Part 6: Sedikit Demi Sedikit

10 2 0
                                    

Sebegitunya Pratista sulit didekati?! Hingga Gilang pasrah dengan keadaan saat ini. Mengejar dan menunggu. Menemani walau tak bersuara pada akhirnya. Mengamati tanpa ditoleh, seperti keberadaan angin yang menghampiri namun tak mampu membuatnya tersentuh.

"Kesel ah gua!" rajuknya di hari ini tepat satu bulan dia seperti pemburu cinta.

Menutup kotak bekal dan beranjak ke kantin. Menyusul karib-karibnya yang sedang ada rapat darurat kata Candra di WA.

Ada rasa berat ketika meninggalkan Pratista seorang diri di kelas, tapi dia juga lelah. Dulu tanpa Gilang, Pratista baik-baik saja bahkan lebih nyaman mungkin. Karena setiap Gilang berusaha membuka suara di dekatnya Pratista akan cepat membuka ponsel.

Langkahnya terhenti tepat di markas jajan geng Gabojil. 'Warung serba diada-adain' milik seorang penjaga kebersihan sekolahnya. Yang jika di warung lain mungkin menjual satu sampai tiga menu makanan, nah lain hal dengan milik Pak Aceng ini, hampir semua makanan pasar dan pedagang kaki lima berbintang lima ada semua. Hebat bukan?

"Hei, admin pemburu cinta!" sapa Arya sarkas.

"Lang! Akhirnya lo tobat, Man! Uh, Alhamdulilah," sambung Candra berbahagia.

"Iya," balas Gilang keki.

Gilang merasa bersalah pada teman-temannya sudah jarang berkumpul kalau tidak di kelas. Itu semua karena Pratista. Dilema besar sebetulnya, tapi tadinya Gilang kira mereka akan mengerti. Namun, ya seperti ini malah kacau pertemanan mereka.

Candra berdehem mengusir kekesal Arya. Semoga itu cukup membantu, batin Candra.

"Kita mulai ya, rapatnya," ucap Candra berusaha tegas karena selama ini dia sering dikenal cowok tengil nan lugu penuh humoritas, jauh dari kesan cool seperti Arya atau Gilang yang sewot abis.

"Ya, lebih cepat lebih bagus," sahut Arya acuh tak acuh.

"Gini, menurut para fans kita kelas sepuluh di grup WA fans club of Gabojil, si Adek-Adek imut lumut ijo kadal, kita disuruhh bubar, Man!"

"Sialan!!!"

Gilang langsung emosi sedangkan Arya terkesan biasa saja menghadapi itu.

"Duh, Lang! Kaget tau gue." Candra memegang jatungnya dramatis.

"Siapa mereka nyuruh-nyuruh kita bubar, orang kita kebentuk bukan dari pemilihan umum kok!!!"

"Lagian lo si Lang, pake jarang ngumpul bareng kita buat beraksi, sibuk terus sama cewe aneh," sungut Arya mulai menumpahkan kekesalannya.

Candra kembali menengahi dengan berdehem. "Masalah keluarga kita, tolong jangan teriak-teriak ngomongnya," lerai Candra sembari menyengir kuda.

"Maaf," jawab Gilang mengakui.

"Apasih drama banget lo, jijik gue."

"Dih, tahu gak Lang padahal yang sering misuh-misuh lo jarang gabung itu si kadal ini," ungkap Candra yang kemudian mendapat delikan maut Arya, tapi dapat senyuman Gilang yang sangat tulus meminta maaf telah lama meninggalkan mereka.

"Eum, tapi gue masih boleh dong deket Pratista dikit-dikit mah?!"

"Serahhh kalo gak capekk mah," kelakar Arya yang membuat Gilang cemberut lucu.

"Bantuin dungs gaes," pinta Gilang dengan mengerucutkan bibirnya.

"Ogah!" serempak para sahabatnya menolak karena mereka pun minim pengalaman.

°°°

'ke mana dia?'

Siswi yang selalu jadi bahan obrolan murid-murid lain mengenai keanehannya itu menengok kanan-kiri mencari Gilang dari tempat ia terduduk.

Love PratistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang