Ch.3

15 4 2
                                    

Teng tong-teng tong

Saat bel istirahat berbunyi, Kitsuna langsung berlari keluar kelas tanpa peduli tatapan merendahkan seisi kelas dan panggilan Hanawa.

"Hah, ini terulang lagi. Apa aku harus memberi mereka pelajaran agar tidak menghina dan memandangku rendah lagi... Hah..." Kitsuna bergumam sembari berlari menuju ke atap.

Brak (baca:anggap suara pintu dibanting ya)

"Sneze quoswhirne" Kitsuna memutuskan untuk memberi mereka sedikit pelajaran.

~Sementara itu di kelas~

Brak-brak-brak

Tiba-tiba jendela kelas XA membuka dan menutup sendiri berkali-kali dengan keras.

Langit sekitar sekolah menjadi gelap dan tiba-tiba suara gelegar petir mengagetkan mereka.

CTAAR

"A-apa yang terjadi?! Ini bukan kejadian normal!" Salah seorang mereka bersuara.

"Aku tahu, ini sihir. Tapi ini terlalu kuat, a-aku merasa berada di bawah tekanan sesuatu." Seorang murid berambut ungu muda tengah mengutarakan pemikirannya.

Hanawa hanya memandang keluar jendela, dan tiba-tiba tersentak oleh sesuatu. Ia pun segera berlari keluar kelas dan pergi ke puncak bangunan sekolah, atap.

Brak

Pintu dibanting dengan kedua kalinya.
Kali ini Hanawa yang telah membanting pintu atap.

"Kitsuna! Apa yang kau lakukan?! Hentikan sekarang juga! Apa kau tahu resiko menggunakan kekuatan sebesar itu pada tubuh dan sayapmu!" Hanawa membentak Kitsuna yang tengah memandang kosong langit.

"Untuk apa? Ini adalah balasan mereka tahu! Aku tidak peduli, lebih baik aku membalas sebelum aku dan sayapku sekarat karena kekuatan berlebih ini. Jadi, PERGI! SEBELUM AKU MENYAKITIMU JUGA!!!"

"Kitsuna..." Hanawa hanya bergumam lirih dan memandang Kitsuna dengan sendu.

Beberapa saat setelah suasana menegangkan itu, akhirnya suasana cerah dan terang kembali.

Dan,

Bruuk

Kitsuna jatuh terduduk. Ia menangis lirih.

"Maaf Hanawa, maaf. Aku dikuasai emosi hingga berbuat kasar padamu..." Kitsuna meminta maaf sambil menunduk dengan anak sungai dari mata yang mengalir deras.

Tap tap tap

"Tak apa Kitsuna, tak apa." Hanawa mendekati Kitsuna dan memeluknya dengan pelukan menenangkannya.

Dan waktu istirahat dilalui mereka berdua dengan, saling berpelukan diiringi tangis lirih Kitsuna.

TBC

Hai! Yumi membawa cerita sendiri dengan karakter OC yumi juga. Gimana? Tambah panjang nggak wordnya? Ini kerasa nggak feelnya? Maaf kalo masih gaje. Sebagai newbie saya mengharapkan kritik, saran, dan dukungan. Terima kasih telah membaca cerita yumi, khususnya untuk yang telah menvote. Vote dan comment diperlukan, bye-bye. 😘😘😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WING'S QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang