2

1.1K 196 23
                                        


Arun

BTS fanfiction

Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit

:::

Arun

:::

Aku Jimin. Sebelumnya aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah universitas swasta. Sekarang aku hanya seorang pengangguran yang mengambil cuti kuliah di masa pemulihan setelah kecelakaan yang merenggut sebagian ingatanku.

Aku tinggal di rumah Taehyung. Dia yang merawatku. Pertama kali aku datang ke rumahnya, aku benar-benar seperti orang bodoh yang tak tahu apa-apa. Dia dengan sabar mengajariku melakukan berbagai hal yang aku lupa. Seperti caranya menggunakan alat makan, atau hal-hal sepele lainnya.

Dia juga secara berkala kembali ke apartemen sewaanku untuk mengambil pakaian dan barangku yang tetinggal di sana. Secara tak resmi, aku telah pindah ke rumahnya sebagai penghuni baru. Jika saja nenek Taehyung masih hidup, mungkin kami akan tinggal bertiga. Tapi beliau sudah meninggal.

Satu yang kusyukuri, aku masih bisa mengingat Taehyung dengan baik. Aku mengenalinya saat pertama kali aku membuka mata. Dia berkata bahwa dia memanggil namaku berkali-kali saat monitor detak jantungku hanya berdengung dan menampakkan garis hijau lurus yang tak putus. Aku kembali dalam genggaman tangannya, dengan dia yang menangis tersedu-sedan di hadapanku saat itu.

Mungkin memang banyak yang kulupakan, banyak sekali. Termasuk teman-teman dan lingkunganku. Ada beberapa yang hanya kuingat namanya saja, tapi tidak dengan rupa dan perawakannya, atau momen di mana aku pernah berkumpul dan menghabiskan waktu bersama mereka. Banyak sekali yang kulupakan. Perlahan tapi pasti, aku mencoba mengingat satu-persatu dari kepingan-kepingan ingatanku yang hilang. Aku mencoba menyusun puzzle yang rumit itu, dibantu oleh Taehyung yang tak pernah bosan bercerita padaku tiap malamnya. Seperti dongeng pengantar tidurku.

Aku memang merasa bersedih karena tak dapat mengingat banyak hal, tapi aku senang karena Taehyung ada di sisiku. Keberadaannya sudah cukup membuatku tenang.

Termasuk ketika dia berbaring di sampingku, di atas satu ranjang yang sama. Dan, kami akan memandang langit-langit kamar sementara dia bercerita. Mendengar suaranya membuatku merasa damai, pun ketika aku memeluknya. Itulah yang kusukai. Aku dapat tidur dengan lelap jika dia berada dalam pelukanku semalaman.

:::

Arun

:::

Suatu ketika, pagi-pagi, aku menemukannya sedang sibuk memasukkan berbagai macam wadah plastik berisi makanan ke dalam sebuah paperbag. Salah satu wadahnya baru dia tutup dan aku sempat mencium baunya. Aku kenal, namanya kimchi.

"Kau sedang apa?"

Dia sedikit berjengit terkejut ketika aku memeluknya dari belakang.

"Astaga, kau mengagetkanku."

"Maaf." Aku hanya terkekeh. Kutaruh daguku di bahunya dan kuintip apa yang sedang dia lakukan saat itu. "Mau diberikan pada siapa? Tetangga?"

"Bukan," katanya, setelah membiarkanku menunggu agak lama dalam diamnya. "untuk Yoongi."

"Yoongi?" Aku membeo.

"Ya, untuk Yoongi."

Aku berpikir. Aku merasa pernah mendengar nama itu. Satu di antara banyak nama yang berkelebat di otakku. Mungkin, dia salah satu teman yang ku lupakan. "Rasanya aku tahu nama itu, teman kita ya?" Jadi kukatakan saja padanya begitu, sesuai dengan apa yang aku pikirkan.

Arun [Minyoon/MinV ff]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang