Seokjin segera berdiri, melemparkan sehelai rambut yang dia pegang, dan melangkah keluar dari apartemennya, dia membanting pintunya hingga menutup dan menghubungi Namjoon.
Terdengar nada sambung cukup lama sampai akhirnya Namjoon mengangkat teleponnya.
" Yes, Baby?"
"Namjoon, pulang sekarang."
" Ada apa, Babe?"
"Cepat pulang, please. Aku takut.."
" Seokjin? Kau baik-baik saja? Kau ada di mana sekarang?"
"Aku ada di depan apartemen kita."
" Oke, aku pulang sekarang, kau tunggu saja di dalam apartemen."
"Tidak! Aku tidak mau masuk sendirian."
" Sayang, sebenarnya ada apa?"
"Namjoon, cepat pulang, please ."
" Oke, oke. Aku pulang sekarang. Tunggu aku."
Seokjin menghembuskan napas lega saat Namjoon berjanji akan pulang sekarang juga. Dia bersandar di dinding koridor apartemennya. Apartemennya dan Namjoon terletak di lantai 13, karena hanya lantai 10 ke atas yang memiliki ruangan lebih besar dari yang berada di lantai 10 ke bawah.
Seokjin menggigit bibirnya sementara dia menunggu Namjoon pulang, dia tidak berani masuk ke dalam apartemen, tapi berdiam diri di luar apartemen juga terasa menyeramkan. Hari mulai gelap dan di lantai 13 ini tidak memiliki banyak penghuni. Setahu Seokjin, hanya dia dan sebuah keluarga kecil yang menghuni lantai ini.
Seokjin mulai mengetuk-ketukkan kakinya ke lantai, "Cepat datang, Namjoon.." gumamnya berulang-ulang. Sesekali matanya akan melirik ponselnya untuk memeriksa jam.
Seokjin berhenti menatapi ponselnya saat dia mendengar suara tetesan air lagi disertai bisikan seorang wanita yang mengucapkan 'Tolong aku..' , Seokjin menoleh ke arah ujung koridor dan dia melihat ada sosok seorang wanita dengan rambut panjang berantakan, kulit pucat pasi, dan berbalut pakaian berwarna putih lusuh sedang berdiri di sana dan memandangnya.
Lampu koridor apartemennya yang seharusnya terang mendadak menjadi berkedip-kedip sehingga mengaburkan pandangan Seokjin. Dan Seokjin tidak bodoh untuk menyadari bahwa di setiap kedipan lampu, sosok wanita itu bergerak semakin dekat ke arahnya.
Seokjin menjerit dan berlari ke arah lift dengan cepat, jemarinya menekan panel lift dengan brutal sementara dia bisa mendengar suara tetesan air yang semakin mendekat padanya.
Samar, Seokjin juga mencium aroma amis rawa-rawa dan hawa di sekitarnya mendadak berubah menjadi semakin dingin.
Lampu koridor tidak juga berhenti berkedip dan ketakutan terasa menelan Seokjin hingga ke dasar, dan sialnya, tidak ada orang di sini.Seokjin mulai menggedor pintu lift dengan panik, "Buka! Buka pintunya!"
Tangan Seokjin terus memukul pintu lift dan dia bisa merasakan seseorang berdiri di belakangnya. Begitu rapat hingga Seokjin merasa punggungnya basah karena sosok yang berdiri di belakangnya benar-benar basah.
Suara tetesan air itu terdengar semakin jelas dan Seokjin merasakan sesuatu seperti rambut yang kembali mengenai leher dan tengkuknya dan menjulur hingga ke bahu.
Seokjin memejamkan matanya dan menjerit, tangannya terus aktif memukul pintu lift dan berdoa agar ada seseorang yang menolongnya.
Tiba-tiba pintu lift terbuka dan Seokjin jatuh terhuyung ke depan, dia menubruk seseorang yang berada di dalam lift dengan keras. Seokjin mencengkeram lengan sosok yang baru saja ditabraknya kemudian menoleh ke belakang dan dia tidak melihat sosok wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Whisper
FanfictionIt's all started with a single whisper. NamJin, BL, AU. Horror. Romance. Might mentioning abuse/abusive relationship and behaviour.