Jumat, 27 September 2013, 22:01, di Kamar Gue
Gue sadar psikis gue belum pulih. Gue masih memikirkan malam biadab itu. Seminggu yang lalu. Bahkan sampai terbawa mimpi yang akhirnya bikin gue takut untuk tertidur. Sama seperti malam ini. Gue hanya duduk di meja belajar gue dengan sisi kiri kepala gue yang tergeletak menempel di permukaan meja, sementara matanya memandang ke laptop.
Saat ini gue sedang baca timeline FB dan instagram gue. Gue lihat foto-foto aktivitas sahabat-sahabat gue, temen-temen Roguexer, dan saudara-saudara gue yang kelihatannya pada eksis dan bahagia semua. Beda sama gue yang makin menarik diri dari pergaulan sosial. Dante, Lulu, dan anak-anak Roguexer masih mencoba mengerti keadaan gue yang mereka kira masih kalut pasca putus sama Mimi. Mereka masih sabar memberikan ruang dan kesempatan ke gue untuk sendiri. Walau pada kenyataannya gue sudah hampir tidak pernah mengingat Mimi lagi. Ada hal yang jauh lebih buruk dibandingkan putus dari Mimi. Dan tidak ada satupun dari mereka yang tahu soal ini.
Gue lalu memutuskan untuk membuka aplikasi LINE desktop gue. Ada 3961 total chat yang gue belum baca. Sebagian besar dari cewek-cewek anak SMA seantero Jakarta yang mau mencoba peruntungannya dalam mendekati gue. Biasanya gue cukup rajin dalam memilah dan membalas siapapun yang gue suka, tapi sudah hampir 3 minggu ini gue gak ada nafsu buat beramah tamah dengan mereka. Tiba-tiba gue mengklik fitur search dan mengetikkan sebuah nama. Rayhan.
Ada apa dengan diri gue yang tiba-tiba begitu terobsesi menunggu chat dari dia. Sejak 5 hari yang lalu nge-add ID Line gue, Mas Rayhan sama sekali belum menghubungi gue. Gue bahkan terlalu malu dan khawatir untuk memulai percakapan duluan.
Belum ada chat. Hufft. Tapi tunggu, Mas Rayhan baru update avatarnya. Gue memutuskan untuk mengklik dan memperbesar avatar itu. Ternyata foto aktivitas traveling doi. Tapi ada rasa aneh yang tiba-tiba menjalar dari ujung ubun-ubun gue sampe ujung jempol kaki. Benar-benar menjalar seperti terkena aliran listrik ringan.
Di foto avatar itu, Mas Rayhan tampak hanya menggunakan kain atau sarung dari kain tenun khas Nusa Tenggara berwarna merah maroon. Sementara tidak ada sehelai benangpun yang menutupi bagian atas tubuhnya sehingga tereksposlah bentuk dada yang bidang, punggung yang menanjak seperti gunung sedang menggendong tas ransel, dan perut sixpacknya yang bikin iri semua pria manapun. Tubuhnya sangat ramping namun berisi otot-otot dan terukir sempurna. Kulitnya seputih susu. Gue bingung, untuk ukuran orang yang rajin dan cinta traveling (gue menyimpulkan demikian setelah khatam stalking semua akun medsos dan blognya), kulit Mas Rayhan tampak tidak terpengaruh sama matahari. Beda sama gue yang gampang banget menghitam karena terpapar sinar matahari, meskipun sebenernya gue sadar bahwa gak ada gen kulit putih di keluarga gue.
Kurang lebih gue menghabiskan waktu 3 menit untuk memandangi avatar LINE Mas Rayhan ini dan mengagumi kesempurnaan bentuk tubuh dan kulitnya, sampai sebuah notifikasi chat muncul di layar monitor gue. Gue sengaja me-mute chat orang-orang yang gue gak kenal, sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang akan memberikan notifikasi kalau mereka menghubungi gue.
Notifikasi tadi menginformasikan ke gue bahwa Mas Rayhan mengirimkan chat ke gue. APA??! MAS RAYHAN??
Dengan tanpa membuang waktu gue langsung membuka chat dari dia.
Mas Rayhan: Halo!
Mas Rayhan: Apakabar?Read
ReadMas Rayhan: Cepet banget nge-readnya.. Kamu lg stalk aku ya?
Gue: Baaiiiiiiiiiikkkkkk Mas
Argghh, kenapa gue kayak kegirangan gini.. Dia tau lagi, gue emang lagi stalk dia.
Gue: geer deh Mas.
Gue: Hehehehe
Gue: Knp mas?
Gue: Kirain udah lupa sama sy....
5 menit. 10 menit. 15 menit gue tunggu dengan gelisah balasan dari dia. Dia enggak balas. Mungkin dia sibuk. Atau tiba-tiba ketiduran. Arggghhh, gue gak ngerti makhluk satu ini.
50 menit gue menunggu. Tapi dia belum read pesan yang gue tulis terakhir. Padahal gue langsung bales chat dia gak sampe 20 detik.
Gue: Mas Rayhan apakabar?
Read
Read
Read
Read
ReadMas Rayhan: Never better!
Never better? Itu artinya apa ya? Batin gue. Never itu enggak pernah, better itu baik atau lebih baik.. Enggak pernah baik. Apa dia lagi depresesi?
Gue: Kenapa Mas?
Gue: Mas Rayhan lagi ada masalah?Mas Rayhan: Heee?
Gue: Knp never better?
Mas Rayhan: Ooooo.. never better itu idiom ekspresional yg artinya: sangat baik. Jadi aku lg dlm keadaan yg sangat baik skrg.
Syit Malik! Sok tau banget gue!
Gue: sticker/emoticon malu
Gue: kan sy pernah blg kl bhs inggris sy payah bgt..Mas Rayhan: belajar lah...
Gue: Mas Rayhan mau ngajarin? Soalny guru2 di sekolah sesuka hatinya ngajarnya. Mau les kykny ga mgkn bgt. Gamau bebanin ortu.
Mas Rayhan: Boleh....
Gue mencerna kata-kata Mas Rayhan barusan. Entah kenapa ada sedikit rasa senang membuncah di dada gue ketika Mas Rayhan bilang 'boleh'.
Mas Rayhan: anw, kamu gmn kondisinya?
Mas Rayhan: sy tunggu updatenya gak pernah ada nih?Jadi Mas Rayhan nungguin update-an dari gue?
Gue: Mmmm.. sy cuma sdkt agak sering mimpi buruk aja mas...
Mas Rayhan: Mimpi kejadian minggu lalu?
Gue: Iya
Mas Rayhan: Hmmmm..
Mas Rayhan: Kamu mau aku bawa ke psikiater ga? Biar bisa rileks cerita sama dia?Gue: Mmm.. terimakasih mas. Sy cerita sama Mas Rayhan udh bikin cukup rileks kok.
Kayak lagi flirting.
...
5 menit, 10 menit, 15 menit, 1 jam. Mas Rayhan gak bales chat gue lagi. Gak sadar sekarang udah ganti hari. Mas Rayhan harusnya udah tidur jam segini. Tapi gue belum ngantuk. Tepatnya gak mau ngantuk.
Gue kembali memutuskan untuk membuka dan membaca ulang blog Mas Rayhan. Entah kenapa gue selalu suka baca tulisannya yang kebanyakan mengenai aktivitas travelingnya keliling dunia. Cara dia menuliskan dan mendeskripsikan hal-hal yang pernah dia alami sangat indah sekaligus menyenangkan untuk dibaca, bikin gue serasa juga berada di tempat dan waktu kejadian Mas Rayhan menceritakan pengalamannya.
Sampai akhirnya ada suara ketokan pintu. TOK TOK TOK!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Jungkir Balik Dunia Malik
Roman pour AdolescentsMalik (17) merasa dunianya jadi seperti terjungkir balik ketika dia mulai mengenal Sheilla (17) sosok cewek super cantik bertinggi badan 175 cm seperti model, dan berotak cemerlang. Tapi, sebenarnya bukan Sheilla yang bikin Malik jadi terjungkir ba...