Melalui Plato, Baekhyun memulai perjalanannya ke dalam studi sifat manusia dan di sini kepalanya seperti dipenuhi buku-buku.
Ini terlalu banyak.
Spesies-nya telah memperdebatkan keberadaannya sendiri dan tujuannya selama ribuan tahun. Tidak ada cara untuk mengerti semuanya dalam satu malam. Belum lagi fakta kecil dimana buku-bukunya yang diterjemahkan dari terjemahan dan terasa sakit pada saat ia bahkan berpikir tentang Rousseau.
Pada akhir malam, tepat sebelum perpustakaan tutup, ia mencoba untuk meletakkan segala sesuatunya bersama-sama.
Tidak ada salah lagi. Jika Plato benar dan 'realitas' itu sendiri tidak nyata maka Chanyeol itu hanya senyata Baekhyun. Chanyeol berpikir untuk dirinya sendiri, ia memiliki perasaan dan dia tahu apa yang dia lakukan ... hewan lain tahu apa mengenai mereka? Apakah kutu kecil yang bermain dengan Chanyeol mengetahui bahwa mereka adalah kutu dan ia tidak? Berpikir tidak hanya hal yang manusiawi, karena Chanyeol melakukannya, tapi tidak berpikir sendiri membuatnya cukup manusiawi.
Kelima kalinya dia ambruk di antara buku-bukunya, pustakawan berjalan di sekitarnya untuk memeriksa apakah dia masih bernapas.
Baekhyun kecewa pada dirinya sendiri, masih benar-benar kecewa.
Dia pun pergi tanpa mempelajari/mendapatkan apapun.
Chanyeol selalu ada saat Baekhyun pulang dari sekolah. Dia tenang dan membuat dirinya menjadi lebih tenang ketika Baekhyun melakukan pekerjaan rumahnya. Ini memang tidak membantu banyak : Baekhyun masih terganggu oleh pikiran tentang apa yang Chanyeol dapatkan di dalam dirinya. Chanyeol memiliki kebiasaan mengumpulkan kutu dari luar dan membawa mereka masuk, hanya untuk melihat interaksi mereka dengan jari-jarinya yang menyelidik.
Suatu hari, dia bertanya kepada Baekhyun ketika hewan merasakan sakit.
"Beberapa dari mereka melakukannya," Baekhyun mengangguk.
"Hewan dengan sistem saraf yang kompleks merasa sakit tapi aku tahu beberapa serangga tidak merasakanya karena mereka begitu primitif."
"Apakah aku seperti serangga itu?" Tanya Chanyeol, mengangkat jarinya untuk menunjukkan ngengat kecil menempel pada ujung jarinya.
"Tidak, kau bukan serangga. Serangga tidak bisa merasakan perasaan seperti yang kau rasakan. Kau berbeda."
Ia berharap ini dapat meyakinkan Chanyeol tapi ia sendiri tidak terlalu yakin. Chanyeol sudah berlatih ekspresi wajah di cermin lagi karena dia tidak memberikan sesuatu yang lebih mendalam sehingga dia melanjutkan bermain dengan ngengat-nya.
Hidup dengan Chanyeol sudah lebih baik akhir bulan ini.
Chanyeol sekarang 'tidur' di tempat tidur Baekhyun, bersama dengan dia pada malam hari dan.. banyak waktu. Baekhyun terbangun dengan wajah ditenggelamkan ke dada Chanyeol. Tanpa grogi dan dia tidak bisa menjelaskan apa yang memaksa tubuhnya untuk menariknya lebih dekat di tengah malam. Ia berharap Chanyeol hanya mengingatkannya di bawah 'Hal Aneh' yang Manusia lakukan dan memungkinkan dia untuk hidup dengan perasaan malu. Tapi dia tidak. Dia telah membeli 'pacar' dari toko setelah semua ini. Chanyeol diprogram untuk dapat bergerak menyentuh seseorang. Namun, Baekhyun tidak nyaman dengan 'lebih dari menyentuh secara ramah' dan dia selalu menjadi pihak yang pertama untuk menarik diri dari pelukan hangat Chanyeol.
T B C
KAMU SEDANG MEMBACA
Absolute Chanyeol (indo trans)
FanfictionChanyeol bukanlah robot sempurna, tapi itu tak masalah bagi Baekhyun karena Chanyeol memang hanyalah suatu benda dan juga manusia yang sempurna bagi Baekhyun.