ke-4 kalinya

31 3 0
                                    

" Kinan? Putra mau tanding ke semarang. "

Pesan singkat alif memberi tau ku.
Alif adalah teman dekat putra di bangku smp-nya.

" Oh ya? " balasku.
" Coba cek snapgramnya " balas alif.

Secara langsung aku mengecek snapgram akun miliknya.

Di dalam hati ku. Aku hanya mengatakan bahwa aku rindu. Aku ingin membalas-nya, hanya untuk memberi semangat saja. Tetapi aku tidak memiliki nyali untuk itu.

" Lif? Putra masih sama Dina? ? "  tanyaku kepada alif
" Uda putus, tpi mereka masih deket " Balasnya

Aku tidak mengerti bagaimana harus menanggapinya. Entah aku harus senang atau aku harus sedih. Hambar rasanya.

2 minggu berlalu.

Malam itu aku sedang memainkan akun instagramku. Aku melihat putra membuat cerita, secara otomatis aku melihatnya.
Senang aku melihatnya putra berhasil meraih juara 3 se provinsi.

" Ayo balas, beri dia selamat " Hati ku berkata.
" Tapi aku bukan siapa"nya,aku takut, aku gengsi. " Logikaku menjawab.
" gausa munafik! Kamu rindu kan? Udalah gausa berdebat sama gengsi. Gabakalan kelar " Hatiku berkata.

Dengan keraguan aku membalasnya.

" Sukses terus tra :) "
" Aminnn maaci" wkwk :v "
" Doaku menyertaimu wqwq :v "
" Mantap :v wkwk"
" Iyadong "
" Iywes suwon :v "

Singkat percakapanku. Tetapi itu sudah menjadi obat rindu ku.

3 hari kemudian. Tepat pada tanggal 25 . Pada tanggal itu aku menjalin hubungan dengannya.

" Mal aku rindu putra salah ngga sih? " tanyaku kepada teman sebangku ku.
" Enggalah " jawabnya.
" Rindu itu berat mall.. Sungguh aku rindu. " jawabku.
" Chat aja coba. " katanya.
" Takut? Gengsi? Tapi aku rindu :) " jawabku.
" Iyauda serah lu. " jawab amal ketus
" Aaa lu kok gitu. " kataku
" Uda chat ajaa ih " jawabnya sambil mengambil hpku.
" Iya iya sini aku aja " jawabku mengambil hpku lagi.

Tanpa ku duga ternyata dia meresponku. Aku hanya ingin mengobati rinduku. Tetapi dia seperti menarik ku terus menerus, dia membuat ku candu. Aku tidak ingin mengakhiri obrolan.
Tetapi bukankah semua yang mulai akan berakhir?
Aku selalu mempersiapkan masa itu, disaat sekrang aku suda berani memulai, aku harus mempersiapkan mental untuk mengakhiri dan jatuh lagi.

Karena mencintai bukan hanya berani mencintai tetapi harus berani untuk disakiti di hancurkan jatuh sejatuh jatuhnya.

Tidak Harus MemilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang