Hari ini ibu, ayah, dan adikku ingin keluar kota dengan alasan ingin berlibur. Namun yang aku heran mereka tidak memperbolehkan aku ikut dengan alsan ini untuk kebaikan ku.
Padahal jika mereka ingin pergi jauh mereka selalu mengjakku apalgi liburan, tapi kenapa mereka melarangku ikut?.
Ibu dan ayah hari ini mengantarku kesekolah naik mobil. Tidak seperti biasa ayah dan ibu memerhatikanku, mereka juga menasihatiku agar aku rajin belajar agar bisa melanjutkan sekolah dikorea dan untuk pertama kalinya mereka mendukung mimpi konyolku.
Aku merasa sangat aneh tapi aku coba memahami orang tuaku, tapi perasaanku menjadi tidak enak.
Aku masih saja memirkan tentang keluargaku yang hari ini sangat aneh. Entah kenapa perasaanku tak pernah sekhawatir ini. Apalagi mendengarkan kata kata ibu
"kamu harus bisa hidup sendiri bagaimana kalau ibu sudah gak mendampingimu, sepertinya dalam perkataan ibu ini penuh makna.
Aku berjalan menuju kelas dengan melamun memikirkan perkataan dan sikap orang tuaku.
Aku sudah sampai di kelas lalu aku duduk, tapi aku masih saja melamun.
Brrraakkk!!!, suara gebrakan meja membuatku bangun dan membuatku bangun dari lamunanku.
Ternyata itu beni teman sekelasku yang usilnya minta ampun. "Kamu kenapa des?", tanya beni. Lalu aku menjelaskan semuanya. "Mungkin orangtuamu akan...". "jangan bicara sembarangan ya ben, aku mau masih besama orangtua dan adikku!", ujarku sambil marah."maaf tapi aku tidak bermaksud".
Beni yang duduk diatas meja tidak sadar bahwa pak kepala sekolah sudah masuk dan akan mengajar, karna dia masih duduk diatas meja saat pak kepala sekolah datang akhirnya beni tidak mengikuti pelajaran dan dihukum untuk keliling lapangan dan berteriak "saya tidak akan duduk diatas meja lagi".
Aku tertawa dalam hati betapa lucunya ekspresi beni saat dimarahi pak kepala sekolah. Walaupun beni meyebalkan sebenarnya dia lucu dan sangat baik.
Bahkan banyak cewek cewek yang naksir pada beni, tapi beni hanya memberi harapan palsu pada wanita yang menyukai dirinya.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Waktunya kau pulang ke rumah dan berbaring.
Tapi tiba tiba "DrrrtttDrrrt", HP ku bergetar. lalu kuambil hp di tasku lalu kujawab, "halo?". Terdengar jawaban "iya mba maaf kami dari kepolisian apakh benar mba anaknya pak wijaya?.
"iyaa, itu ayah saya ada apa ya pak?. " iya kami ingin memberi kabar bahwa orangtua dan adik anda telah meninggal dunia karna kecelakaan", jenazah sudah berada di rumah sakit utama di tangerang".
Rasa kaget, sedih, kecewa, dan lainnya tercampur aduk membuatku lemas seketika. Aku terjatuh duduk karna sangat shock dengan kabar itu.
Terlihat beni dibelakangku, melihatku jatuh beni langsung menghampiri dan mengambil hp ku. "haloo mba apa mba masih disana?". "halo iya pak ada pak sampai teman saya terlihat shock?". "orang tua teman anda meninggal dan jenazahnya sudah berada di rumah sakit utama di tangerang dan kami sudah mengabari kakak laki lakinya"."
"Oh iya terimakasih pak atas informasinya", jawab beni. Beni langsung memelukku dan dia membawaku kemobilnya. Aku masih saja terdiam karna kau masih shock dengan kenyataan ini.
Ternyata perkataan ibuku benar dia benar benar akan meninggalkanku sendirian.
Beni membawaku kerumah sakit utama di tangerang, tempat dimana ada jenazah keluargaku.
Aku dan beni pergi ke kamar mayat terlihat seorang laki laki muda tengah memeluk jenazah perempuan dan ternyata laki laki itu kakakku dan jenazah yang dipeluk kakaku tu adalah ibuku.
Air mataku mengucur semakin deras tak terasa ibu, ayah dan adikku meninggalkan ku begitu saja.
Teringat semua tentang aku yang belum bisa merawat diri ibu yang selalu mengajariku.
Ingat dimana aku selalu belajar bersama ayah, belajar tentang apa itu kehidupan.
Dan teringat akan kenakalanku kepada adikku dan kenakalan adikku padaku.
Pernah sekali aku marah karna ayah dan ibu terlalu membela reno adikku.
Bahkan aku pernah berkata aku tidak mau bertemu dengan mereka lagi, dan sekarang perkataanku yang tidak di sengaja ini menjadi kenyataan.Jenazah orangtuaku dan adikku sudah dikuburkan dengan layak.
Sekarang aku benar benar merasa kesepian sendiri tanpa teriakkan ibuku. Sendiri tak bisa mngusili adikku.
Aku benar benar berduka akan ini. Kadang tak terasa air mata ini mengalir begitu saja. Sudah berminggu minggu kulewati hari yang suram dan pada akhirnya kakakku mengajakku ke korea.
Karna dia masih mempunyai kontrak disana dan dia tidak bisa meninggalkanku sendirian seperti ini.
Iya aku memang sangat menginginkan hal itu tapi aku masih terbawa suasana akan rumah ini.
Tapi aku memaksakan diri untuk bangkit dan hidup seperti biasanya. Teringat kata ayah jika aku terpuruk dalam kegelapan janganlah kamu berdiam diri cobalah cari sesuatu yang dapat menuntunmu menuju cahaya.
Dan aku sedang berusaha melakukan apa yang ayahku katakan.
Dan dengan jalan aku harus ikut bersama kakakku mencari nuansa baru agar aku tidak terpuruk dalam kondisi ini.
Beberapa minggu setelah orang tua dan adikku meninggal aku pindah ke korea.
Di korea aku tinggal dirumah kecil bersama kakakku. Untuk beberapa hari aku belum bersekolah karna butuh waktu untuk menyesuaikan diri disini.
Cheongsando itu nama desa di korea tempat aku tinggal. Cuaca disini begitu dingin dan segar tak pernah kurasakan udara sesegar ini.
Aku berjalan mengelilingi desa itu sejenak, dan pastinya tidak terlalu jauh dari rumah.
Aku mencoba beradaptasi dengan lingkungan baru dan mencoba memahami bahasa mereka.
Iya kini aku sudah memenuhi satu mimpiku yaitu pergi ke korea tapi aku juga harus kehilangan satu hartaku yaitu KELUARGAKU.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Really?
FanfictionMENCINTAI SESEORANG YANG TIDAK NYATA MEMANG MENYENANGKAN TAPI KITA JUGA HARUS MENANGGUNG RASA SAKIT ITU BERGANDA GANDA