Kau tahu?
Terkadang bintang yang bersinar terang tak selamanya ada disana.
Ketika siang telah tiba, bintang itu seakan lenyap.
Bukan karena dia dikalahkan oleh sinar mentari, tetapi karena sejatinya dia mengalah kepada mentari._________________________________
"HAYOOOO...."
Teriakan cempreng dari arah belakang mengagetkanku.
Mesti ini anak lagi... hih... bisa ga sih aku liatin dia dengan tenang. Mengesalkan ni bocah lama-lama.
"Napa sih?" aku mendengus kesal, "bisa ngga kamu sehari aja biarin aku bahagia?"
"Lho? Katanya kalo ga ada aku kamu jadi kesepian?" Tanyanya dengan muka polos tanpa rasa bersalah.
Sumpah greget ni muka anak kepengen aku tabok.
"Kata siapa?? Emang aku pernah bilang gitu?" Jawabku dingin. Tetap dengan pandangan mengarah ke arah luar jendela kelas.
Yah... yah... duh... jangan pergi lah...
Aku kecewa karena siswa yang sejak tadi aku perhatikan pergi dengan temannya. Ia menghilang dari pandanganku.
"Sab, sekali lagi kamu ganggu aku lagi liatin dia. Kita putuss!" Sengaja aku bilang dengan wajah marah ke Sabrina.
"Apaan sih? Pake kata putus segala... geli tau gak? Lagian kamu udah ngerjain pr? Aku dateng mau ngajak ngerjain jugak. Huh." Sabrina berjalan menjauh menuju mejanya.
Eh... malah yang marah ni anak.
"Lanjutin liatin Raza gih. Aku mau ngerjain tugas. Ntar kalau kamu butuh, sorry. I say NO."
"Eehh... iya-iya... maafkan daku Sabrina. Sahabat tercantik, terbaik, terimut, terpintarku."
Geli sebenernya, tapi apalah biar dia ga marah.
"Iya, aku maafin. Cepetan kesini."
Raut wajah Sabrina yang awalnya sedikit muram kini berangsur-angsur menghilang lalu terganti dengan senyum cerahnya. Melihat itu, aku menjadi sedikit lega.
KRIIINGGG...KRINGGGG...KRINGGGG....
Bel sekolah berbunyi tanda pelajaran telah usai. Semua siswa berhamburan keluar dari kelas setelah selesai menyanyikan lagu daerah. Di dalam kelas hanya tersisa dua siswi. Aku dan Sabrina yang masih sibuk dengan tugas kelompok kami.
"Sab, gimana kalo kita lanjutin hari Minggu aja? Aku males banget kalo harus dikerjain disekolah. Mending kita ngerjain di Starbucks aja deh..."
"Tapi aku lagi bobrok nih.. daripada disitu mending di tempat wisata deket rumahku deh."
"Oke, nanti kamu on ya? Jadi aku bisa tanya dimana tempatnya."
"Siip..."
Aku beranjak menuju tempat dudukku dan membereskan alat tulis, memasukkannya kedalam tas. Sabrina langsung mematikan notebook kecilnya setelah selesai menyimpan tugas bagiannya. Kami keluar menuju halaman sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooming Sparks
Teen Fiction"Aku belum pernah bertemu manusia seaneh dia. Selalu saja berganti-ganti emosi setiap hari, sama sekali tidak konsisten. Kamu adalah manusia pertama yang paling tak bisa kumengerti. Aku tidak ingin mendekatinya." -Raff "Belum pernah aku melihat sese...