2.1 Legilimens: You and Pocky

2.9K 529 176
                                    

Memikirkan Jung Sewoon semalaman membuat Jaehwan harus rela telat bangun tidur. Padahal, hari ini ada praktikum Ramuan pada jam pertama. Alhasil, ia berlari menyusuri koridor dengan rambut cokelatnya yang acak-acakan, jubah yang berkibar ditiup angin, serta dasi yang asal tersampir pada kerah kemejanya.

Ia sudah mengulas senyum lega begitu melihat persimpangan koridor yang akan mengantarkannya menuju kelas Ramuan yang akan dimulai lima belas menit lagi. Sayangnya, ia malah menabrak seseorang. Kertas perkamennya berhamburan, bahunya sakit, belum lagi pantatnya yang membentur permukaan lantai kastil. Double sial untuk hari ini. Jaehwan buru-buru merapikan perkamennya yang berantakan, ia tidak punya waktu untuk sekedar basa-basi kepada orang yang menabraknya.

"Ma-"

"Lain kali perhatikan jalanmu," Jaehwan mendongak, dan ia tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Di depannya ada objek yang setia berlarian dalam pikirannya semenjak beberapa hari yang lalu-Jung Sewoon, tentu saja bersama kakaknya, Jung Jaehyun. Ia baru saja akan minta maaf, tapi Jaehyun terlanjur mendesis, "Kaлна кръв-Kalna krûv."

Kening Jaehwan mengerut tak paham, sementara Sewoon sudah memekik dengan nada tak suka. "Perhatikan bicaramu, Hyung!" Baiklah, mungkin si Tuan Muda Jung sedang mengumpat kepadanya sekarang.

"Maaf jika saya menabrak Anda, Tuan Muda Jung yang terhormat," Jaehwan mengulum sebuah senyum di bibirnya, tapi auranya tidak ramah sama sekali, "-tapi seharusnya Anda tidak mengumpat dengan bahasa yang saya tidak pahami. Karena Anda tahu? Itu perbuatan seorang pengecut."

"Kau-" Rahang Jaehyun sudah mengerat penuh amarah, tapi Jaehwan sama sekali tidak terpancing. "Simpan saja niatan Anda untuk melemparkan kutukan Crucio, bahkan Avada Kedavra kepada saya. Anda tidak ingin membuat keributan dan membuat adik Anda ketakukan bukan?"

Senyum di bibir Jaehwan belum luntur, ia kemudian menepuk pundak Jaehyun dengan kasual. "Saya pamit kalau begitu. Lain kali, saya akan lebih berhati-hati. Maaf sekali lagi." Ia kemudian melangkah meninggalkan kedua kakak-beradik itu untuk menuju kelas Ramuan. Urusan dengan Jaehyun bisa diurus nanti, yang jelas ia tidak mau diusir dari kelas karena terlambat dan berakhir mengerjakan detensi.

"Kenapa mukamu ditekuk begitu?" Daniel, si Hufflepuff yang kebetulan berbagi bangku dan kelas hari ini otomatis bertanya begitu Jaehwan duduk di sampingnya dengan wajah kesal. Beruntung, Profesor Slughorn belum datang.

"Tadi aku menabrak para Jung dari Durmstrang saat aku berlari kemari."

"Jung yang mana? Dengar-dengar, kau sedang mengincar si bungsu ya?" Jaehwan mendengus mendengar perkataan Daniel. Dia pasti mendengar kabar seperti itu dari Yoon Jisung, yang sebelas-dua belas dengan Daehwi kalau soal berita up-to-date seputar murid Hogwarts.

"Kalau hanya bertemu si bungsu Jung sih, aku tidak akan seperti ini. Masalahnya tadi, ia bersama dengan salah satu kakaknya dan ia mengumpat dalam bahasa Bulgaria yang aku sendiri tidak tahu apa artinya." Daniel masih setia mendengarkan sembari menopang wajahnya dengan tangannya, "-tapi ku yakin ia menyebutku mudblood atau apapun itu karena Sewoon memekik terkejut setelah kakaknya mengumpat."

"Kasar sekali kalau sampai ia menyebutmu mudblood, Hwang Minhyun saja tidak pernah menyebutkan para muggle-born dengan sebutan sekeji itu." Jaehwan menghela napas pelan, ia mengedikkan bahu tak peduli, kemudian mengeluarkan buku dari dalam tasnya. "Ya sudahlah, mau disebut mudblood pun aku tak peduli. Masih beruntung kakaknya tidak mengutukku."

Obrolan mereka terpaksa berhenti ketika Profesor Slughorn sudah berdiri di depan kelas dengan perkamen yang berisi soal kuis sebelum praktikum.

※※※

[PD101-S2] Moon RoadWhere stories live. Discover now