Chapter 7

148 18 0
                                    

"Tapi aku hanya ingin—"

"Tidak," kata Baekhyun tegas.

"Berhenti. Jangan menyentuh pekerjaan rumahku. Aku tidak mengizinkanmu dan pergilah dari situ!"

Chanyeol melihat ke bawah tangannya dalam sikap tunduk yang sempurna.

"Oke, aku minta maaf," katanya sambil mengangguk.

"Aku tidak akan melakukannya lagi. Chanyeol tidak akan menyentuh buku Baekhyun lagi".

Dia hanya berbicara seperti ini ketika dia berusaha keras untuk mengumpulkan sesuatu di kepalanya, seperti yang ia lakukan setelah Baekhyun menyuruhnya untuk menghafal nomor ponsel jika terjadi sesuatu saat Baekhyun keluar apartemen.

.

.

.

[Trans Fic] Absolute Chanyeol

By : Leadernim

ChanBaek | BL | etc.

Summary : Chanyeol bukanlah robot yang sempurna, tapi itu tak masalah bagi Baekhyun karena Chanyeol memang hanyalah suatu benda dan juga manusia yang sempurna.

Length : 7 / 24

Disclaimer : ini ff punya leadernim dan ada yang nge re-upload di wattpad. Naa cuma ngetranslate dari bahasa inggris ke bahasa indo. Cast milik tuhan, orangtua dan agensi masing-masing.

CHAPTER 7

.-.-.-.-.-.-.-.-.-.

Baekhyun benar-benar marah kepada Chanyeol yang.. sekali lagi, selalu 'ingin membantu' setiap kali dia memeluk kaki Baekhyun untuk meminta maaf.

Dengan desahan kecil,

"Tidak apa-apa"

Baekhyun meletakkan tangannya diatas kepala Chanyeol. Ini adalah pertama kalinya mereka saling menyentuh. Baekhyun terkejut dan merasakan panas yang berasal dari Chanyeol dan memungkinkan Chanyeol mengambil tangannya dan memeriksanya, ia menyukainya. Dia memegang tangan Baekhyun dan kemudian menarik setiap salah satu jarinya.

Ketika Chanyeol tidak sengaja menyikat (menggelitik) pergelangan tangan Baekhyun dan Baekhyun mengernyit, mencoba menarik tangannya kembali, Chanyeol mendongak.

"Apa itu? Apakah itu sakit? "

"Tidak, itu ... itu menggelitik."

Baekhyun berdehem, tiba-tiba saja ia merasa malu.

"Menggelitik?" Chanyeol bertanya lagi. "Apakah sesuatu akan terasa baik ketika digelitik?"

"Ti-tidak juga," Baekhyun mencoba menarik tangannya kembali lagi ketika Chanyeol dengan eksperimental menggelitik sepanjang urat pergelangan tangannya.

"Rasanya tidak nyaman dan itu membuatku ingin tertawa."

"Tapi bukankah tertawa itu berarti kau senang?" Chanyeol tersenyum.

"Apakah digelitik membuatmu bahagia?"

"Mungkin itu untuk orang lain, tapi tidak untukku."

Chanyeol memungkinkan dia untuk menarik tangannya kembali, wajahnya seperti orang berkonsentrasi.

"Menggelitik ... oke," keluh Baekhyun. "Saraf di bawah kulit menjadi bersemangat ketika disentuh dengan cara tertentu. Itu membuat banyak orang tertawa tapi itu membuat ku ... gugup. Aku tidak suka orang lain menyentuhku. "

"Oh," mata Chanyeol melebar. "Maafkan aku. Aku tidak akan melakukanya lagi—"

"Tidak, tidak, tidak apa-apa," kata Baekhyun, memegang tangannya.

"Lebih baik kita berhenti bicara tentang ini, kau kan sudah meminta maaf."

Ini semakin sulit dan sulit untuk dijelaskan secara alami, Baekhyun menerimanya begitu saja. Chanyeol tahu apa kebahagiaan dan apa gejala kebahagiaan tetapi ia memiliki masalah dengan hal itu, emosi lain yang lebih rumit, seperti rasa takut atau kecemasan. Baekhyun bisa bermain dari banyak fakta yang dia dapat tentang emosi dan apa konsekuensi fisik diantara mereka, tetapi Chanyeol hanya menggeleng, tidak cukup memahami mengapa manusia merasakan hal-hal tertentu yang mereka lakukan.

-.-.-.-.-.-.-.-

"Aku ingin menjadi manusia," tutur Chanyeol. Baekhyun mendongak dari catatan sejarahnya, menutup bukunya. Ini terlambat dan Chanyeol sekarang di sampingnya, di sofa, tanganya mengutak-atik Rubix kubus Baekhyun ditemukannya di lemari.

"Kau.. ingin menjadi manusia?" tanya Baekhyun.

"Setiap orang adalah sesuatu yang sama dari asal usul mereka." suara Chanyeol terdengar lirih. Selalu seperti itu setiap malam. Baekhyun tidak memaksanya untuk berbicara lebih keras, ia berpikir Chanyeol yakin ia akan mengganggu ketenangan malam jika ia berbicara lebih keras.

"Aku tahu Kris juga ingin menjadi manusia," lanjut Chanyeol.

"Dia sangat pintar menyembunyikan perasaannya dari orang lain yang aku kenal. Menjadi manusia ... Aku benar-benar tidak mengerti mengapa aku dibuat, Baekhyunnie. Kadang-kadang, aku melihat diriku dan aku melihatmu dan aku pikir kita tidak terlihat terlalu berbeda, jadi mengapa kau lahir sebagai manusia, sedangkan aku tidak? Kau merasa menggigil ketika kau membiarkan jendela terbuka, tapi aku tidak pernah merasa dingin. Aku merasa sedih, benar-benar sedih, ketika kau berteriak padaku, tapi aku tidak takut padamu atau 'gugup' saat kita bertemu lagi nanti. Aku hanya ingin kau bahagia dan aku ingin bahagia juga. Bahagia adalah satu-satunya hal yang... aku benar-benar ... mengerti tentang manusia. Apakah itu merupakan rasa sedih?"

"Tidak," Baekhyun menggosok dagunya, tenggelam dalam pikirannya.

"Itu bukan kesedihan. Kami sebagai manusia mencoba untuk mengumpulkan dan mempertahankan kebahagiaan selama hidup kami. Jika kau dapat melakukannya dengan mudah, maka jelas kami harus banyak belajar dari kau juga. "

T B C

Absolute Chanyeol (indo trans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang