🌧🌧🌧
All I want is nothing more
To hear you knocking at my door
'Cause if I could see your face once more
I could die as a happy man I'm sureDeru hujan membasahi tanah basah yang menimbun badan yang tlah tak bernyawa. Gumukan tanah yang gembur tertutup rapi dengan keping keping bunga mawar merah dan putih. Iringan langkah jejak becek dari orang orang yang tengah pergi meninggalkan pemakaman.
Dan sisalah 6 orang yang masih tertegun tak menyangka dalam posisi berlutut menunduk menghadap batu nisan yang sudah belumurkan lumpur basah.
Han Yera
Bin Han Junhoo
☪ 01.09.1995
✝ 01.06.2018
Seoul"So here am I. I sing my song, friends and fam. In heaven"
"Uri Yera....hiks....aku ingin kau bahagia disana...hiks hueeeee" ucap Jin sesegukan langsung mendekap Namjoon yang ada disampingnya. Menepuk pundak kawannya itu agar tenang.
"Yera-ah. Kau tega sekali. Meninggalkan oppa-mu tiba tiba. Tega!" Yoongi memukul tanah yang yang basah. Ia menangis dan segera Jimin mengankat Yoongi ke pelukannya.
Jimin tak kuasa lagi membendung air matanya ditahan. Ia tak sanggup dan akhirnya ia ikut meneteskan air matanya.
Hoseok tak berucap apa apa. Hanya tangisan yang terdengar darinya. Namjoon yang berada disebelahnya menepuk nepuk pundak Hoseok seraya agar keduanya-Jin dan Hoseok- sedikit tenang.
Berbeda dengan lelaki berambut hitam basah dan bermata hitam legam ini hanya diam. Bahkan ia tak sanggup melihat tulisan pada nisan yang samar samar terlihat karena lumpur yang menutupi nisan itu.
Ia merasa marah, sedih, sesak bercampur aduk jadi satu. Tetesan air hujan bercampur dengan air mata yang mengalir di wajah lelaki ini. Saat ini Sungguh ia merasakan hati yang tersayat sayat melihat dengan mata kepalanya sendiri, orang yang ia cintai tlah pergi meniggalkannya, lagi.
Perasaannya berkecamuk jadi satu. Ia tak tahu lagi apa yang ia lakukan sekarang besok dan lusa. Yang hanya ia inginkan saat ini hanya agar orang yang dicintai nya ini bisa kembali hidup lagi.
Mustahil memang.
Tapi untuk Jungkook, pemilik nama dari lelaki yang sedang berduka ini memang sedang tak bisa berpikir jernih dengan apa yang telah ia dan akan ia lewati saat saat sulit ini. Lagi dan lagi.
Disaat ia telah menemukan orang pengganti yang paling berharga dalam hidupnya beberapa tahun silam. Sekarang ia harus merelakan lagi untuk kedua kalinya? Hell no, kalian tak paham apa yang dirasakannya saat ini.
Jungkook Menangis sejadi-jadinya di atas tanah kubur yang tlah basah. Tetesan air hujan yang tak kunjung reda membuat Jungkook semakin larut dalam kesedihannya.
Kelima sahabat yang masih setia berdiri di belakang Jungkook pun juga ikut larut dalam sedih.
"Kook, ayo pulang" Jimin menepuk bahu sahabatnya itu yang malah dibalas dengan hempasan kasar dari Jungkook
"Leave me!" Gertak Jungkook pada Jimin.
Jimin hanya bisa mendengus pelan dan meangguk ke sahabat lainnya untuk meninggalkan Jungkook.
Kini tinggallah Ia seorang di atas nisan orang yang sangat amat Jungkook kasihi. Ia masih saja menangis dengan deru yang keras, ia terisak. Dan kalian tau orang yang sedang menangis hingga terisak takkan bisa berhenti dengan paksaan. Dadanya sesak saat ia mencoba menstabilkan pernafasannya.