#Bayangan Kucing (Revisi)

17.1K 661 21
                                    

Cerita kali ini tentang kejadian yang gue alami beberapa hari yang lalu di kantor tempat gue magang.

Jadi gini, siang itu kantor gue lagi mati lampu, jadi kita-kita anak magang ngumpul di ruang arsip buat makan siang.

Pertama, belum terlalu ramai. Di dalam cuma ada gue sama Farah. Ngobrol sampai ketawa-ketawa, tiba-tiba Kakak Pembimbing kita masuk, kita kaget dan langsung diam.

"Kenapa, Kak?" Tanya Farah.

"Nando mana?" Tanya Kakak itu balik. Dia mencari teman cowok gue yang juga anak magang disini.

"Nando? Dia kan lagi pergi kak?" jawab gue bingung.

"Iya, kan dia udah pamit tadi sama kakak. Aneh banget sih kakak." Ujar Farah yang kalo ngomong ceplas-ceplos gitu aja.

"Iya, kakak ingat, tapi tadi kakak denger suara cowok dari luar. Makanya kakak masuk, kakak kira ada Nando."

Gue sama Farah tertegun, suara cowok? Jelas-jelas kita yang dalam ruangan ini tidak mendengar apa-apa.

"Alah .. kakak cuma mau nakutin kita kan .." ujar gue.

"Terserah kalian mau bilang apa, kakak keluar aja deh."

Setelah kakak itu keluar, gue sama Farah berpandangan.

"Seperti yang gue bilang," ucap Farah.

Sebelumnya Farah ceria ke gue kalo diruangan ini ada yang gak beres, tapi ya dia juga udah biasa sama hal gituan. Lagian gak terlalu seram, katanya.

Iya, bagi dia gak serem. Lah bagi gue?

Sesudah kejadian itu, kita jadi tidak takut lagi karena semua temen-temen udah ngumpul disini.

Sambil makan, lagi asik-asiknya kita bercanda eh tiba-tiba ada suara kucing dari belakang.

"Kalian denger gak?" Tanya Dera. Semuanya mengangguk.

"Jangan parnoan deh Der, kan memang ada kucing dari semalem." Balas Farah santai.

Gue yang notabenenya pecinta kucing malah seneng, dengan berani gue ngintip ke bagian belakang ruangan.

Mm, gini ya .. ruang arsip itu penuh dengan lemari tempat menyimpan dokumen-dokumen gitu jadi jatuhnya keadaan di dalam ruangan itu jadi kayak lorong-lorong gitu.

Gue ambil hp gue buat dijadikan senter, karena jujur di belakang itu gelap banget karena tidak ada jendela satu pun.

"Cing .. miaow .." panggil gue ke buat mancing tuh kucing keluar.

Gue liat sekeliling, tunggu! Itu dia, gue liat tuh kucing tapi cuma kepalanya doang. Gue mendekat dia malah lari menghilang.

Dengan rasa penasaran gue ikutin kemana kucing itu pergi, kucing itu belok dan menuju lantai atas atau lebih tepatnya gudang arsip. Gue sedikit takut, tapi rasa penasaran gue lebih besar daripada rasa takut gue.

Yah, dengan berbekal senter hp gue naik keatas.

Dalam kegelapan, langkah demi langkah gue di tangga terdengar sendiri. But, ada yang aneh, nafas gue tertahan karena jujur, gue denger langkah kaki yang lain. Jelas-jelas gue diam, kok masih ada langkah kaki?

Dengan sisa keberanian gue coba menoleh kebelakang.

"Baa!!" teriak Farah dengan sinar senter dari bawah wajahnya. Jantung gue kaget tapi untung tidak dengan tubuh gue.

"Yah.. kok lo gak kaget sih." Keluh Farah sebal.

Gue cuma bisa nyengir, untung aja tubuh gue gak sekaget jantung gue.

"Hmm .. lo ngapain ikutin gue?"

"Karena ini terlalu bahaya buat lo sendiri." Jawab Farah, dia kemudian menarik tangan gue,

"Yuk."

Sesampainya diatas, memang sih ruangannya terang karena banyak jendela tapi gue merasa panas, panasnya itu bukan karena ac mati gara-gara mati lampu tapi panas yang tidak bisa gue jelasin, auranya terasa banget kalo gue bilang.

"Lo ngerasain, kan?" Tanya Farah tiba-tiba.

"Apa?"

"Panasnya. Beda."

"Lo ada ngeliat sesuatu, Far?"

"Mau jawaban boongan apa beneran?"

"Boongan."

Farah tersenyum, "Gue gak liat apa-apa kok."

Itu artinya.

"Udah ah kita turun." Ajak gue pada Farah setelah lelah berkeliling mencari kucing yang tak kunjung kami temukan. Terlebih, perkataan Farah tadi.

Farah mengangguk, "Sebenarnya kita gak perlu cari tuh kucing." Gumam Farah.

"Emang kenapa?"

"Gak ada apa-apa kok, yuk kita turun," Balas Farah kemudian tersenyum.

Setelah kami kembali, Dera langsung nanya dengar seribu pertanyaan "Gimana ketemu kucingnya? Lo gak takut diatas? Gimana perasaan lo? Kucingnya mana?"

Belum sempat gue mau jawab tiba-tiba suara kucing itu terdengar kembali. Dengan rasa kesal gue kembali kebelakang, tapi Farah sempat nahan tangan gue.

Kemudian dia berbisik, "Kucing itu gak ada bayangannya, Lisa."

Hantu Kos-Kosan (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang