" People fall in love without reason, without even wanting to. You can't predict it. That love. "•••
Di pagi hari yang cerah, pada suatu kamar yang bernuansa hitam pink. Terlihat seorang gadis yang masih asik menyelami alam mimpinya. Kemudian ia terbangun karena alarm yang sudah berbunyi sedari tadi.
Dengan langkah malasnya, Calista pun berjalan menuju kekamar mandi. Setelah sudah siap dengan seragam sekolahnya, ia pun menghampiri keluarganya yang sedang bersarapan di meja makan.
" morning "
" morning " saut keluarganya
" Calista, abis pulang sekolah atau nanti sore. Tolong carikan kado ulang tahun untuk Mario sepupu kamu ya. Mama mau ada arisan ."
" iya ma, kebetulan aku dan Tiara juga mau nyari novel di Mall Galeria. Tapi ma, aku harus beliin apa untuk anak seumuran itu?" yap Mario adalah balita yang baru berusia 3 tahun
" kamu belikan saja pakaian atau mainan laki - laki"
" oke ma, mana uang nya? Sekalian ojan nya" sambil menjulurkan tangan nya
" ojan? "
" ongkos jalan ma -,- "
" kamu itu, baru diminta tolongin segitu aja udah minta ongkos jalan. Apalagi kalau udah disuruh yang berat. Kamu pasti akan meminta yang lebih. " saut papanya
" papa ah, ga asik banget. Papa mama tau kan kalau kesana itu butuh bensin motor sama bensin perut"
" huuu, kakak itu namanya ga iklas nolongin mama" ucap adiknya
" diem lu bocah, udah ah aku mau pergi kesekolah dahh. " sambil menyalim papa dan mamanya
" kak tunggu, mama belum kasi uang nya" Calista pun berbalik dan mengambil uang dari mamanya
Calista pun pergi mengendarai motor kesekolah nya. Seperti biasa, Ia memarkirkan motornya diparkiran dekat kantin dan berjalan menuju kekelas. Sesampai dikelas, ia menyiapkan buku dan berbincang dengan para sahabat nya. Namun, ia mendengar ada yang memanggilnya dari arah pintu kelas.
" Bro, tolong panggilin yang namanya Calista. " ucap cowok yang meminta tolong
" Calistaaaaaaaa" teriak Jaya
" Apa sih? Apa? Heran gue kenapa orang - orang suka teriak panggil nama gue. " kesal Calista sambil menoleh kearah Jaya
" Dicari noh " ucap jaya sambil mencondongkan kepalanya ke cowok itu
" oh "
Calista pun menghampiri pria itu. Ya dia adalah Gavin, pria yang menabrak nya sehingga membuat vas bunga yang dibawa Calista pecah. Calista melihat Garvin yang sedang membawa vas bunga, yang kemungkinan vas itu untuk mengganti vas yang kemarin.
" hh ternyata dia bertanggung jawab dengan vas itu" kata Calista dalam hati sambil mengeluarkan smirik nya
" ada apa? "
" ini gue ganti vas lo "
" Heh angkuh sekali pria ini " ucap Calista dalam hati
" itu bukan vas milik gue, tapi vas milik kelas "
" iya itu magsud gue, nih ambil." ucap Gavin sambil memberikan vas bunga itu
" hm oke maka...... si" belum selesai berbicara, pria itu meninggalkan Calista seenak jidatnya
Calista menaruh vas bunga itu diatas meja guru lalu kembali kebangkunya.
" lis, ngapain si Gavin kasi vas bunga ke lo?" Tanya Ghea
" kemarin gue ditabrak sama dia, trus vas yang gue bawa pecah. Jadi dia bertanggung jawab mengganti vas itu. Tapi ya tu anak angkuh bener, trus sombong, dingin. Masa tadi gue belum selesai ngomong, udah ditinggalin kan kesel ya. "
" udah lah, setidak nya dia udah tanggung jawab "
" iya sih tapi ga gitu juga kali. Seumur umur gue baru liat cowok yang jenis begituan selain di novel. Biasanya juga cowo dideket gue selalu senyum dan suka bercanda, tapi dia beda cuk. Dia mukanya datar kaya tembok yang baru dilapisin no drop anti bocor."
" calm down ma friend, itu memang sifat dia. Udahlah jangan dipikirin, mending kita jawab lks bareng."
••••••
Sesuai janji ku, aku sekarang sedang menemani Tiara untuk mencari novel sekalian cari kado buat Mario. Disaat aku ingin mencari rak buku kpop, tidak sengaja aku melihat Gavin yang berada di samping rak kpop. Ia sedang membaca suatu buku yang mungkin itu adalah buku biografi seseorang.
Aku tidak berani mengusik nya karena dia sedang membaca buku itu dengan sangat serius sehingga sampai mengerutkan dahinya dan menggarukan kepalanya. Entah mengapa aku senang dan menganggap lucu melihat muka seorang Garvin yang datar itu menjadi lecek karena kebingungan. Aku ingin tetap disana untuk melihatnya. Namun Tiara merarik ku menuju ke kasir.
Kami pun pergi ketoko baju anak - anak. Kemudian aku membelikan beberapa baju untuk Mario dan membungkusnya dengan kertas kado berwana biru bergambar teddy bear.
Sepulang dari Mall Galeria, aku pun sudah berada dirumah dengan menenteng kado yang ada ditangan ku. Setelah itu aku masuk kedalam rumah tetapi tidak ada siapa. Jadi aku memutuskan untuk pergi kekamar.
Aku mengingat ingat apa saja yang sudah terjadi di hari ini. Namun yang paling aku ingat adalah pria bermuka datar, ya siapa lagi kalau bukan Gavin. Aku pun tersenyum sendiri ketika melihat perilaku, sikap Gavin. Dia tidak sama denga pria - pria yang aku kenal.
Dia menampilkan muka datar, sifat , perilaku yang menyebalkan kepada orang disekitar nya. Namun disaat yang lain dia tampak lucu ketika sedang sendiri apalagi sedang kebingungan.
"Hhh lucu juga tu cowok"
"Eits, ngapain gue mikirin tuh cowok? Ah gamungkin, masa iya gue suka sama pria yang bukan termasuk tipekal gue? Yang jelas-jelas tipekal gue itu hangat, lembut, ramah, humoris, baik ya pokoknya seperti ayah the triplets yang di kbs world dan yang terpenting calon suami gue adalah cowo korea."" argghhh gagaga hal itu ga mungkin terjadi" sambil menendang dan menutup mukanya dengan bantal
" tapii ... Orang bilang""Seperti apa pun standart kamu tentang calon pasangan, akan kalah jika jatuh tanpa alasan."
"Arghhhhh mending gue tidur"
•••
Hallo i'm back,
Jangan lupa vote, comment, share ya!!
Karena 1 tanggapan dari kalian sangat berarti buat aku eak😚😜😅Btw disiderin ga enak loh, apalagi pas disiderin di grup ughh
Bagi yang penasaran sama kelanjutan cerita ini, ayo tambahin cerita ini di perpustakaan wp kamu terutama untuk para jomblo atau seseorang yang suka diam" sama doinya hehe
Thx🙏
YOU ARE READING
Love Secretly
Novela JuvenilDo you know? Aku menatap, mengawasi mu, melirikmu, menunggu mu, aku tersenyum ketika melihatmu, memperhatikan segala kegiatanmu, memberikan mu sebuah sinyal, namun semua kulakukan dari jauh. Yah aku memberi mu seperti itu, karena...