1. our pain

337 23 6
                                    

Putih.

Adalah warna familiar dimata seorang Hyuuga Hinata.

Obat.

Adalah makanan sehari-hari miliknya, hingga gadis itu muak.

Suntikan.

Rasanya bahkan sudah tak terasa sakit saking sering digunakannya.

Tangisan.

Rasanya seluruh airmatanya sudah lama kering.

Harapan.

Adalah sesuatu yang tabu dalam hidupnya.

....

..

.

.

.

"nee-chan?"

Hanabi masuk keruangan Hinata, gadis yang masih duduk di bangku kelas 1 sekolah menengah atas itu meletakkan bunga lavender baru di vas milik hinata yang terisi bunga layu.

"mm, Hanabi? Kau datang lebih cepat hari ini, ada apa?"

Hinata yang tadinya hampir menyatu dengan alam mimpi kembali membuka mata, kini duduk di pinggirang ranjang, mengelus puncak kepala hanabi lembut.

"tidak apa-apa kok, aku sengaja datang awal hari ini. Rumah akhir-akhir ini membosankan,"

Hinata terkekeh melihat hanabi mengerucutkan bibirnya maju. Jujur saja Hinata rindu rumahnya, sudah lama sekali dia tak pulang kerumah dan menetap di rumah sakit.

Ya, Hyuuga Hinata adalah penderita kelainan jantung bawaan. Sejak lahir, Hinata sering keluar masuk rumah sakit. Baginya obat, suntikan, infus , dan langit-langit putih adalah pemandangan biasa.

Sebagai anak kedua dari keluarga besar Hyuuga, Hinata didik untuk menjadi seorang penerus bisnis keluarga. Guru privat, dan tutor pribadi didatangkan dari universitas ternama untuk mengajarinya berbagai hal.

Ayahnya, Hyuuga Hiashi adalah seorang pengusaha sukses. Setelah sang ibunda pergi meninggalkan dunia, Hiashi mulai melakukan apapun untuk menyembuhkan Hinata. Mungkin karena gadis itu memiliki rupa yang sama persis dengan sang istri tercinta. Pria itu sudah mencoba berbagai hal, segala macam terapi, obat-obatan, dan berakhir dengan perawatan permanen hinata di salah satu Rumah sakit ternama yang ada di inggris.

"apa sulit berteman dengan orang-orang di inggris Hanabi?"

"hm, kalau dibilang sulit sih tidak nee-chan, tapi aku tak yakin itu mudah,"

Hanabi kembali mengerutkan dahinya mengingat beberapa siswa dan siswi disekolah barunya. Mereka memang baru pindah selama beberapa bulan dari jepang. Walau cukup kaget dengan perubahan budaya yang ada di Negara itu, Hanabi berusaha sebaik mungkin untuk berbaur disana.

"begitukah? Oh iya, Neji-nii sepertinya sibuk akhir-akhir ini, dia jadi jarang berkunjung,"

"neji-nii sering rapat keluar kota, bahkan kemarin dia pulang tengah malam dan berangkat pagi-pagi sekali,"

Hinata terdiam, rasanya aneh dia tak mengetahui appaun tentang keluarganya sendiri. Hinaat tak pernah pulang, dia bahkan tak tau rumahnya diinggris berwarna apa, dia tak tau bunga apa yang ditanam di halamannya, dia tak tau ada berapa kamar ataupun seluas apa rumah itu. Gadis itu bahkan tak pernah bertanya tentang alamat rumahnnya sendiri.

Karena dia takut.

Dia takut kalau dia tau alamat rumahnya, Hinata akan menangis dan merengek meminta pulang kerumah. Dia takut kakinya membawanya kabur dari rumah sakit agar bisa berkumpul dirumahnya yang nyaman. Namun itu tak akan terjadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DaffodilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang