_ Six months later _
Enam bulan sudah berlalu sejak kejadian itu, Namjoon sudah melamar Seokjin dua bulan lalu dan mereka baru saja menikah kemarin. Orangtua Namjoon memberikan sebuah rumah yang cukup besar sebagai tempat tinggal Namjoon dan Seokjin.
Rumah itu terletak cukup dekat dengan kantor Namjoon dan sekolah tempat Seokjin mengajar. Setelah hari pernikahan mereka, Namjoon dan Seokjin memutuskan untuk menunda bulan madu mereka dan langsung menempati rumah baru mereka.
Seokjin sangat menyukai rumah baru mereka, rumahnya terdiri dari dua lantai dan satu loteng. Rumah itu memiliki desain sederhana dan minimalis dengan sebagian besar dinding dan lantai yang terbuat dari kayu.
Seokjin tersenyum lebar seraya menatap kamar barunya, dia bisa mendengar suara Namjoon yang terdengar samar-samar sedang memerintahkan beberapa orang yang dipekerjakan mereka untuk menggeser beberapa
furniture dari kamar sebelah.Namjoon terdengar memberikan instruksi di sana-sini. Dan karena lantai rumah mereka terbuat dari kayu, Seokjin bisa mendengar debaman langkah mereka saat berjalan ke sana-sini di dalam ruangan itu.
Seokjin membongkar kardus yang dibawanya dan mulai membereskan beberapa barang. Seokjin bisa mendengar suara Namjoon yang meminta para pekerja untuk mengatur beberapa barang di lantai bawah. Seokjin tersenyum tipis, Namjoon sangat bersemangat menata rumah baru mereka dan ini juga membuat Seokjin bersemangat. Dia bisa mendengar suara debaman langkah yang melintasi ruangan tempatnya berada.
Seokjin masih sibuk membongkar beberapa barang dan membereskannya, sesekali dia bersenandung pelan untuk menemaninya bekerja. Seokjin baru saja melepaskan selotip dari salah satu kardus ketika dia mendengar sesuatu. Seokjin menghentikan kegiatannya dan memutuskan untuk fokus mendengarkan suara yang didengarnya.
Suara itu terdngar seperti suara langkah yang sedang berlari dari koridor di depan kamarnya. Dahi Seokjin berkerut, 'Apakah Namjoon kembali ke lantai atas?'
Seokjin menoleh ke belakang, dia memang menutup pintu ruangan yang dia tempati karena dia kurang suka melihat beberapa petugas jasa pindahan hilir mudik di sekitarnya.
"Namjoon?" seru Seokjin. Seokjin menunggu beberapa saat tapi dia tidak mendengar balasan apapun.
Seokjin melangkah keluar dari kamarnya dan koridor di depan kamarnya kosong.
Seokjin mengintip ke ruangan sebelah dan ternyata ruangan itu juga kosong, hanya ada tumpukan kardus dan beberapa furniture.Seokjin mengintip ke bawah melalui puncak tangga dan dia juga tidak melihat siapapun di bawah tangga. Seokjin berlari kecil menghampiri jendela yang kebetulan dekat dengan tangga dan dia melihat Namjoon berada di luar bersama para pekerja.
Seokjin mengerjap pelan, kalau Namjoon berada di luar, suara langkah siapa yang dia dengar tadi?
Disaat Seokjin sedang sibuk berpikir, dia mendengar suara dari belakang tubuhnya, dia menoleh ke belakang dengan hati-hati namun Seokjin tidak melihat siapapun, Seokjin memejamkan matanya dan menunduk.Disaat Seokjin baru saja ingin menghembuskan napas lega, suara langkah itu terdengar lagi, kali ini Seokjin juga mendengar suara tawa anak kecil. Seolah-olah ada anak kecil yang berlarian di sekitar lantai dua.
Seokjin mengangkat pandangannya dan dia melihat sekilas bayangan anak kecil yang berlari melintasi koridor dan masuk ke ruangan di sebelah kamarnya dan Namjoon.
Oh, God, not again..
End of The Epilogue
.
.
.Okeh, end. Hehehehe
Ceritanya memang hanya sampai sini ya gaes. Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Whisper
FanfictionIt's all started with a single whisper. NamJin, BL, AU. Horror. Romance. Might mentioning abuse/abusive relationship and behaviour.