Carlo Dante menginjakkan kaki di atas lantai dingin ini untuk pertama kalinya. Rasanya hampir tidak mungkin mengingat perjuangan yang sudah sekian lama. Boarding pass mantap dalam genggaman, ia pun melenggang aman melewati para staf yang lalu lalang.
Masuk ke dalam kediamannya, salah satu kamar di Saturn Gallant, kapal induk luar angkasa buatan makhluk bumi. Detik itu Saturn terasa mengecil. Ia mencoba menutup kelopak mata dan merebahkan tubuh lelahnya ketika Shiva memberi sinyal hendak keluar. Dante pun mengalah.
"Anda memilih bunuh diri? Tempat ini tidak aman." Hanya itu yang dia ucapkan. Sesosok gadis brilliant berwujud program hologram buatan Dante yang telah lama menopang hidupnya, muncul dari gelang komunikasi yang dimodifikasi. Sekretaris pribadi, sahabat, penyelamat dan pengkalkulasi segala kondisi.Menekuk kedua tangan di belakang kepala, Dante menatap langit-langit. Bias masa lalu memenuhi pikirannya. Satu persatu raut wajah mereka terkenang. Mereka yang sempat mengenalnya, dekat dengannya, menghianatinya dan yang mati karenanya!
Keberadaannya di Saturn adalah setengah pelarian. Itu sebabnya Shiva begitu cerewet menyuruhnya angkat kaki.
"Kita tak punya rumah, Shiva. Dan aku lelah. Sangat...lelah." Desahnya, mengiringi lelap yang menyudahi kesadarannya.
***
Pukul 23.45 waktu Saturn, Space DJ muda itu menenteng tas punggung di pundaknya. Perlahan tangannya yang terbungkus sarung tangan hitam senada dengan kostum panggungnya membuka pintu Soundbuzzter Club.
Seseorang yang mengaku manajer menyambutnya penuh omelan."Jadi kau Space DJ baru, hah? Mereka bilang macam-macam tapi buktikan dulu kemampuanmu baru kontrak bicara. Ingat, ini pre-show ya!
No money!"Taktik.
Semua pebisnis pasti jual mahal kecuali jika mereka butuh. Namun bagi Dante bukan uang tujuannya. Dari dulu ia sudah kaya jika terbuai benda laknat itu.
Jajaran lampu sorot mengekspos dirinya. Tatkala ia hendak menjadi raja di belakang mixer dan turntable, sebelum sempat jemarinya menyentuh nada pertama, tiba-tiba belasan staf militer mengepung dan mengacungkan senjata, memaksanya turun.
Clubbers kaget dan segelintir meninggalkan klub untuk menghindari masalah sementara yang lain tetap tinggal menunggu penampilan DJ berikutnya. Mereka yakin semua aman saja.
"Turun!" Hardik salah satu dari mereka. Dante menurut, seraya menyambar ransel yang tadi ia bawa."Apa ini? Berikan!" Tentara lainnya merebut tasnya sebab khawatir berisi senjata. "Kau ikut kami. Kapten Skivanov menunggumu."
*Space DJ Carlo Dante : Sean O'Pry*
Ruang kerja sang kapten cukup mencekam. Bagaimana tidak? Di antara hingar bingar dan hiruk pikuk penduduk Saturn, cuma tempat ini saja yang lebih buruk dari penjara. Memang bersih, tapi terlalu luas untuk perabot sekedarnya macam meja dan dua kursi yang berseberangan saling berhadapan. Sedikit cahaya dan membosankan!
Orang macam apa yang betah berlama-lama berkutat dengan pekerjaannya di sini? Kapten lain pasti memilih anjungan super canggih dan mewah apalagi di kapal luar angkasa sekelas Saturn Gallant.
"Tinggalkan kami." ucapnya tegas.
Tak lama hanya mereka berdua di sana. Carlo Dante membalas tatapan Kapten Skivanov yang sedang membaca pikirannya. Sama sekali ia tidak takut, situasi ini sudah terbaca sejak ia memutuskan pindah ke Saturn Gallant. Di bumi ia dikenal sebagai penjahat dan itu membuatnya muak!
"Lihat, tak ada borgol. Artinya kau bisa bebas."
Permainan apalagi ini? Sungguh tawaran menggiurkan tapi dulu ia sering terjebak di lubang yang sama. Orang di depannya adalah manusia cerdas, terpilih di antara jutaan anak manusia untuk menyetir arah laju Saturn Gallant. Menerima atau menolak tawarannya sama-sama beresiko.
"Katakan apa maumu." Dante buka suara tanpa basa basi.
"Mantan anggota Lethal-X Academy seperti kau paling dicari. Di bumi kau bagai buruan anjing-anjing di sana. Namun aku ingin sesuatu darimu. Sesuatu yang akan kutukar dengan jaminan kebebasanmu." Kapten Skivanov menyorot mata Dante lebih dalam. "Buatkan aku senjata."
Penyiksaan secara halus. Yang jelas Kapten Skivanov lebih menginginkan senjata daripada nyawa seorang Carlo Dante. Itu membuat Dante berpikir hidupnya akan lebih singkat.
"Dan setelah itu? Kau akan membunuhku?"
"Kau tidak sedang menggali kuburmu sendiri, Dante. Kau adalah aset. Aku lebih percaya kau daripada daftar nama ilmuwan yang akan bekerja di laboratoriumku. Bagaimanapun, penjahat adalah lawan sempurna untuk para penjahat juga. Kau lebih tahu bagaimana mereka."
"Tak ada tipu muslihat. Ingat itu. Sekali seseorang membohongiku maka terpaksa aku mengotori tanganku lagi. Kuberitahu kau, aku benci melakukannya karena sudah saatnya aku berhenti." Dante tak lepas mengamati reaksi sang kapten. Pemimpin tertinggi Saturn Gallant itu tersenyum puas. Jujur, penuh perhitungan, namun ciri orang seperti inilah yang bakal disegani.
"Cukup instingmu yang bicara, Space DJ. Sangat aneh penjahat sepertimu mampu menghidupkan lantai klub dengan musikmu. Ditambah riwayatmu, kau hanya terjebak di tengah perang yang salah. Mereka memanfaatkanmu sebagai pion. Otak, skill, tenagamu akan lebih berharga bagi ras manusia yang cuma ingin hidup damai."
*Capt. Ivan Skivanov : Serge Henir*
"Penuhi syaratku. Aku butuh akses penuh ke semua fasilitas dan tanpa penjaga. Kau pasti dapatkan senjatamu."
Aneh, Kapten Skivanov tidak pikir-pikir apalagi menolak permintaannya. Sebesar itukah obsesinya memiliki senjata buatan Dante? Atau dia punya rencana lain? Benarkah dia serius menawarkan kebebasan yang selama ini cuma sebatas angan semu di pikiran Dante?
Tapi nalurinya selalu benar. Dan akan coba ia buktikan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SPACE DJ : The Beginning
Fiksi IlmiahKisah seorang Space DJ yang menjalani dua lakon kehidupan sekaligus : penghibur dan pembunuh dengan Dual Exchanger di tangannya dan Zeal Sang Roh Pedang yang bersemayam di punggungnya! Dua wanita hadir dalam kehidupannya, menambah konflik di hatinya...