Part 39 (The Last Order)

1.3K 124 15
                                    


Hai teman-teman... Maafkan aku karena aku baru muncul. Jadi, ini karena aku kemarin lagi sakit jadi gak bisa ngetik cepat. Tugas aja sampai numpuk dan aku baru bisa selesaiin ini.. Hehe, maaf ya..

Oh ya, makasih buat semua dukungan di part sebelumnya...

Dan selamat membaca...

***

"Siapa yang akan menemani kakek Taesung hari ini?"

Pertanyaan itu Sohyun ajukan saat Hanbin baru saja memarkirkan mobilnya di sebelah mobil Jinhwan di area parkir universitas Seoul. Sejak tadi, Hanbin bercerita tentang jadwal jaga mereka mengingat hari ini ia tak ke rumah sakit. Dan saat ini mereka ada di tempat itu untuk melihat hasil ujian Sohyun.

"Tentu saja Hana! Aku yakin, saat ini Soohyun hyung sedang menyeretnya ke rumah sakit." jawabnya sambil membuka sabuk pengamannya. "Anak kurang ajar itu selalu menghilang sejak tiba di Korea. Itu membuatku berpikir untuk menginterogasi Chanwoo karena bisa saja ia pergi dengan Chanwoo. Tapi, aku tahu itu tak mungkin."

Sohyun juga membuka sabuk pengamannya dan ikut turun bersama Hanbin. "Mungkin dia hanya ingin melepas rindu dengan Korea." gumam Sohyun saat mereka berjalan ke arah Jinhwan dan Suhyun yang sedang menunggu mereka.

"Omong kosong." desis Hanbin tak suka. "Dia hanya melarikan diri dari harabeoji."

"Apa?" Jinhwan yang tak sengaja mendengar apa yang Hanbin katakan itu jadi merengut heran pada Hanbin. "Apa kalian membicarakan Hana?"

Hanbin mengangguk kecil. "Aku semakin tidak mengerti dengannya, hyung! Apa karena terlalu pintar, dia jadi gila seperti itu?"

"Kau benar!" timpal Jinhwan setuju.

"Padahal dia baik-baik saja saat ada di Inggris bersamaku." gumam Hanbin samar.

Jinhwan mendengus kecil. "Ck, kenapa juga harabeoji harus memintanya untuk mendengar permintaan itu sih?!"

Ucapan Jinhwan sukses membuat Suhyun dan Sohyun menatap bingung lelaki pendek itu. Permintaan? Apa itu sesuatu yang penting?

"Permintaan?" tanya Suhyun penasaran, sambil menatap kekasihnya itu heran. "Permintaan apa?"

Jinhwan mengangguk kecil. "Kau tahu kan jika kondisi harabeoji saat ini semakin parah. Dia sudah sangat tua dan entah berapa lama lagi ia akan bertahan. Kata para orang tua, ini bisa saja permintaan terakhir harabeoji." jawab lelaki itu pelan. "Dan yang menjadi masalah adalah harabeoji punya permintaan. Tapi ia hanya ingin mengatakan permintaan itu pada Hana. Dan Hana sama sekali tak mau menemuinya."

Jawaban Jinhwan membuat Sohyun dan Suhyun merengut heran. "Kenapa Hana tak mau?"

"Aku tidak tahu!" jawab Jinhwan acuh. "Mungkin dia masih kesal dengan harabeoji atau mungkin dia sudah membenci harabeoji terkait kepindahannya ke Amerika."

"Itu konyol dan tak masuk akal!" desis Suhyun menanggapi ucapan kekasihnya dan hanya di jawab kekasihnya dengan mengangguk pelan.

Mereka kemudian berhenti sesaat pada salah satu persimpangan koridor kampus itu. Jinhwan dan Suhyun pamit pada Hanbin dan Sohyun karena mereka harus ke arah kiri sementara Hanbin dan Sohyun akan lurus terus, sebelum belok kanan pada pada persimpangan berikut.

"Kau yakin seperti itu?" tanya Sohyun ketika mereka sudah kembali berjalan bersama.

"Tentang apa?" tanya balik Hanbin.

Sohyun mengendik samar. "Tentang Hana yang masih kesal pada kakek Taesung atau mungkin benci pada kakek Taesung terkait kepindahannya?"

Hanbin menggerakan bibirnya, membentuk huruf 'O' secara samar, sebelum berucap singkat menjawab keingintahuan Sohyun.

The Crown PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang