Ff pertama yg sangat gaje dan abstrak dgn tokoh utama tenten. Mengingat berkurangnya ff yg ada tokoh satu ini, Anorbi tergerak untuk membuatnya😂
Bi pengarang amatir :v. Wajarlah ceritanya bikin bosen. Tapi cerita ini ASLI buatan otak saya
mau bac...
Inilahhh... Chapter bonus.. Votmen dong..! Dan buat yg ngebaca...tolong hargai usaha saya mengetik nih ff Dont be silent reader Btw di sini ga ada adegan kissyu2(bomat) Semoga sesuai harapan luramaya san Neeee..... Happy Reading😄
°•°•°•°
Saat ini Tenten, harus menuggui Lelaki yg menjabat sebagai wakil ketua osis ini selama setengah jam. Ia menatap wajah org itu dgn jengkel. Mereka berada dalam satu ruangan. Didominasi kesunyian, dan kekesalan yg mulai meradang di kepala gadis bercepol dua itu. Neji meminta Tenten untuk menemuinya di ruang osis untuk membahas hal penting. Tapi sampai setengah jam ini, dia tetap diam dan mengacuhkan setiap pertanyaan yg Tenten lontarkan. Tenten mulai berfikir betapa bodohnya dia menemui Neji dan menunggunya berbicara. Ingin rasanya dia menendang meja kerja Neji. Tapi dia berfikir dua kali sebelum memulai masalah dengan pemuda Hyuga satu ini.
Tenten berfikir dia sudah cukup sabar menghadapi Neji. Dan dia sudah bosan menunggu, akhirnya dia meraih tasnya dan beranjak untuk pergi dari ruangan itu. Namun Tenten terhenti karna Neji.
"Mau kemana kau..?"
"Bukan urusan mu" balas Tenten dengan ketus. Neji menghela nafas mendengar kalimat dari gadis yg dia klaim miliknya saat beberapa waktulalu. Neji berkata "Aku tau kau kesal, tapi tunggulah sebentar lagi aku selesai."
"Aku kesini untuk bicara hal penting seperti kata mu itu. Bukan untuk menunggui mu menyelesaikan pekerjaan." dengan emosi Tenten menjawab Neji.
"Kau pikir menunggu setengah jam itu mudah..?. Aku mulai bertanya-tanya apa kau masih waras..?, kenapa waktu itu kau bilang 'iya' saat Ino, dan Temari menyangka kita pacaran..?. Kalau kau ingin bersandiwara untuk menghindari fansgirl mu. Aku bukan orang yg tepat. Aku takkan pernah, dan takkan mau ikut dalam permainan mu...!!" Amarah Tenten meledak, dia menunjuk Neji dan menatap tajam.
"Oh..., kalau hubungan kita bukan sandiwara, kau pasti tidak keberatan kan...?" Neji menatap dia, membuat surut amarahnya. Tenten menggeram, dia tidak menjawab. Dan pergi dari sana, untuk menghindari tatapan memabukkan itu. Tak dapat ia pungkiri, sebenarnya dia menyukai Neji. Tapi gengsi seolah telah merajai, dia terlalu menjaga diri bahkan dari seorang Hyuga berkarisma itu.
'Kenapa sulit sekali menundukkan hati mu..?' batin Neji bergeming, kemudian ia menyusul Tenten. ° ° ° ° ° ° Tenten baru saja melewati gerbang sekolah, dengan wajah tertunduk. Dia meratapi diri, "kenapa Neji begitu?, kenapa aku harus suka padanya?, kenapa dia menyebalkan?"
'Tuk' Tenten menendang kerikil didekat kakinya. Dan dia masih menunduk, lalu melangkah gontai sampai akhirnya sepatunya bertemu dgn sepatu lain. Dia mengangkat wajahnya, untuk melihat siapa yg ada di depannya. Surai panjang itu Tatapan teduh itu Orang yang selama ini sering mengganggu pikirannya Entah kapan org ini ada di depannya, yg jelas Tenten benar-benar ingin pergi dari sana. Tapi dia seolah membeku, Tenten memalingkan wajahnya. Tangan orang itu menangkup wajah Tenten, memaksanya menatap wajah lelaki bermarga Hyuga itu.