Author's POV
Tiba tiba bel rumah mereka berbunyi, Nitha bisa mendengarnya karena memang bel nya memakai pengeras suara yang terhubung ke semua ruangan di rumah itu. Nitha diam saja, dia berpikir bahwa cepat atau lambat maka pembantu nya akan segera membuka pintu itu, tetapi sudah 5 menit berlalu bel itu terlalu menggangu dan ia pun mengalah untuk membuka pintu
Saat ia membuka pintu, ternyata....****
"Dengan Ny. Nitha Patricia Veronica Christi apakah benar?" tanya seorang pria berseragam putih dengan logo burung di kantong bajunya dan di lengan bajunya"Ya" jawab Nitha.
"Ini ada paket untuk anda dari seseorang, mohon tanda tangan disini" kata si pria berseragam itu sambil menyerahkan kertas untuk ditandangani.Setelah Nitha menandatangani nya, si pria berseragam itu pun mengucapkan terimakasih dan pergi.
Nitha melihat paket itu dan disana tertera inisial si pengirim yaitu "N's.H". Nitha menghela napas pelan dan mulai membuka paket tersebut.Saat paket itu terbuka, bau busuk menguar keluar, Nitha menghela napas lagi sebelum ia menutup hidungnya dengan tangan.
"Bi!!" teriak Nitha. Selang 2 menit lalu pembantu rumahnya muncul ke hadapannnya
"Eh iya kenapa non? Maaf tadi saya harus membantu Pak Aris membersihkan kolam renang" tanya nya kepada Nitha.Pak Aris adalah pembersih halaman keluarga Nitha sejak Nitha masih kecil. Beliau merupakan orang kepercayaan ayah Nitha untuk menjaga dan mengurus rumah.
"Buang jauh jauh ya bi" jawab Nitha sambil menyerahkan paket yg berbau sangat busuk tersebut kepada pembantunya.
"Eh iya non" jawabnya sambil menutup hidung karena terganggu dengan bau menyengat yang menguar dari paket itu dan mengambilnya.
Alangkah terkejutnya sang bibi mengetahui bahwa isi dalam paket itu adalah foto Nitha yang dilumuri oleh darah dari 3 bangkai tikus yang berada di atasnya.
"I.. Ini darimana Non?" tanya bibi Nitha kepada Nitha
"Dari orang" jawab Nitha santai
"Emmh.. Maaf maksud saya dari siapa" tanya Bibi itu lagi dengan nada pelan, antara takut dan penasaran"Dari orang yg gamau saya hidup tenang bi" jawab Nitha pelan dan tersenyum tipis ke arah bibinya
"Eemm.. Baiklah non. Ma.. Maaf saya bertanya terlalu jauh" kata Bibinya, hati bibinya mengerti melihat senyum tipis Nitha.Karena senyum tipis itu berarti bahwa Nitha sudah ingin mengakhiri pembicaraan ini.
"Permisi non" kata Bibi itu sambil pergi membawa paket itu ke luar pagar rumah Nitha sampai hilang dari pandangan Nitha.
Lalu Nitha masuk ke dalam rumah dan pergi ke dapur untuk mengambil air putih untuk menyegarkan pikirannya.
Jujur hatinya sedikit sakit menerima paketan itu. Tapi yah mau bagaimana lagi sifat asli manusia yang tidak ingin melihat orang meraih apa yang tidak bisa diraihnya.
Ada rasa sakit dihatinya, seperti jarum yang menusuk lama kelamaan akan semakin dalam dalam dan dalam hingga hati itu hancur.
Yah, Nitha tidak tahu kapan itu akan hancur
Lalu Nitha kembali ke kamar nya serta merebahkan tubuhnya dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.Ia bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil novel, lalu kembali rebah di kamar nya lalu membacanya hingga ia terlelap.
Dan setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya******
Halooo... Pendek ya?
Sorry, kami bertiga lagi ditimpa sama banyak PRMaaf feeling nya belum kerasa karena kita bertiga baru baru ini buat wattpad
Kita pasti berusaha berbuat yang terbaik
Salam JEAND ❤

KAMU SEDANG MEMBACA
The Hurt Loves Me
Teen FictionSemua orang memandang gue sebelah mata, tersirat pasti dipikiran mereka bahwa gue seorang yang sangat SEMPURNA, yang tidak mempunyai beban, yang dicintai semua orang, yang dihormati dan dikagumi semua orang, semua orang rela bertukar tempat denganku...