Seokjin meletakkan sebuah kardus berisi barang-barangnya di lantai kamar barunya. Dia dan Namjoon, kekasihnya sejak dua tahun terakhir, memutuskan untuk pindah ke apartemen baru setelah Namjoon mendapatkan mutasi ke kantor lain.
Seokjin menatap sekeliling kamarnya, kamarnya terlihat dua kali lebih besar dari kamarnya sebelumnya. Hanya saja, dia masih merasa tidak nyaman pindah ke tempat baru.
"Jin, bisa bantu aku membongkar beberapa kardus?"
Seokjin menoleh ke arah Namjoon, "Tentu." Seokjin berjalan menghampiri Namjoon dengan langkah pelan.
"Kenapa, hum? Kau tidak suka apartemen baru kita?" tanya Namjoon karena Seokjin terlihat murung.
Seokjin mengangkat bahunya, "Entahlah, kau tahu aku memang tidak terbiasa dengan tempat baru. Dan lagi.. aku mengkhawatirkan Jungkook."
"Ada apa dengan adikmu? Dia sudah tinggal bersama Taehyung."
Seokjin mendelik ke arah Namjoon, "Aku khawatir karena kau membuat adik kesayanganku tinggal dengan seseorang yang hyper dan mesum macam Kim Taehyung, aku tidak peduli anak itu adalah kekasih adikku. Kenapa kau malah menawarkan Jungkook tinggal bersamanya, Namjoonie? Adikku masih kuliah."
Namjoon mengelus-elus pipi Seokjin, "Justru karena adikmu masih kuliah aku menawarkan agar dia tinggal dengan Taehyung sampai lulus nanti. Kantor Taehyung dekat dengan universitas Jungkook, bahkan Jungkook bisa berangkat bersama Taehyung tiap pagi."
"Tapi.."
"Jinseok, kalau yang kau khawatirkan adalah Taehyung melakukan sesuatu pada Jungkook, kau tidak perlu khawatir, Taehyung tidak akan melakukan itu."
"Kenapa kau seyakin itu?"
"Karena aku sudah mengancamnya. Dan kau tahu aku tidak pernah main-main dengan ucapanku. Taehyung tidak akan berani menyentuh Jungkook sebelum waktunya. Aku dan Taehyung sudah kenal sejak kecil, dan Taehyung sudah sangat mengenalku."
Seokjin menyipitkan matanya, memikirkan ucapan Namjoon, kemudian dia menghela nafas pelan dan mengangguk. "Oke, kali ini aku percaya padamu."
Namjoon tersenyum lebar, kemudian dia mengacak rambut Seokjin, "Nah, sekarang ayo bantu aku. Kita harus selesai membereskan ini semua sebelum malam."
Seokjin menjauhkan tangan Namjoon dari rambutnya, " Okay .."
.
.
.Seokjin tengah berbaring dengan posisi meringkuk di dalam pelukan Namjoon. Mereka berdua baru bisa tertidur setelah lewat tengah malam karena mereka menghabiskan waktu mereka untuk membereskan apartemen baru mereka.
Walaupun barang mereka tidak terlalu banyak, tapi tetap saja membereskan apartemen baru dengan tenaga dua orang pastinya jauh lebih merepotkan.
Bahkan setelah menghabiskan banyak waktu untuk membereskan barang-barang serta menggeser beberapa furniture. Apartemen mereka masih jauh dari selesai.
Apartemen baru mereka terletak di pusat kota, namun lingkungan sekitarnya tidak terlalu ramai di malam hari. Dan ini lah yang disukai Seokjin, karena Seokjin mencintai ketenangan.
Tes Tes Tes
Seokjin mengerutkan dahinya saat dia mendengar suara tetesan air. Dia adalah orang yang sensitif saat tidur, suara sekecil apapun bisa membangunkan Seokjin. Makanya di kamar mereka selalu menggunakan jam digital agar Seokjin tidak terganggu dengan suara detik jam.
Seokjin merapatkan tubuhnya ke Namjoon dan menutup telinganya. Tubuhnya lelah dan dia benar-benar tidak mau bangun dari tempat tidurnya yang nyaman dan pergi memeriksa kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Whisper
FanfictionIt's all started with a single whisper. NamJin, BL, AU. Horror. Romance. Might mentioning abuse/abusive relationship and behaviour.