4

4.1K 501 37
                                        




Gangnam Central Hospital adalah sebuah rumah sakit terbesar dan sangat elite di kawasan Seoul. Penjagaan keamanan mereka adalah yang terbaik di Korea Selatan. Berlebihan? Tidak, karena pasien-pasien mereka adalah kalangan pejabat-pejabat tinggi negara, jajaran direksi perusahaan multinasional, serta artis-artis superstar yang membutuhkan privasi tinggi.

Si maknae Jisung menelan ludah kasar ketika melihat security-security yang berjaga di sekitar pintu masuk. Setidaknya ada 4 orang yang menjaga pintu utama, dan 2 orang di pintu-pintu darurat. Sepertinya mereka memang tidak main-main untuk menjaga keamanan pasien mereka.

"Hyung..."

"Tenanglah, Jisung. Ikuti saja rencana Donghyuck. Dan tinggalkan senjata kalian di mobil. Kita tidak membutuhkannya di dalam sana karena kita hanya akan mencuri kantong darah."

Dengan raut tidak rela, Jeno meletakkan revolver kesayangannya dalam mobil mereka. Detik itu juga, Mark memberi isyarat pada kedua anggotanya untuk memulai aksi mereka.

Mereka bertiga menyusup masuk rumah sakit itu dengan lancar. Tak satupun security mencurigai mereka, karena penampilan mereka yang membaur dengan pengunjung rumah sakit. Kini, mereka tengah menuju ke ruang pendingin untuk mengambil kantong darah yang dibutuhkan Jaehyun.

Pencarian mereka sangat mudah karena sebelumnya mereka telah mempelajari denah rumah sakit ini serta letak cctv di sana. Bantuan jarak jauh dari Jaemin juga selalu mempermudah aksi-aksi mereka.

Hanya dalam waktu 10 menit, mereka telah menemukan ruangan pendingin yang mereka cari. Namun ketika mereka hendak menyelinap masuk, seorang suster wanita tiba-tiba keluar dari dalam ruangan yang tertulis huruf besar-besar "KHUSUS KARYAWAN". Artinya, keberadaan Mark, Jeno dan Jisung akan sangat menarik perhatian karena tak ada satu pun pengunjung yang boleh menginjakkan kaki di sini.

Dengan sigap, Mark menarik kedua anggotanya ke dalam ruang sapu kecil di dekat tangga darurat. Setelah dirasa suster itu telah pergi menjauh, mereka bertiga segera memasuki ruangan bersuhu 2 derajat celcius tersebut.

Di dalam sana, mereka melihat kantong-kantong darah yang memenuhi lemari-lemari pendingin. Label dari lemari-lemari itu menunjukkan golongan darah dalam kantong. Ada A positif yang terisi penuh, B negatif yang cukup langka, AB positif yang juga jarang ditemui.

Namun lemari berlabel AB negatif itu kosong. Tak ada satu kantong pun di sana.

"Aarrggh!!! Kemana perginya kantong darah itu?!"

Mark merangsek ke arah Jeno dan menarik kerah leher anak itu kuat, "kau bilang di sini ada darah AB negatif! Mana? Tidak ada!"

"Arrk- M-Mark ak-aku tercek-kik."

Mark mengendorkan cengkeramannya, tapi tidak sedikitpun melepaskannya.

"Aku tidak bohong. Jaemin yang memberitahuku 20 menit yang lalu."

Mark menghempaskan tubuh Jeno, hingga membuat punggungnya terbentur lemari pendingin. Dia mengusak rambutnya kasar, frustasi akan ketidakmampuannya.

"Hyung, mungkin suster tadi yang mengambilnya. Karena kalau 20 menit yang lalu darah itu masih di sini, berarti dia baru-baru saja diambil."

"Hubungi Jaemin. Cari tau operasi yang membutuhkan AB negatif. Sekarang! Waktu kita tidak banyak!"

Mark berjalan mondar-mandir di dalam ruangan dingin itu. Setiap detik yang terlewati terasa seperti ribuan jam. Berkali-kali dia melirik Jeno yang mengeluarkan titik-titik keringat, meski sedang berada di ruangan bersuhu rendah ini.

"Ada operasi anak perdana menteri di lantai 4. Jaemin bilang operasinya akan dimulai 10 menit lagi."

Mark memberi pesan kepada Donghyuck tentang masalah yang mereka hadapi. Ia yakin, kekasihnya mampu memberikan solusi secepatnya.

R.O.D - Ride or Die ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang