chapter 3

15 3 0
                                    

sekali lagi, Aurel berpikir untuk menceritakan kejadian beberapa waktu yang lalu pada teman teman nya. tapi untuk memberitahukannya saja aurel tampak berpikir 2x, karena dia tidak ingin kejadian tahun lalu saat Bela menghajar habis habisan bebi di depan banyak orang karena mempermalukannya.

"eh Bebi! sini lo maju kehadapan gue, jangan sukanya nge judge dari belakang ya!" teriak Bela di depan kelas Bebi.

"eh ada cabe cabean disini, apa lo disuruh si Aurel buat ngehadepin gue ? gak punya nyali banget si temen lo itu atau emang gak berani ngehadepin gue ?" tanya Bebi tepat di depan bela yang menatapnya nyalang.

Bela yang ditatap seperti itu jelas tidak terima dan makin ingin menelan bulat bulat Bebi dihadapannya ini "eh nenek lampir cabe - cabean pinggir kali yang kurang belaian, gue ingetin ya, jangan sampek lo bilang yang aneh - aneh tentang Aurel apalagi sampek ngajak bertengkar temen gue, dan gue disini bukan atas suruhan Aurel, gue disini karena inisiatif ngancurin jin macem lo disekolah kita!"

sontak pertengkaran mereka langsung menarik perhatian kakak kelas serta adik kelas yang berlalu lalang dihadapan mereka. Aurel yang tidak tahu apa apa hanya berjalan biasa, tapi ketika dia di beritahu oleh salah satu teman kelasnya, ia langsung belari dan sampai ditempat kejadian malah dia melihat sahabat nya beraksi dengan menjambak dan menghajar habis -habisan Bebi disitu. terang saja Aurel langsung memisahkan dua wanita itu, bukannya makin menjauh Bebi malah ikut menyerang Aurel yang berada di depannya.

tak lama setelah aksi itu, mungkin ada salah satu murid disitu mengadu pada guru bk sekolah mereka, sontak Bebi Aurel dan Bela langsung digiring ke ruang bk, tak lupa memanggil orang tua mereka langsung.

membayangkannya saja Aurel sudah tak sanggup, itu adalah kali pertama ibu nya pergi ke sekolah karena panggilan BK dan ibunya jelas marah besar saat itu dan sempat melarang Aurel untuk berteman dengan Bela. tapi setelah itu, ia mencoba menjelaskan apa masalahnya pada ibunya dan yang membuat ia kaget adalah ibunya langsung melabrak Bebi di depan ibu dan ayahnya. maka dari itu Aurel sudah memutuskan untuk tidak menambah masalah dan menyimpannya sendiri.

"Rel, disini!" teriak Bela saat Aurel memasuki kantin untuk memeberi tahu posisi mereka.

Kalia langsung menanyai kemana perginya Aurel dari tadi "kemana aja sih, gue sama Bela nyariin lo di perpustakaan juga gak ada."

"gue abis nganterin anak baru ke atas, disuruh Bu Ratna tadi." jawab Aurel sambil gugup, dia mati matian menutupi kebohongannya.

"lo lagi gak nutup - nutupin sesuatu ke kita kan ?" tanya Kalia dengan tatapan menyelidik, dari Bela dan Kalia yang paling pintar mengetahuin kalau Aurel sedang berbohong adalah Kalia.

baru saja Aurel mau menjawab ada sekelompok adik kelas yang menghampiri mereka sambil berkata "loh ? ini kakak yang tadi bertengkar sama kak Bebi ituloh yang diatas tadi."

astaga Aurel ingin sekali menutup mulut adik kelas itu dengan plester paling tebal di dunia ini.

"Rel, bener apa kata adik kelas tadi ? lo abis bertengkar sama Bebi ?" tanya Bela mulai menjadi garang dari tatapannya.

"sedikit." jawab Aurel lesu, sia - sia sudah usahanya untuk menyembunyikan kejadian tadi dari kedua temannya ini.

Kalia dan Bela langsung saja mengerti maksud Aurel, meskipun bagi Aurel itu sedikit, tapi mereka tau bahwa Bebi pasti sangat mempermalukan Aurel.

"jadi gimana ceritanya ? Bebi bikin ulah apalagi ? lo gak papa kan?" tanya Bela sambil menatap ke mata mata Aurel lansung.

"gue gak papa kok, biasa si Bebi ngira gue gangguin Arvian lagi." jawab Aurel lemas.

hurt feelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang