"Tolong aku...."
Terdengar rintihan seorang gadis yang berasal dari dalam hutan sekitar istana.
Dua pria berkuda yang mendengar suara tersebut memacu kuda mereka untuk mendekati hutan. Sinar matahari yang masih terang terlihat samar didalam kegelapan hutan. Membuat kuda mereka meringkik ketakutan mendekatinya.
"Hei, tenanglah kawan. Kau kuda yang baik.", seorang dari antara mereka turun dari kuda yang ditungganginya dan menenangkannya.
"Lebih baik kita mencari sumber suara tersebut.", pria yang lain ikut turun dan segera memasuki hutan.
"Tunggu aku,"-ia membuat simpul tali penunggang pada pohon- "sebentar saja."
Dua pria itu lalu menelusuri hutan yang rimbun dengan pepohonan. Terus menelusurinya hingga akhirnya berhenti.
Didepan mereka, tergeletak seorang gadis. Sekujur tubuhnya penuh dengan bercak darah. Baju yang dikenakannya sobek dibeberapa bagian.
"Apakah ini gadis yang tadi meminta tolong? Dia tampak tidak sadar dengan keberadaan kita."
"Sepertinya iya, ayo bantu aku, berikan mantelmu. Mungkin dia kelelahan."
"Uuh... si-siapa ka-kalian? To-tolong jangan sakiti aku...", gadis itu merintih, mengeluarkan tenaganya yang tersisa untuk mendongak.
"Tidak, kami tidak akan menyakitimu.", pria yang melepas mantelnya mengulurkan tangannya untuk membantu gadis itu berdiri dan memberikan mantelnya untuk menghangatkan tubuh dingin gadis tersebut.
"Sepertinya dia tidak mempunyai tenaga lagi untuk berjalan, salah satu dari kita harus membawanya."
"Biar aku saja, huh, lagipula mana mau kau membawanya. Nanti kau malah mengeluh karena keberatan kan?"
"Heiii bukan seperti itu..."
"Jangan mengelak kau. Aku tahu maksud tersembunyimu. Dasar tangan kawat.", ia langsung mengangkat tubuh gadis tersebut, menggendongnya.
"Hei, dia sama sekali tidak berat, ini terlalu ringan."
"Dasar sombong, mana mungkin ada gadis dikerajaan kita sekarang yang "terlalu" ringan?"
"Kalau begitu, kau mau mencoba mengangkatnya?"
"Aku tidak bisa, aku takut menjatuhkannya."
"Lihatkan? Kau selalu punya alasan."
"Kau tahu apa? Sebenarnya dia terlihat cantik."
"Ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal itu, Henry."
Kedua pria tersebut akhirnya membawa gadis tersebut kembali ke istana. Memacu kuda mereka perlahan supaya tidak membangunkan gadis yang tengah tertidur dipunggung salah satu dari mereka.
----------------------------------------
"Uuhh... dimana aku? Kenapa kepalaku terasa sangat pusing?"
Gadis itu duduk diatas tempat tidur. Rambutnya yang panjang dan bergelombang jatuh dibelakangnya. Ia memegangi kepalanya.
"Nona, akhirnya anda sudah sadar.", seorang pelayan wanita yang duduk disampingnya sedikit terkejut.
"Dimana aku?"
"Anda sedang berada di salah satu ruang kastil, Nona."
"Kerajaan mana?"
"Anda tidak berasal dari sini ya, Nona? Ini adalah Kerajaan Getzburgh."
Tiba-tiba seorang pria datang melalui pintu ruangan yang tadinya tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooming Sparks
Teen Fiction"Aku belum pernah bertemu manusia seaneh dia. Selalu saja berganti-ganti emosi setiap hari, sama sekali tidak konsisten. Kamu adalah manusia pertama yang paling tak bisa kumengerti. Aku tidak ingin mendekatinya." -Raff "Belum pernah aku melihat sese...