#5

625 21 0
                                    

Hallo readers -,-

Jangan lupa vote and coment-,-

Makasih-,-

"Makasih juga udah perhatian!"sahutnya.

Gue hanya mengganguk lalu tersenyum. Gue rasa sudah banyak perhatian yang kakel es kasih ke gue. Gue benar-benar merasakan hal yang aneh saat ini.

Kakel es dikenal dingin ke cewek,tetapi kenapa ke gue tidak ada dingin-dinginnya sama sekali. Menurut gue dia layaknya manusia biasa bukan manusia es.

Gue memutuskan berhenti berpikir untuk ini. Gue hanya bisa menyerahkannya pada Tuhan. Semoga tidak ada rencana apapun di balik perhatiannya ini.

Semua tanggung jawabku telah gue laksanakan. Melihat keadaannya juga lebih membaik. Lukanya juga sudah gue beri plaster luka.

Gue berpamitan untuk kembali ke kelas mengingat bel tanda mulai jam pelajaran selanjutnya akan segera berbunyi.

"Ohya kakk,udah hampir bel masuk nih! Gue duluan ke kelas yahh! Kakak istirahat disini aja dulu,nanti gue kasih tau temen kakak kalo kakak masih sakit!"ucapku. Dia hanya mengangguk kemudian gue menyuruhnya berbaring agar dia bisa istirahat.

Gue keluar dari ruang UKS menuju kelas gue. Kebetulan jarak kelas gue tidak jauh hanya melewati dua kelas saja kita sudah sampai.

Gue berjalan menunduk. Entah kenapa ada rasa malu yang gue rasakan. Gu berusaha untuk tetap melanjutkan perjalanan.

"Ciee ciee yang habis ngerawat calon cieee"ucap Lina mencoba menggodaku. Sesampai dikelas semua teman gue yang menyaksikan kejadian tadi sibuk mencie-cie ria. Mereka takjub melihat gue yang bisa dengan mudah mengambil perhatian kakel es.

Gue hanya mendengus pelan sembari menjatuhkan pantan di kursi. Gue sama sekali enggan berbicara saat ini.

Dhea,Lina Ica kemudian datang ditempat dimana gue duduk. Mencoba bertanya tentang bagaimana perasaan gue waktu bersama kakel es di ruang UKS.

"Kayaknya Ganjar suka deh sama lu,sikapnya ke lu itu beda banget loh!"ucap Ica yang mendapat anggukan oleh Lina.

Gue menatap ketiga sahabatku kemudian berpikir. Gue juga tidak mengerti sama hal ini.

"Gue gak paham dehh kenapa dia jadi baik gitu ke gue. Bukannya dia dingin kalo lagi sama cewek ya?"tanyaku pada sahabatku.

Sementara Dhea hanya diam. Kelihatannya dia lagi sedih. Tapi gue masih kepikiran soal kakel es jadi gue tidak begitu merespon tingkah Dhea.

"Udahlahh,gini aja terus! Lama-lama kalian juga taken! Ciee yang gak jomblo lagii hahaha"ucap Lina berusaha memberi gue suport dan berhenti berpikiran buruk terhadap kakel es.

Apa dia suka sama gue? Sejak kapan?..

¤¤¤

Kini gue jadi bebas mengekspresikan diri ketika bertemu dengannya. Sejak kejadian-kejadian yang berhasil membuat gue lagi-lagi tidak percaya akan perhatiannya itu terhadap gue.

Perlahan kami berdua semakin akrab. Terlebih lagi jika waktu pulang sekolah tiba kakel es selalu menawarkan untuk memberikan tumpangan untu pulang bersamanya.

Gue hanya bisa berdoa agar supaya tidak ada kejahatan di balik semua ini.
Memang dia orangnya baik tidak mungkin dia mau berlaku jahat pada gue.

Jalanin aja dulu Cin,kali aja dia beneran suka sam lu wkwk..

Tidak lama kemudian bel pulang berbunyi. Gue keluar dari kelas menyusuri koridor sekolah.

Tidak sengaja gue bertemua dengan Sila. Mukanya tampak muram tidak sepertia biasanya.

Gue memberanikan diri untuk menghampirinya. Gue berjalan perlahan. Semakin dekat gue bisa merasakan desahan tangisnya.

Entah dia kenapa hal ini membuat gue semakin bertanya-tanya. Gue bukan bermaksud untuk kepo terhadap urusannya. Tapi siapa tau gue bisa bantu kalau benar dia lagi kesusahan.

"Kak Sila kenapa?"tanyaku yang sontak mengaggetkannya. Dia menghapus air matanya perlahan kemudian menaikkan kepalanya menghadapku karena posisi sebelumnya wajahnya menunduk.

"Gue gak apa-apa,jangan sok perhatian dehh!"ucapnya terbata sembari kembali menunduk. Bahkan saat seperti ini dia masih bisa menjawabku sinis.

Gue hanya mengangguk paham tidak bermaksud bertanya apa-apa lagi.

"Yaudahh,gue duluan!"ucapku lalu melangkahkan kaki menjauh darinya. Dia masih saja menunduk.

"Cindy!"panggilnya yang membuat gue berbalik menatapnya lagi.

"Gue tau Ganjar suka sama lu! Tapi gak seharusnya lu pamer gitu kek!"ucapnya sinis. Sekarang dia tidak menangis lagi.

Gue sama sekali tidak mengetahui maksud perkaataannya itu. Gue hanya mengangguk lalu pergi.

Bukan maksud gue lari dari pernyataannya barusan hanya saja gue takut salah ucap dan membuatnya kembali menangis.

Bagaimanapun juga gue sama dia itu sama-sama perempuan. Gue tau kalau saat ini dia terluka.

Dari dulu dia memang menyukai kakel es. Tapi kakel es sama sekali tidak pernah meresponnya. Alasannya karena Sila itu anak yang keras kepala.

Gue berjalan keluar menuju gerbang sekolah. Tidak ada satupun niat untuk singgah kemanapun.

Kalau benar gue gak bisa bersama dengannya,gue rela asalkan orang disekitarnya tidak tersakiti..


Jangan lupa vote and comennya cecant dan cogant😂

Maaf yahh partnya pendek,gue gak tau mau nulis apa lagi😂

Cepetkan updatenya😂

Part yang ini sama part sebelumnya sengaja gue potong biar kesannya makin banyak partnya dan part selanjutnya juga bakal gue potong-potong😂😂

Makasihh😂😘

Senior's Lover'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang