Lalu Nitha pergi berjalan menuju kelas si cupu dan saat sampai ke kelas nya, ia melihat si cupu itu diejek dan direndahkkan oleh teman teman sekelasnya bahkan ada yang sampai memukulnya, menjambaknya dan bahkan merobek robek bukunya
Lalu ia mendekati meja si cupu, sontak semua mata siswa di kelas itu tertuju kepada Nitha. Semua orang kelihatan senang kalau kalau Nitha kembali membully si cupu, maka mereka juga akan membully nya tanpa takut dengan hukuman dari guru.Dan mungkin, berteman dengannya?
Si cupu mulai ketakutan melihat pemilik mata berwarna cokelat terang itu mendekati mejanya.
Si cupu lalu menundukkan kepalanya dan sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya
*****
Author POV
Si cupu melihat sepasang baju olahraga dan sebuah kacamata terletak di atas meja, tepat setelah dia menundukkan kepalanya
"Apa ini?" tanya si cupu takut takut.
Tetapi Nitha hanya diam dan pergi dari kelas itu tanpa melihat orang orang yang sudah berbisik bisik karena ulahnya tersebut. Aneh bukan? Setiap orang punya sisi baik maupun sisi buruknya.
"Lo baru darimana Nith?" tanya Della penasaran.
"Ia nih, kami nyariin daritadi" seru seorang cewek yang tak lain Beth.
"Kami nyari dikantin, dilapangan, diUKS, nemunya disin" seru Merry sambil memikirkan dimana aja mereka mencari Nitha.
"Hm" jawab Nitha singkat, padat dan jelas seperti biasanya. Walaupun teman-temannya berkomentar panjang dan lebar Nitha tetap menjawab seadanya.
Mereka bertiga serempak menggelengkan kepala lagi melihat tingkah temannya yang sangat sangat sangat irit bicara, ya bukan ini sifat Nitha yang dulu. Mereka penasaran bagaimana Nitha bisa seperti sekarang, gimana pula dia berbicara kepada pacarnya suatu saat nanti.
Mereka bergidik ngeri setelah memikirkan itu, mana mungkin ada yang tahan berlama-lama pacaran dengan dia."Oo yauda, siap ini kita kemana Nith?" tanya Beth.
"Pulang" jawab Nitha dengan nada tenang. Lalu semua menganggukkan kepala dan kemudian Nitha menelepon supirnya agar segera menjemputnya.
Selang 10 menit muncullah mobil Alphard putih yang mengkilap ke depan gerbang SMA Elit Pamungkas Jaya dimana tempat Nitha sedang menunggu jemputan.
"Gue luan" kata Nitha tanpa melirik teman-temannya.
"Bye bye Nithaa..." kata Della sambil melambai lambaikan tangannya ke mobil Nitha. Yang disertai pula Merry, dan Beth yang melakukan gerakan yang sama seperti Della. Tetapi Nitha hanya diam menatap teman-temannya yang melambaikan tangan dengan senang.Beginila Nitha setiap harinya, seperti tidak ada hal spesial yang mengisi hari-harinya
Sesampainya di rumah, Nitha langsung berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Kemudian melemparkan tas nya asal ke arah sofa hitam di kamarnya.
Kamarnya didominasi dengan warna hitam dan putih, benda benda yang berwarna putih di dalam kamarnya hanya dinding, lantai dan sprei kasurnya. Ukuran kamarnya hampir dapat dimasuki oleh 300 orang.Lalu Nitha langsung naik ketempat tidurnya, dan merenungkan apa saja yang akan dia lakukan jika ayah dan ibunya pulang.
"Mereka tidak akan pernah pulang" gumam Nitha sambil menghembuskan napasnya kasar.
Tiba tiba bel rumah mereka berbunyi, Nitha bisa mendengarnya karena memang bel nya memakai pengeras suara yang terhubung ke semua ruangan di rumah itu. Nitha diam saja, dia berpikir bahwa cepat atau lambat maka pembantu nya akan segera membuka pintu itu, tetapi sudah 5 menit berlalu bel itu terlalu menggangu dan ia pun mengalah untuk membuka pintu
Saat ia membuka pintu, ternyata....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hurt Loves Me
Novela JuvenilSemua orang memandang gue sebelah mata, tersirat pasti dipikiran mereka bahwa gue seorang yang sangat SEMPURNA, yang tidak mempunyai beban, yang dicintai semua orang, yang dihormati dan dikagumi semua orang, semua orang rela bertukar tempat denganku...