Jangan lupa votement ya 💋
Han Yera. Nama gadis yang sekarang tengah duduk bersila di sofa apartemen kecil memangku bantal dan laptop diatasnya. Dia sedang berkutik dengan layar yang berada didepannya.
"Hm... Mengagumkan." Singkatnya saat ia melihat adegan yang tengah diputar dari layar itu. Jemarinya memutar mutar rambut ombaknya yang dikuncir cepol diatas kepala. Berantakan namun terkesan seksi.
Karena memang -ya dia seksi dengan tubuhnya yang tinggi jangkung, body shape yang terlampau sempurna. Tak satupun para lelaki di kampus yang tak berkedip saat dia berlalu melewati mereka, dan jangan lupakan mulut yang menganga melihat lekuk tubuh gadis itu didepan mereka.
"Hm sial... busung nafsu." Gerutu Yera setiap ia melihat para lelaki kehausan akan nafsu itu dan mengibas rambutnya dengan tegap.
Kali ini dia menggeliat membenarkan posisinya yang dia rasa agak menjenuhkan karena hanya duduk bersila, ya kalian juga pasti pernah merasakan sakit karena kaki kesemutan, bukan?
Dia memindah laptopnya dan mulai meregangkan otot-ototnya sampai saat ia menjerit kaget karena tangan yang melingkar di pinggangnya.
"Y-yak ! Bisa tidak kau tak mengagetkan ha!" Bentak Yera spontan karena dia kaget bukan main. Bukan main main memang karena ia tipe wanita yang mudah sekali kaget.
Kini suara tawa yang melantang keluar dari mulut pria itu. "Hahaha... maaf chagi aku hanya ingin memelukmu dari belakang asal kau tahu" yang tengah mengusap air mata yang keluar karena tertawa.
"Park Sialan Jimin! Sudah berapa kali aku bilang padamu jika aku tak suka bila dikagetkan seperti itu! Kau sengaja ingin membuatku mati karena serangan jantung?"
Bukannya berhenti dan meminta maaf tawanya malah semakin menjadi-jadi, bahkan dia tersungkur jatuh. "Aww shit -kepalaku". Bisa ditebak sekarang siapa yang tertawa?
Seakan tak tau malu Yera yang tadinya tertawa terbahak dengan hitungan 5 detik saja ia sudah kembali memasang muka poker face. "Cih, bodoh!" Sahutnya seraya pergi nuju dapur.
Park Jimin yang masih tersungkur pun bangun dan mengusap-usap bokong dan masih bergumam heran dan kagum. "Rasa jaga image-mu itu akan luntur seketika dan alih memohon untukku terus memasukimu, Yera-ssi" dan senyum simpul dan mata memincing yang terkesan sangat......
Tulus namun terlihat cabul, bukan? Memang begitu kelihatanya. Tapi itu hanya imajinasi Jimin saja jika ia sampai bisa membuat Yera seperti yang ia bayangkan.
Tak semudah membalik telur yang sedang digoreng diatas penggorengan. Sama sekali.
Bahkan untuk bisa Jimin mampir ke apartemen Yera saja butuh beberapa bulan. Ya- butuh waktu setidaknya 1 tahun untuk Jimin agar ia bisa mendekati wanita yang rasa-ketidak peduliannya terhadap pria. Menarik bukan?Jelas sekali perjuangan berat untuk Park Jimin yang notabene paling tampan dan populer dan apapun yang ia mau akan mudah untuk ia dapatkan. Wanita manapun akan lemah dan selalu mengangguk apapun yang ia minta.
Tapi tidak untuk yang satu ini. Han Yera.
Itu merupakan satu challenge yang membuat Jimin tertarik. Sampai saat ini dimana Yera yang mengijinkan Jimin untuk mampir di apartment saja ia sudah sangat senang.
Kenapa juga ia tak mencari wanita yang lain yang lebih cantik dan lebih menarik? Karena ia ingat saat pertama kali bertemu berpapasan dengan Yera, ia merasakan seperti orang yang mulai kecanduan dengan drugs.
Han Yera bagaikan narkotika yang harus di raih setiap saat untuk memenuhi kepuasannya, -ya walaupun ia samasekali belum pernah menyentuhnya demi puncak hasrat libidonya.