Part 6 - Tangisan

111 8 5
                                    

Ruang luas nuansa gelap yang hanya bercahayakan sinar bulan

Hanya terdengar isakan pilu seorang gadis.
Disinilah, Lucifer dan Angel berada.

Alice sedang menatap Lucifer lekat-lekat, buliran air matanya terus berjatuhan.
Membasahi wajah yang sangat jelas akan kesedihan yang dalam.
Lucifer hanya terdiam seusai pengungkapan perasaan Alice padanya.

" Maaf..maaf karna mencintaimu " lirih Angel.

"..."

Lucifer tak menyahut.
Ekspresi wajah datar selalu menjadi kharismanya.

Sunyi...

Sepi...

Isakan pilu...

Keheningan...

Semuanya bercampur satu di dalam balkon Lucifer.
Melingkupi suasana yang terasa mencekam.
Bahkan seekor jangkrik tak berani masuk dan bersuara mengusik kesunyian ruang tersebut.

" Pergi dari sini, sebelum aku mengusirmu secara kasar." Perintah Lucifer dengan mimik wajah tak merasa bersimpati sedikitpun.

" Ha...Kenapa? " ucap Angel tak percaya akan ucapan yang di katakan Lucifer padanya.

" kenapa? Apa ini hasilku setelah apa yang aku tempuh hanya untuk bertemu denganmu, apa ini caramu memperlakukan gadis yang mencintaimu?" Aliran air mata Angel pun semakin deras, menderai pipi seputih pualam.

" PERGI!! " Tegas Lucifer.

" Lucifer..." Lirih Angel dan kemudian berlari keluar menyusuri setiap lorong gelap tanpa arah.

" Inikah?? INIKAH??? Aku tahu kau kejam, tak berperasaan, tapi apakah tak bisa untukmu menjawab perasaan bodoh ini HA? " Teriak Angel, Air Mata tak berhenti menghujami dirinya.

Tiba-tiba!

Tubuhnya terjatuh, Pingsan..
Namun, seseorang telah menangkapnya, merangkulnya erat dengan mata berkilat merah, menatapnya tajam.

" merepotkan " Dengus Lucifer kemudian mengendong Angel Ala Pengantin menuju balkonnya.

Banyak pasang mata iblis menatap kaget tapi juga mereka tak lupa menunduk sejenak pada Lucifer, dengan tangan yang masih mengendong Angel.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sekitar 30 menit telah berlalu, Lucifer masih setia berdiri menghadap jendela raksasa balkonnya, menatap kosong pemandangan langit pada malam hari yang tampak tak di taburi bintang seperti biasanya.

Di dekat ranjangnya Angel masih belum sadar. Matanya masih tertutup menampakkan bulu mata lentik miliknya.

Namun, tak berselang lama. Sosoknya yang anggun membuka perlahan matanya.

Dirinya masih bingung, dimana dia. Namun seketika terjawab ketika matanya mendapati seorang lelaki berambut abu-abu berdiri tegap menghadap jendela.

Tak sadar, bibirnya tersungging tipis. Ia senang setelah mengetahui bahwa Lucifer masih peduli akan dirinya. Itu sudah cukup untuknya.

Ia kemudian beranjak turun dari ranjangnya dan berjalan menuju jendela di mana Lucifer masih berdiri di sana.

Tepat ia berhenti, ketika Lucifer menghadapkan tubuhnya membuat mata bermanik biru bertemu dengan mata berkilat merah

Sorry, partnya pendek!
Soalnya Authornya kekurangan ide😑
Bisa di bilang, gak punya ide.

Author sedang perlu bertapa untuk mencari petuah:v
Untuk berusaha melanjutkan mandat mulia, membuat cerita buat dibaca para readers😆

Don't forget to vote and comment

Jangan menjadi pembaca gelap, ok!♡

See You Next Time♡♡♡

5☆ vote for next part♡♡♡









Demons And AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang