Kenyataan yang pahit

27 5 2
                                    

"Yoona yang mulai pak" sergah Seulgi
"Apaan sih loe, perasaan loe yang-"
"DIAM!"
"Kalian mau Bapak hukum yang berat-berat, hah?"
"Gak pak" ucap mereka kompak
"Sekarang kalian berdua bersih kan WC Wanita, perpustakaan, dan UKS-"
"Tapi pak-"
"Tiada bantahan! Sampai bapak lihat kalian berkelahi lagi, bapak akan tambah hukuman kalian. Mengerti?"
"Iya pak"

Di luar kantor...
"Gara gara loe nih"
"Kok gue sih. Kan, loe yang duluan nyambak rambut gue, ya gue balas lah"
"Heh,  gue gak mau tahu ya. Loe yang harus bersih in semuanya. Gue mah ogah. Byee"
"Cihh, dasar"

Setelah beberapa jam lamanya, Yoona telah menyelesaikan hukumannya. Tentunya, tanpa bantuan Seulgi
"Bagusnya istirahat di-"
Wusssh....
Ia terkejut, sebuah bayangan putih baru saja melintas di hadapannya. Dan ia merasa, bayangan itu masih berada di sana. Kemudian, bayangan itu mengitarinya dengan gerakan yang awalnya lambat, lalu semakin cepat, semakin cepat. Ia gemetaran sementara bayangan itu asyik menakutinya. Tiba-tiba, bayangan itu berhenti. Lalu bayangan itu mendekat ke wajah Yoona, makin mendekat, makin mendekat, dan-
"Jangan dilihat"
Seorang pria menutup kedua penglihatan Yoona dengan telapak tangannya. Yoona ingin sekali berterima kasih kepada pria itu, karena sekarang, ia sangat ketakutan. Kenapa Yoona tak lari saat bayangan itu mendekat? Karena ia akan membeku seketika, bila ia sedang ketakutan
"Gue...gue takut"
Sekarang,  ia memeluk pria itu. Syukur, ia tak memberontak, malah ia juga berusaha menenanginya, dengan usapan yang lembut di pucuk kepalanya.
Refleks, Yoona menghadap ke atas. Ternyata, pria itu adalah Chanyeol, penyebab perkelahian dirinya dan Seulgi. Ia heran, mengapa Chanyeol amat baik padanya bahkan, sekarang Chanyeol sedang menatap dirinya intens

"Yoona!"
Teriakan itu spontan, membuat Yoona merubah posisi mereka. Ternyata, yang meneriaki Yoona adalah kedua sahabatnya, Sandy Mandy. Mereka kemudian menghampiri Yoona dan Chanyeol.
"Hei, kenapa loe berkelahi dengan si penghianat, sih. Kan loe tahu sendiri dia orangnya kayak gimana. Seharusnya, loe gak ngeladenin dia" ucap Sandy
"Iya Yoon. Loe seharusnya lebih dewasa" sambung Mandy
"Penghianat?" Tanya Yoona
"Iya, si Seulgi. Dia nge-hianatin in persahabatan kita hanya untuk pacaran? Siapa nama pacarnya? Oh ya, Chanyeol. Cihh,  dasar pria ba-"
"EKHEM!" degan Chanyeol
Sadar akan kehadiran pria yang sedang mereka bicarakan, kedua sahabatnya membawa lari Yoona dari sana

"Napa loe tadi sama si Chanyeol-chanyeol itu, hah? Loe mau dilabrak sama si penghianat?" Sergah Sandy
Sekarang mereka berada di samping perpustakaan
"Da ahh, gue mau balik aja. Gue capek"
Yoona pun meminta izin kepada guru piket hari itu
"Butuh tumpangan" tawar Chanyeol ketika melihat Yoona yang berjalan sendirian di trotoar
"Gak perlu"
Ia pun melanjutkan perjalanannya ke rumah

Sesampainya di rumah...
"Bu, Yoona pulang"
Hening,  itulah kondisi rumahnya saat ini
"Ibu! Ibu di dapur?"
Nyatanya, ketika ia ke dapur ibunya tak ada di sana
"Mungkin di kamar" pikir Yoona
Bukan ibunya yang ia dapati, melainkan secarik kertas berwarna merah jambu
"Ini seperti tulisan tangan ibu"

'Untuk Yoona,
Maaf, ibu selama ini tidak menyatakan yang sejujurnya padamu.  Bahwa ibu sebenarnya, sudah tiada. Ibu selama ini berbohong padamu, karena ibu belum siap meninggalkanmu dan ibu tahu kau juga masih membutuhkan ibu. Ibu bersyukur, kau dapat melihat arwah, seperti ibumu ini. Sehingga ibu lebih mudah bersamamu. Dan sekarang, sudah saatnya ibu pergi. Yoona, jaga dirimu baik-baik ya'

"Ibu...hiks...ibu...hiks...Yoona, masih butuh ibu...jangan hiks...tinggal in Yoona bu..."

Flash back on
Hari kematian ibunya...
Drt...
Drt...
Drt...
"Halo, ini siapa?"
"..."
"Benar, ini Yoona. Ada apa?"
"..."
"Baiklah, saya akan segera ke sana"
"..."
"Terima kasih"
Namun, baru saja ia akan membuka pintu
Ceklek...
"Ibu!"
"Kamu mau ke mana Yoona?"
"Tadi...itu...ada yang..."
"Kenapa? Sudah ah, masuk, di luar kan dingin. Kamu udah makan malam? Ibu siap in ya?"

Saat makan malam...
"Tadi kamu mau ke mana Yoona?"
"Itu, tadi aku dapat telepon dari pihak rumah sakit, kalau ibu kecelakaan dan sudah tidak sadarkan diri. Terus, pas aku mau ke sana, ibu tiba-tiba dateng. Kayaknya, yang tadi itu telepon iseng,  deh"
"Mmm, gitu. Yoon, kalau ibu ngecewain kamu satu hari nanti. Kamu akan maaf in ibu, kan?"
"Tentu saja"
Flash back off

💜💜💜

Jangan lupa vomment chingu...

magicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang