chapter 5

7 2 0
                                    

Kalian pasti pernah dimarahi oleh ayah, atau bahkan ibu ? Aku sering dimarahi ayah, karena aku tau ayah sayang aku, dan untuk perasaan kesal ? Jujur aku kesal. Tapi itu yang aku rindukan saat ayah tak disini lagi.

*******

Hasta masuk ke dalam kamarnya dan memandangi sebuah foto yang tidak terlalu jelas karena sudah sangat lapuk untuk dilihat. Yang terlihat hanya ada 2 anak kecil yang saling berpelukan sambil melihat kamera. Hasta tau siapa orang itu bahkan kejadiannya masih ia ingat.

"Hasta ayo turun, kita makan." teriak mama nya dari lantai bawah.

"Iya ma, Hasta turun." jawab nya sambil menaruh foto itu di tengah tengah tempat bukunya.

Makan malam itu berlangsung hening tak ada percakapan di dalamnya, yang terdengar hanya suara sendok yang beradu dengan garpu.

"Jadi gimana hari pertama sekolah baru ?" tanya mama nya.

"Gak ada yang spesial sih ma, cuman mama inget gak Ricky tetangga sebelah kita waktu di manado, yang dulu sering banget nge bully aku ?" tanya hasta pada mama nya.

"Oh inget - inget, yang dulu sering mama marahin kan gara gara ganggu kamu terus, emang kenapa bang ?" tanya mama nya.

Hasta mulai bercerita sambil sedikit tersenyum "aku satu kelas ma sama dia, tapi dia sekarang beda banget. Bahkan dia ngajakin aku temenan loh."

"Bagus dong, lagian kan itu dulu waktu kalian masih kecil. Terus terus gak ada cewek cantik bang ?" jawab mamanya sambil menggoda Hasta.

"Apaan sih ma, gak ada lah, lagian aku gak mau cita cita ku buat jadi pilot ke ganggu gara gara urusan cinta." jawab Hasta tegas, meskipun terbesit nama Aurel di dalamnya.

"Pilot? Bukannya mama udah bilang sama kamu, jangan pernah jadi aparat negara Hasta. Mama gak mau kamu kayak papa, atau bahkan lebih parah." jawab mamanya tegas.

"Ma, kejadian masa lalu papa itu masalah papa. Papa yang gak bisa ngendalikan emosinya, dan aku gak sama seperti papa. Aku beda." kata Hasta yang mencoba menentang mama nya.

Mama Hasta mencoba untuk tidak meluapkan emosinya "tetap saja mama gak akan setuju kamu jadi pilot, dan akan selamanya menentang kamu."

"Terima kasih makan malamnya, Hasta ke kamar dulu." jawab Hasta sambil meninggalkan meja makan dan berlalu menuju kamarnya.

Selalu seperti itu, ketika Hasta mencoba menceritakan cita - citanya maka dengan tegas mama nya akan menolak mentah mentah. salahkan ayahnya yang mengenalkan dia dengan dunia pilot sejak kecil, Hasta kecil hanya ingin menjadi kelihatan keren seperti papanya, yang nyata nya sudah tidak ada lagi sosok itu di sampingnya.

Banyak kenangan yang mereka buat selama ini, replika - replika pesawat yang papa nya berikan tertata rapi di kamarnya. Bahkan dia akan marah, jika mamanya menyentuh barang itu. Andai kejadian 12 tahun silam tidak ada, andai papanya tidak ditugaskan hari itu, maka mungkin saat ini beliau ada di sini. Di samping Hasta, menemani dan mendukung semua cita citanya.

*******

"Aurel pulang bundaa," teriak Aurel saat memasuki rumah.

Mamanya yang ada di kamar langsung keluar, "lupa cara salam kamu ?"

"Upps, assalamualaikum bundanya Aurel yang cantik jelita." jawab Aurel sambil merangkul bundanya,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

hurt feelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang