chapter 4

12 3 0
                                    

Hasta tau dia orang baru yang bahkan belum 24 jam bertemu Aurel, tapi dia tau cewek itu tidak baik - baik saja. Terlihat pula tadi, Aurel yang menangis di pelukan Arvian. Ada yang aneh, hati Hasta seperti tidak suka dan benci dengan sikap Aurel.

Hasta yang kembali ke kelas, memikirkan apa yang dilihat tadi, Aurel dan Arvian sedang melakukan hal yang tak sepantasnya dilakukan, harusnya ia tak peduli. toh itu bukan urusannya, tapi kenapa rasanya sebenci ini melihat mereka bersama. entah karena Arvian yang notabane nya sudah memiliki hubungan dengan Bebi tapi masih memberi harapan pada Aurel, atau karena ada hal yang lain mencoba tumbuh di hatinya.

"woy ta, lo mah gitu ninggalin gue tadi," Ricky yang mengagetkan Hasta dengan menepuk pundaknya.

"ya lo gak penting banget jadi paparazzi dadakan," kata Hasta mencemooh Ricky.

Ricky menghela napas sebentar dilanjutkan dengan menatap Hasta "cerita mereka beda, kita satu sekolah sampek sekarang penasaran kenapa si Arvian tiba - tiba mutusin Aurel padahal mereka gak pernah bertengkar sehebat gue sama Bela dulu."

"Bela,?"

"iya, Bela temen deketnya si Aurel. lo gak tau, dia itu pinter banget bela diri." kata Ricky sambil mengingat ingat kejadian yang sudah 1,5 tahun berlalu itu.

"emang lo dulu bertengkar gara - gara apa ?" tanya hasta jadi penasaran.

"sebenernya gue sih yang salah paham, dia udah berusaha jelasin juga. jadi hari itu gue emang sengaja ninggalin bela di sekolah karena harus ke bengkel. terus si Bela bilang kalau dia gak masalah pulang naik angkot, gue pikir juga gak masalah. eh tau nya si Roby, salah satu temen gue bilang kalau dia liat Bela boncengan sama Aji, temen deketnya Arvian." kata Ricky sambil tertawa renyah, mengingat betapa tololnya dia dulu.

"terus pasti lo marah - marah gak jelas sama itu cewek, lo sih bodoh gak mau dengerin dulu penjelasan dua. nyesel kan lo sekarang ?" tanya Hasta pada Ricky.

Ricky mengangguk pelan, "lo bener gue nyesel, besoknya pas waktu itu gue langsung hajar habis habisan si Aji, dan lo tau gak cerita sebenernya kayak apa ?" tanya Ricky pada Hasta.

"emang kenapa ?"

"cewek gue hampir di apa - apain sama cowok jalanan pas nunggu angkot dan untungnya ada Aji tadi, karena Aji khawatir maka dari itu dia nganterin si Bela, pulang." lanjut Ricky bercerita.

Hasta yang mendengar itu langsung mengerti menepuk pelan bahu temannya ini.

"gue malah ngerasa bersalah banget sampek sekarang, makanya gue gak pernah berani nunjukin rasa gue ke Bela." kata Ricky sambil menyesali semuanya.

"jadi apa perbedaan kisah kalian sama si Aurel." tanya Hasta penuh selidik.

"jadi dulu Aurel sama Arvian itu paling akur kalau pacaran, mereka kalau bertengkar gak pernah sampek putus, paling juga si Aurel diem in Arvian seminggu. tapi waktu itu, bahkan sehari sebelum mereka putus Arvian sama Aurel keliatan baik baik aja, bahkan gue sempet godain Aurel dan dibales sama tatapan sengit dari Arvian. gak ada angin, gak ada hujan besoknya Arvian mutusin Aurel di depan temen - temennya tanpa ada alasan yang jelas sampek sekarang." kata Ricky sambil mengingat ingat betapa gemparnya berita itu dulu.

"terus hubungannya sama si Bebi ?"

"sehari setelah mereka putus, kita dapet kabar kalau Arvian pacaran sama si Bebi, dan lo tau Bela langsung ngelabrak si Bebi." kata Ricky sedikit tertawa mengingat betapa lucunya ekspresi Bela.

"brengsek banget itu cowok."

"tapi gue ragu kalau Arvian tulus sama Bebi, soalnya gue tau kalau Bebi emang terobsesi banget sama Arvian dari dulu dan Arvian itu dulu anti banget sama tuh cewek." kata Ricky mencoba menelaah.

hurt feelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang