Bab 1: An Appointment

5.1K 378 57
                                    

Disclamer: Naruto and all character is belong Masashi Kishimoto

Sasuhina, Gaahina fanfiction
Ooc, typo, dldr
.
.
.
.
.

Hinata menarik nafas panjang sebelum memasuki pintu kaca ganda yang akan membawanya pada loby perusahaan Uchiha Enterprise, sesaat setelahnya dia merasa beberapa orang memberikan tatapan berbeda-beda pada dirinya. Hinata sadar akan itu semua, karena keberadaan dirinya hari ini mungkin mengagetkan beberapa pihak. Berusaha memasang raut wajah tenang dan tetap anggun, Hinata mendekati meja resepsionis yang terbuat dari batu marmer besar dengan tulisan "Uchiha Enterprise" berwarna silver dibagian bawahnya.

"Permisi, saya Hyuga Hinata. Saya datang untuk menghadiri rapat pemegang saham, bisakah anda memberitahukan letak ruangannya?"

Sang resepsionis yang sedang mengecek sesuatu pada buku langsung mengalihkan perhatiannya pada Hinata, dan dengan sedikit tertegun ia akhirnya dapat menjawab dengan lancar.

"A-ah.. Nona Hyuga. Anda sudah ditunggu diruang rapat lantai 30, silahkan masuk lift yang berada ditengah." Ucap sang resepsionis menujuk ke arah lift yang berada diujung kiri ruangan besar tersebut.

"Terima kasih." Ucap Hinata dengan memaksakan sedikit senyum, lalu langsung berbalik dan berjalan sambil berusaha tidak menundukan wajahnya, karena bisikan orang-orang mengenai dirinya atau bisa dibilang ayahnya semakin terdengar. Tentu saja semua orang akan langsung mengenali siapa dirinya dengan sekali tatap pada matanya, meskipun dia tidak bekerja disini. Tapi mata ini yang dengan sangat jelas mencirikan bahwa dia memiliki darah Hyuga atau dengan kata lain adalah putri tunggal dari Hyuga Hiashi, General Manager perusahaan ini. Oh mungkin jabatan itu sudah berubah jadi mantan semenjak pemilik perusahaan ini melayangkan gugatan kepada ayahnya.

Hinata bersyukur tidak ada orang lain yang menaiki lift ini selain dirinya, sehingga perjalanan menuju lantai 30 menjadi lebih cepat, mungkin ini lift khusus para petinggi perusahaan karena di loby tadi memang terdapat tiga lift.

Setelah keluar dari lift Hinata merasa adrenalinnya meningkat kembali, karena sekarang dia sedang mengamati pintu ganda Mahoni dengan warna coklat elegan yang dipernis begitu mengkilap dengan handle pintu yang juga mewah dengan tulisan "Ruang Rapat Direksi" diatasnya. Hinata tahu dibalik pintu itu dia bisa saja mendapat masalah. Setelah meminta izin pada salah seorang yang Hinata pikir adalah sekretaris yang berjaga dilantai ini, Hinata diizinkan masuk kedalam ruangan tersebut. Sesaat setelah Hinata memasukin ruangan tersebut dan sedikit berjalan kearah meja bundar besar yang setidaknya dapat memuat 30 orang itu, tiba-tiba seseorang yang sedang menjelaskan prsentasi didepan berhenti berbicara karena kedatangan Hinata. Merasa dirinya mulai jadi pusat perhatian seluruh orang diruangan tersebut Hinata membungkuk untuk meminta maaf.

"Mohon maaf atas keterlambatan saya, dan juga telah mengganggu presentasi Anda, saya Hyuga Hinata. Silahkan Tuan dapat melanjutkan presentasinya." Hinata bersyukur dapat berbicara lancar ditengah kegugupannya ini.

"Ah.. Nona Hyuga, akhirnya datang juga. Tidak apa-apa kehadiranmu memang sudah ditunggu kami semua, silahkan duduk---- untuk mendengarkan semua kesalahan ayahmu." Lalu terdengar dengusan tawa meremehkan yang diikuti tawa meremehkan beberapa orang lainnya.

Dengan menahan amarah Hinata mengigit bibirnya dan dengan perlahan mendudukan dirinya pada satu-satunya kursi yang kosong tepat ditengah ujung meja bundar tersebut, Hinata lihat kebanyak orang disini adalah pria-pria seumuran dengan ayahnya tapi adapula beberapa yang terlihat masih muda. Kebayakan dari mereka menatap Hinata dengan pandangan merendahkan, dan ada juga yang memberikan tatapan menggoda yang menjijikan. Bahkan pria disamping Hinata terus menatapnya dari atas kebawah yang membuat Hinata tidak tenang duduk dikursinya.

The Truth For The LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang