Akhir pekan pun tiba- sebentar lagi Reo-sama akan kembali, sebentara lagi liburanku akan berakhir dan aku kembali sibuk dengan rutinas harianku. Namun sebelum itu, aku bermaksud untuk menemui Madam dan meminta maaf atas ketidaksopanan yang aku lakukan. Ia telah berbaik hati merawatku saat aku mabuk, sebagai gantinya aku malah berlaku tidak sopan.
Tapi apa yang harus aku lakukan...?
Apakah aku harus minta maaf seperti pria memperlakukan pria? Atau sebaliknya, seperti pria memperlakukan wanita?
Hanya berpikir saja tanpa melakukan usaha tidak akan mendapatkan solusi terbaik. Aku memutuskan untuk mencari bantuan lewat media internet. Di jaman yang serba canggih ini, adanya internet benar-benar membantu.
Aku mulai mengetikan kata tiap kata di search bar, tapi aku berhenti setelah kata-kata, 'cara terbaik meminta maaf pada...' Apa yang harus aku tuliskan? Laki-laki? Perempuan? Banci? Tidak, tidak, yang terakhir tidak masuk akal.
Tapi Jun, kenyataannya memang demikian-
Aku memilih 'perempuan' untuk melengkapi kalimat terakhir. Dan mulai memeriksa situs yang menawarkan ide bagaimana minta maaf dan membuat mood perempuan membaik. Hal yang mencengangkan adalah, membuat mood perempuan membaik tidaklah sesulit yang sering kali aku dengar.
"Baiklah, aku akan mulai menerapkannya."
Aku beranjak dari dudukku dan pergi mempersiapkan diriku hari ini.
.
.
.
.
.
Ping-pon! Ping-pon!
Pintu belakang bar pun terbuka, Madam muncul menyambutku. Seperti biasa ia belum berdandan menjadi wanita.
"Tch... aku pikir kau tidak akan kembali," ujarnya dengan wajah yang tampak tidak senang. Aku melangkah, satu langkah mundur ke belakang dan membungkukkan badan dalam-dalam. "Aku benar-benar minta maaf atas apa yang aku lakukan."
"E-Eh~~?"
"Setelah perlakuan baikmu, tidak seharusnya aku bertanya hal yang bodoh. Maafkan aku." Aku mengulangi permohonan maafku, badanku masih membungkuk di hadapan Madam.
"Haah...~~ aku tidak menyangka kau akan kembali dan minta maaf~~ padahal itu bukan sepenuhnya salahmu, aku yang menamparmu, kan?"
"Apa kau mau memaafkanku?" tanyaku, masih dengan badan membungkuk.
"Mana mungkin aku tidak memaafkan pria tampan~~ fufufu. Masuklah ke dalam, aku akan menuangkan teh untukmu~~ya?"
"Ah, sebenarnya aku ada keperluan lain."
Madam menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang. "Ara~ begitu kah? Kau tidak bisa mampir sekarang?" tanya Madam. Aku menganggukkan kepala dan menatapnya lekat-lekat, "A-Ada apa?" tanya Madam.
"Jika tidak keberatan... maukah kau makan siang bersamaku?" tanyaku. Menurut situs yang kubaca, mengajak perempuan pergi untuk makan adalah strategi paling baik, tentunya setelah minta maaf. Dengan mengajak mereka pergi, suasana hati mereka akan membaik.
"E-Eh? K-Kau mengajakku makan siang...?"
"Ya, jika kau tidak keberatan."
Madam balik menatapku lekat-lekat kemudian wajahnya mulai merona merah. "Ehem~! Aku tentu saja tidak keberatan loh~ hohoho. Tapi kau tidak keberatan untuk menungguku sebentar? Aku ingin dandan dan bersiap-siap!"
Aku menganggukkan kepalaku dan masuk ke dalam, menunggunya di bar sementara ia naik ke lantai atas dimana kamarnya berada. Aku telah melakukan reservasi di restoran mewah Italia, aku harap ia akan menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW HALF LOVE
RomanceJun Kitazawa memiliki cinta yang bertepuk sebelah tangan. Selama ia menyimpan perasaan itu, Jun tak pernah bisa bahagia sepenuhnya. Apa yang sebenarnya merupakan kebahagiaan sesungguhnya? Terus mencintai tanpa memiliki, atau membebaskan dirinya untu...