Happy reading!
---
Jimin menyikut lenganku melihat wajah leader team kami dengan jelas. Tentu, tanpa ia melakukan itu aku juga menyadarinya.
Tak pernah terbayang aku menjadi anak buah pria mengantuk ini. Aku jadi berprasangka, apa ia tersenyum ke arahku karena tahu? Bukan berterima kasih untuk kejadian di lift?
Aku melirik ke arah Namjoon yang baru saja bergabung. Kudapati ia telah memandangku, seolah tahu apa yang sedang kupikiran. Ia berjalan mendekati Taehyung, kemudian berdiri sejajar dengannya.
Seisi ruangan berdiri dan membungkuk hormat. Ia terlihat berwibawa dengan postur tinggi dan setelan jas abu gelapnya.
"Aku tidak akan lama. Misi ini ada di bawah pengawasanku langsung. Itu berarti bahwa misi ini menjadi prioritas. Misi ini tidaklah sulit, namun sangat membutuhkan kehati-hatian. Tidak ada kontak fisik atau aturan tembak yang berlaku nanti. Itu aturannya. Aturan sederhana yang oleh intelijen seperti kalian sangat sulit dipahami." Sarkasme Namjoon menyasar tepat ke semua orang. Aku hanya mengulum bibir, beberapa orang mengalihkan pandangannya.
"Amati, lalu laporkan padaku. Langsung padaku. Aku tidak ingin mendengar ada laporan warga melihat aksi koboi dengan kartel narkoba, apalagi masuk acara berita." ucapnya tegas.
Seisi ruangan mengangguk, kecuali Taehyung. Ia sedari tadi menunduk dan menggoyang-goyangkan badanya. Namjoon hanya melirik, kemudian menepuk punggungnya, "Dengarkan team leadermu. Perintahnya adalah perintahku." Taehyung hanya tersenyum ke arah Namjoon.
"Baik, pak."
"Kalau begitu, bekerjalah dengan baik." Ia bergantian melirik ke semua orang, termasuk aku dan Jimin sebelum melangkah menuju pintu keluar.
"Kenapa buru-buru? Aku bahkan belum mulai."
Yang ditanya mengabaikan Taehyung. Ia adalah satu-satunya orang yang bersikap santai di depan Namjoon, tanpa ada sikap segan sama sekali. Semua orang di ruangan membungkuk memberi hormat sebelum Namjoon akhirnya benar-benar keluar.
"Jadi bagaimana tentang misinya?" Jalsang kembali duduk menghadap Taehyung.
Taehyung hanya menguap dan kembali menjatuhkan diri ke kursi. Ia menggaruk kepalanya, masih mengantuk.
"Seperti yang kalian dengar. Ini adalah misi prioritas. Meski begitu, misi ini tidak sulit sama sekali. Maka dari itu--" ia berdehem. Kedua tangannya mengepal diatas meja, kemudian menatapku dan Jimin dengan serius.
"Sebelum kita membahas lebih jauh, aku punya beberapa penawaran untuk kalian."
Ketiga pria didepanku seketika menghela nafas setelah mendengar ucapan Taehyung. Aku hanya diam tidak mengerti.
"Penawaran pertama, kalian memberiku waktu 15 menit untuk tidur sebelum kita membahas rincian misi."
Alisku berkerut, kebingungan.
"Penawaran kedua, aku bisa memberikan rincian misi melalui secure voice and message system dan kalian bisa pulang lebih awal. Pilih salah satunya." Taehyung tetap menatap kami, kali ini terlihat sedikit bersemangat. Ia begitu serius dengan penawaran tidak masuk akalnya.
Singkatnya, pria ini sedang malas menjelaskan karena mengantuk.
Aku kembali menoleh ke 3 pria di depanku, mulai mengerti arah pembicaraan Taehyung. Ia menekankan kata 'kalian' yang memang hanya ditujukan kepadaku dan Jimin. Sedangkan pendapat anggota lain sama sekali tidak diperhitungkan karena jawabannya sudah pasti jelas memihak Taehyung. Ini berarti keputusan rapat ada ditangan kami berdua.
![](https://img.wattpad.com/cover/128579624-288-k992565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Intelligence
Фанфик--- Jeon Hyebin, seorang agen intelijen yang memiliki sebuah rahasia besar dan reputasi bintang lima bekerja melaksanakan misi berbahaya dengan Taehyung, seorang agen intelijen yang bahkan batang hidungnya tidak pernah terlihat di kantor. Namun, rep...