chapter 2

20 4 5
                                    

"jadi anak anak kalian sudah tau kan apa yang ibu terangkan tentang matematika peluang kejadian majemuk. minggu depan kita ulangan, dan ibu tidak terima alasan apapun dari kalian, untuk tidak masuk saat kelas ibu."

aurel berani bertaruh apa yang dijelaskan oleh bu indah tadi tak pernah masuk ke otaknya, selalu begitu setelah bertemu bedebah satu itu maka aurel sehari penuh tidak akan fokus melakukan apapun. seperti saat ini ketika bu indah selesai menerangkan di depan baru rasanya nyawa aurel kembali pada dirinya.

"heh anak perempuan pamali ngelamun pagi - pagi." sentak kalia membuat aurel tersadar.

"apaan sih gue gak ngelamun kok, cuman lagi mikirin pelajaran ini loh." aurel mencoba mengelak.

"halah pakek acara bohong segala, lo ngelamun kan tadi ? ya kan ?" bujuk bela mendesak aurel untuk mengaku.

"guys, kalau gue jatuh cinta lagi gimana ?" tanya aurel tiba - tiba pada bela dan kalia.

"HAH?APA?" sontak langsung membuat bela dan kalia menoleh dan berteriak.

"dasar ya mulut toa lo pada, gue kaget oneng ih" cercah aurel sambil mengusap - usap telinganya.

"lah elo yang bikin kita kaget, coba tadi lo bilang apa? jatuh cinta lagi ? rel kalau itu beneran terjadi gue sama kalia bener - bener bahagia banget. ya kan kal ?" jelas bela dan dibalas anggukan oleh kalia.

"gue jatuh cinta lagi sama arvian." jawab aurel cepat dan membuat kalia yang sedang meminum airnya tersedak.

"jadi yang goblok siapa sih ini? rel mau sampek kapan lo jatuh cinta sama arvian yang jelas - jelas nyakitin lo? aurel kita ini cantik dan jangan munafik ya, setelah putus dari arvian lo bukan jones kurang belaian loh. justru semenjak itu lo banyak di deketin sama cowok cowok disini, dan respon lo ke mereka malah jelek." jelas bela pada aurel dan dilanjut anggukan oleh kalia.

"lo habis ketemu sama dia kan ?" tanya kalia pada pada aurel dengan nada sarkasme.

"iya tadi, waktu gue ambil headshet di sepeda." jawab aurel lirih.

"oke, daripada lo disini makin mikir dan makin suntuk, gimana kalau kita ke perpustakaan dulu. biasanya kan lo suka banget absen ke dunia imajinasi yang lo bilang itu." yang dicela oleh kalia mencoba menengahi mereka.

"iyadeh, gue mau ke perpustakaan dulu, kalian mau ikut beneran ?" tanya aurel pada bela dan kalia.

"mending lo aja yang kesana sendirian, kita entar nyusulin deh. ini saatnya lo renungin semua yang gue bilang tadi rel." jawab bela sambil menepuk bahu aurel pelan.

"iya udah gue kesana dulu deh, kalian cepet nyusul ya. kalian tau kan gue paling gak suka sendirian di tempat hening kayak perpustakaan gitu." jawab aurel dengan nada yang dibuat buat hingga bela dan kalia tertawa pelan.

"iya noni, udah sana berangkat." jawab kalia sambil mendorong bahu aurel keluar kelas.

************

aurel, kalia, dan bela adalah teman dekat sejak di SMA. tapi untuk kalia, dia adalah sahabat aurel semenjak SMP, jadi tidak salah jika kalia tau semua sifat aurel itu. jika dilihat lihat mereka bisa saja jadi squad yang lagi ngetren jaman sekarang itu, tapi mereka memang kurang suka jika berurusan dengan genk yang mengatas namakan paras atau tahta. bela itu bagi kalia dan aurel adalah tameng mereka, karena bela mampu dalam hal taekwondo meskipun berbadan kecil, justru itu yang membuat dia dijuluki kecil - kecil cabe rawit oleh aurel dan kalia. jika bela adalah tameng, maka kalia adalah malaikat bagi mereka karena kalia itu IQ nya superior dia pandai dalam halk akademik dan untungnya kalia itu sabar banget jadi aurel dan bela menyebutnya ibu peri kami katanya.

hurt feelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang