Karya: cholifarrohman
" Bangun pemudi pemuda Indonesia "
Ini adalah ceritaku, yang mana aku sangat berharap dapat memberikan segala yang terbaik untuk semua orang yang aku sayangi terutama adik perempuanku. Sudah 4 bulan yang lalu, tepatnya awal Februari ibuku meninggalkan rumah saat aku masih merantau di Ibu Kota. Ibuku meninggalkanku dan juga adik perempuanku yang masih berusia 13 tahun. Terpukul dan amat sangat depresi dengan segala masalah keluarga yang kian mencekik kepalaku erat. Terkadang pikiranku terasa tertimpa gunung, namun yang tetap membuatku tegar hingga detik ini adalah adikku.Namaku Tomy Nathan Prasetya, atau teman - teman kerjaku memanggilku Tommy. Usiaku 20 tahun dan aku bekerja di Jakarta sesuai dengan bidangku saat masa sekolah SMK dulu. Dan adikku bernama Putri Nathan Larasati , berumur 13 tahun dan masih kelas 6 SD. Duniaku telah hancur sebagai seorang anak, masih sedikit teringat saat - saat aku merasa sangat terpuruk dengan perceraian yang terjadi di keluargaku dan ibuku yang memutuskan untuk pergi dari rumah. Dan 2 bulan setelah ibuku pergi dari rumah dan adikku hanya dengan bapak, membuat aku memutuskan untuk pulang ke kampung halaman.
Pukul 06.21 pagi, aku sampai di Stasiun Lempuyangan dengan membawa 1 koper, 1 tas, dan 1 kantong plastik. Hari itu aku memantapkan untuk mencari nafkah di kampung halamanku, Yogyakarta. Aku dijemput oleh kakak sepupuku dan suaminya menggunakan mobil miliknya, karena keluargaku sendiri juga tak ada kendaraan untuk menjemputku.
" Udah sampai mana kamu, Tom ? " Pesan dari kakakku.
" Udah sampai kok kak, ini baru menuju ke parkiran " Jawabku.Sambil menengok kanan kiri mencari mobil kakakku dan juga sambil memantapkan diri dan menyemangati diri sendiri. Kehidupanku yang baru akan dimulai saat ini, dengan pengalaman bekerjaku selama 3 tahun di Jakarta. Membuatku tidak sulit untuk mendapatkan pekerjaan di Yogyakarta.
" Lengan bajumu singsingkan untuk negara "
Aku kira dengan kembali ke Yogyakarta, aku bisa menjaga adikku lebih dekat dan membantunya saat belajar. Ternyata tidak, aku semakin depresi dengan perkataan para tetangga yang semakin jadi kian hari. Dan tiba saatnya bapakku dekat dengan seorang wanita, disitulah aku mulai berfikir lagi. Saya tau kebutuhan bapak dan saya paham ada yang tidak bisa dilakukan anak. Aku dan adikku tidak menolak bapakku menikah dengan siapapun, karena tak mungkin mengurusi urusan rumah dan bekerja sekaligus. Bapakku tetap membutuhkan pendamping, namun bapakku memilih perempuan yang salah.Aku memiliki indigo dimana aku bisa membaca hati , pikiran dan juga firasatku sangat peka. Aku memang tidak bisa membaca masa depan, andaikan aku bisa membaca masa depan pasti aku bisa mencegah perceraian di keluargaku. Perempuan yang disukai bapakku adalah janda anak lima, yang juga bercerai dengan suaminya yang dulu. Pandangan pertama dengannya aku sudah tidak suka, dan adikku pun merasakan hal yang sama.
" Masa yang akan datang kewajibanmu lah
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa "Namun nasi sudah jadi bubur, ayahku tetap memilih dengan perempuan itu. Dan aku memutuskan untuk pergi dari rumah, dan aku membuat rumah ukuran 6 x 6 di tanah nenekku. Aku sekarang tinggal dengan adikku, dengan perjanjian sebelumnya yang aku buat dengan kedua orang tuaku untuk bisa tetap mengurus dan membiayai adikku.
" Dik, mulai sekarang ini rumah kita. Ukuran rumahnya memang kecil dari rumah kita dulu, Tapi insya Allah kita akan nyaman disini. Nah , kamu bisa pilih mau kamar yang mana ? " Kataku sedikit menghibur adikku.
" Iya , mas. Gak papa kok, yang penting kita sama - sama mas " Jawab adikku sambil menaruh boneka beruang hadiah ulang tahun tahun kemarin.Terbayang jika aku yang sudah dewasa merasa depresi bagaimana dengan adikku yang masih kecil, apakah dia di olok-olok temannya, atau kah dia kucilkan teman-temanya. Segala pikiran buruk mucul dalam pikiranku.
" Sudi tetap berusaha jujur dan ikhlasTak usah banyak bicara trus kerja keras
Hati teguh dan lurus pikir tetap jernih "Aku melanjutkan pekerjaanku dan untuk masalah pengataran adikku kesekolah kutitipkan tanteku dan aku jemput untuk sekolahnya siang hari. Alhamdulillah temanku kerja dapat mengerti keadaanku dan aku bisa meminta untuk selalu masuk malam hari.
Karena waktuku banyak kesenggangan , aku mulai menambah pekerjaan untuk sekedar memberi uang jajan adikku dan keperluannya sehari - hari. Aku mulai membuka les privat untuk siswa-siswi SD, SMP, SMA di rumah. Dan aku menjadi tukang kebun dan pembantu rumah tangga di sebelah desa.
" Tom, kamu kok mau kerja jadi pembantu rumah tangga, kenapa enggak kuliah ? " tanya majikanku. Majikanku ini asalnya dari Surabaya namun sudah lama tinggal di Yogyakarta dan sudah menetap.
" Iya bu, saya maunya juga kuliah, namun tidak ada kendala. Saya kemarin dapat beasiswa namun tidak saya terima karena pasti untuk mengerjakan tugas juga membutuhkan biaya. " Jawabku" Sekolah saja lagi Tom, untuk biaya kamu gak usah pikirkan. Ibu dan bapak juga tidak punya anak, saya juga udah anggap kamu dan adikmu seperti anak ibu sendiri. jadi jangan menolak ya Tom. " Kata majikanku.
Aku tak bisa menjawab dengan kata - kata , hanya aku memeluk majikanku sambil menangis. Adikku yang melihatku tiba - tiba menangispun ikut memelukku dan ikut menangis.
" Ibuk, kakak saya jangan dimarahin ya buk. Kakak saya baik kok, kalau ibuk mau marah , marahin saya aja ya buk " Kata adikku. Disambung dengan tertawa majikanku dan aku.
Tiga tahun kemudian, aku berhasil menyelesaiakan kuliahku, dan aku menjadi arsitek yang terkenal di kotaku. Dan dihari kelulusanku ibu dan bapak majikanku datang bersama adikku dan nenekku.
" Selamat ya , nak. Ibu sangat bangga dengan kam,u" Kata ibuk majikanku sambil memelukku dan mengangis
Bertingkah laku halus hai putra negri
Bertingkah laku halus hai putra negri "
Singkat cerita, ketenaranku tersebar dan beberapa kali aku masuk di Televisi untuk memberikan motivasi dan juga sharing tentang pengalaman hidupku. Bapak kandungku bercerai dengan istri barunya dan semua harta benda yang bapakku miliki sudah dibawa kabur oleh istri barunya. Dan ibukku kembali lagi dan ingin tinggal dengan kami.Dan adikku pun sekarang menjadi lulusan terbaik , dan masuk ke SMA terfavorite di kotaku.
Namun , aku dan adikku belum bisa menerima mereka semuanya. Adikku dan aku sudah memaafkan mereka namun untuk bisa satu rumah kembali kami belum bisa. Dan aku memberikan mereka masing masing tempat tinggal di komplek yang sama dengan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangun Pemuda Pemudi (Songfict)
Short StorySelamat memperingati Sumpah Pemuda sekaligus memperingati Pahlawan Nasional dari Planet Penulis Jingga Indonesia