seragam sekolah sama persis dengan seragam siswi di sekolahan itu. tapi yang membedakannya adalah lambang kelasnya yaitu kelas IPA 3 sudah jelas-jelas bahwa kelas IPA hanya ada IPA 1 dan IPA 2 tidak ada IPA 3. "Sebenarnya siapa dia?"

Banyak yang menebak-menebak tentang masalah hantu itu. Tapi berbeda dengan Maria, Sindy, Sandy, dan Mulyadi. Karena bagi mereka itu adalah misteri yang harus di pecahkan.

Kring... Kring... Kring...

Bel istirahat berbunyi mereka ber-empat ke kantin untuk membicarakan masalah siswi tanpa kepala itu tapi beda dengan Mbul dia hanya sibuk makan.

"Kita harus memecahkan misteri ini. Aku rasa ada yang tidak beres dengan sekolah ini." kata Sandy.

Sindy : "Tapi bagaimana caranya?" sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Maria : "Aku ada ide. Gimana kalo kita menggunakan tubuh Mbul."

Mereka menatap Mbul yang lagi asik makan.

Mbul : "Kenapa kalian memberikan cobaan ini kepada aku kalian jahat!" dengan muka melasnya.

Sindy : "Emang harusnya siapa hah. Kan biasanya juga emang elu Mbul."

Mbul : "Ngga mau ahk kaga mau titik kaga pake koma!" sambil melipatkan tangannya.

Sandy : "Ya udah kalau Mbul tidak mau jangan di paksa. Tidak jadi deh traktir Mbul nya."

Mbul : "Eh mau deng mau."

Mbul emang gitu orangnya tidak bisa nolak yang namanya makanan akhirnya meraka pun menyusun rencana. Rencana yang mereka akan lakukan setelah pulang sekolah dengan kondisi benar-benar sudah tidak ada orang. Tempat yang akan mereka jadikan mediasi adalah kolidor.

Karena jika toilet Mbul tidak mau masuk katanya si bau. Sedangkan perpustakaan dan ruang Lab IPA itu di kunci. Jadi kita mengambil kolidor sekolah yang sering terlihat penampakan wujudnya.

Kring... Kring... Kring...

Sekarang waktunya mereka ber-empat beraksi bagaikan sudah ahli. Mereka menggunakan mediasi kertas. Ketika semua orang pulang sekolah mereka masih berada di kelas. Keadaan makin sepi dan akhirnya tinggal mereka ber-empat yang ada.
     
Mereka semua lalu langsung ke kolidor, duduk melingkar dan menaruh kertas di tengah-tengah tepatnya di hadapan Mbul. Sekarang saatnya Sindy yang mengambil ahli.

Sindy : "Tolong semuanya pegangan tangan. Ria dan Sandy tolong pegang pundak Mbul sedangkan Mbul pegang pulpen itu dengan dua tangan. Gw akan mulai panggil dia. Semuanya tolong memejamkan mata jangan ada yang buka sebelum gw bilang buka."

Semuanya mengikuti perintah Sindy. Tiba-tiba angin mulai bertiup lebih kencang udara serasa hangat tubuh kami semua sudah mulai berkeringat dingin kami semua sudah mulai merinding lagi pula hari sudah mulai gelap bangku-bangku di kolidor pun bergerak. Tapi kami masih bisa bertahan dengan posisi yang di perintahkan.

Sindy : "Dia sudah datang mendekat. Pertahankan posisi kalian."

Kami hanya bisa mendengar suara Sindy tanpa berani membuka mata. Tiba-tiba Sindy berteriak.

Sindy : "Masuk ketubuh teman kami dan katakan apa yang ingin kamu sampaikan kami akan membantu kamu agar bisa menjalankan tugas yang selanjutnya."

Petualangan Misteri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang