5

70 4 0
                                    

"Kamu kenapa?" tanya Arkan dengan dingin dan rahang yang sudah mengeras karena menahan amarah saat melihat anak gadisnya dalam kondisi yang tidak baik.

Diva yang melihat papinya seperti itu hanya menundukkan kepalanya sambil menahan sakit yang berada di tangan kanannya.

Diva hanya diam seperti batu, saat ini seperti dirinya sedang masuk ke dalam dunia horor yang berada di dalam sebuah film bahkan lebih menyeramkan.

"Jawab Divara!" kata Arkan yang sudah sedikit meninggikan suaranya.

"I...i..itu Diva di....dice...gat" jawab Diva gugup yang masih menundukkan kepalanya.

Tiba-tiba Gita datang dan langsung memeluk Arkan.

"Udah ya sayang, kasian Diva. Dia lagi luka gitu" jelas Gita dengan nada lembut.

"Justru dia terluka, aku jadi begini!" jelas Arkan yang sedang mengeluarkan ponselnya.

Arkan menelpon seseorang, saat panggilan sudah tersambung

"Halo, cari siapa dalang yang melakukan itu kepada putri saya! Saya mau dia dibawa dalam keadaan hidup-hidup!" perintah Arkan dari telpon dengan nada yang tidak enak.

"Pa, Rio hapal platnya" kata Rio yang sedari tadi diam.

"Ha? Berapa?"

Rio pun menyebutkan no plat mobil yang digunakan oleh orang-orang tersebut.

Arkan nampak mengetik sesuatu di ponselnya lalu menaruh kembali ponsel tersebut ke dalam sakunya.

Diva? Dia sedang menahan rasa sakit yang saat ini semakin menjadi, dan menit kemudian Diva jatuh pingsan di tempat yang membuat semua orang khawatir.

⏩⏩⏩

Diva baru sadar setelah kurang lebih 3 jam lamanya ia pingsan.

Diva menatap ke sekelilingnya dan menyatukan kedua alisnya karena bingung, lalu tak lama dia kembali mengingat apa yang tadi telah terjadi.

Tiba-tiba pintu ruang rawat Diva terbuka yang menampilkan Kiyara yang memasang raut muka khawatirnya.

"Cucu oma gak papakan?" tanya Kiyara.

"Gak papa kok oma" jawab Diva.

Kiyara pun memasang senyumannya namun dalam sekejab ia mengganti raut wajahnya tersebut dengan raut wajah yang tidak bisa di artikan.

"Gak papa gimana? Jelas-jelas kamu itu kenapa-napa! Lihat nih lihat!" ucap Kiyara sambil menunjuk lengan Diva dan infus yang berisikan darah.

Diva hanya menunjukkan gigi-gigi putihnya.

Tiba-tiba pintu ruang rawat Diva pun kembali terbuka, betapa terkejutnya Diva saat melihat Dirga yang sedang menyeret seseorang yang tidak di kenal olehnya.

"Sekarang apa yang akan anda lakukan?" tanya Dirga dengan tenang namun terdapat sedikit nada amarah.

"Ma...maafkan saya nona, saya hanya disuruh oleh seseorang. Katanya di dalam mobil anda ada berkas yang berisikan kontrak perusahaan, jika saya bisa mengambil berkas tersebut maka saya akan mendapat setengah dari hasil" jelas orang tersebut.

"Berkas?" tanya Diva yang benar-benar tidak mengetahui maksud dari orang tersebut.

"Ah sepertinya oma tahu maksud dari orang ini" ujar Kiyara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIVARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang