Chapter 1

229 10 0
                                    

Vanya merasa lelah setelah seharian bersekolah. Ditaruhnya tas berwarna biru bergaris garis merah itu ke kasur. Lalu dia merebahkan tubuhnya dan mengambil handphone dari kantong roknya.
"Nak, ganti bajumu lalu turun ke bawah untuk makan siang!" terdengar teriakan mama Vanya dari lantai bawah.
"Iya maa.." segera Vanya mengganti bajunya dan menuju meja makan.

"Gimana kak? Sekolah barunya enak?" tanya mamanya sambil menyodorkan piring untuk Vanya "Enak kok mah, aku udah punya teman baru, mereka baik banget"
"Syukurlah kalo gitu, semoga kamu betah disini ya" ucap mamanya.

Malamnya, Vanya mendapat pesan dari Kayra.
Kayra : Van, nanti kamu mau ikut ekskul apa?
Vanya : Kayanya PMR deh kay, mamaku juga bilang suruh ikut PMR. Kalo kamu ikut apa?
Kayra : Aku dari kelas X ikut paskibra van. Berjuanglah di PMR yaa!
Vanya : Iya makasih kay. Eh udah dulu ya gue disuruh tidur nih. Good night kay.
Kayra : Good night too van. I love you.
Vanya : Kayra lebay deh. Udah ah. Bye..

****

"Pagi.."ucap Kaya membuka percakapan dipagi ini. "Pagi juga.."Vanya membalas ucapan Kayra. "Oh iya van. Lo udah daftar belum? Katanya mau masuk PMR." tanya Kayra.

"Belum, anterin gue daftar yuk. Gue gak tau ruangannya dimana" Vanya menarik tangan Kayra dan berjalan menuju ruang UKS.

"Kyaaaa... Kak Nico ganteng bangett" teriak perempuan yang memandangi Nico sedang main basket.

Sontak Vanya terkejut dan sedikit heran. Sekeren apa Kak Nico itu sampai semua perempuan memandangi nya?

Padahal Vanya ingin bertanya pada Kayra, namun keinginannya sudah lenyap. Dia tahu kalau Kayra mungkin menjawabnya dengan lebay karena Kayra sendiri termasuk penggemar Kak Nico.

***


Berminggu minggu berlalu. Vanya sudah mulai terbiasa dengan sekolahnya. Dia sudah akrab dengan teman-temanya. Apalagi Kayra, Hana, dan Elvira. Mereka seperti ban mobil yang tidak bisa dipisahkan.

"Kay, lo hari ini ada acara gak? Ke mall yuk"Elvira berbisik pada Kayra yang duduk dibelakangnya. "Sorry banget Vir, gue ada acara keluarga" jawab Kayra. "Kalo lo Van?"
"Ah maaf gue juga gak bisa, gue kan ada ekskul hari ini" ucap Vanya menolak.

"Yaudah deh, gue sama Hana aja, lo mau kan han?" Elvira menepuk pundak Hana. "Ya mau aja sih, tapi gue ditraktir makan ya, hehe" Hana memang suka makan. Pikirannya selalu saja tentang makanan. Itulah yang menjadi penyebab badan hana sedikit gemuk dengan pipinya yang chuby.

"Iya deh gue traktir makan"
Bel pulang pun berbunyi. Semua siswa berjalan menuju gerbang. Karena saat pulang adalah saat yang paling dinanti oleh siswa.
"Van, gue duluan ya. Semangat latihannya" Kayra menyemangati Vanya yang hendak mengambil tasnya."
"Iya makasih kay, lo juga ati-ati ya" lalu Vanya menghampiri Indri, teman sekelasnya yang juga ikut ekskul PMR untuk ganti baju bersama.

2 jam berlalu. Semua anggota PMR sudah dibolehkan untuk pulang. Namun tidak dengan Vanya dan Indri, karena besok adalah giliran mereka piket. Jadi, mereka harus mengecek semua barang yang ada di UKS sebelum pulang.

"Van, duluan ya. Gue udah dijemput nih. Jangan lupa kunci pintunya ya" ucap Indri seraya melambaikan tangannya. "Iya ndri, ati-ati ya"

Setelah mengunci pintu, Vanya pun berjalan menuju Halte menunggu jemputan ayahnya. Vanya melirik ke jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 5 sore. Tidak lama kemudian, hujan mengguyur jalanan di sekitar. Vanya bingung bagaimana dia pulang? Dia sudah menunggu selama 15 menit tapi ayahnya belum juga sampai.

Pejuang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang