Chapter 2

31 10 0
                                    

"Ali mana sih ish. Lama banget deh ah" omel Prilly sambil celingukan mencari keberadaan Ali, "kenapa sih sayang" Prilly membalikkan badan nya dan mendapati sang mama sedang berdiri sambil bersandar di pintu.
"Ini ma Ali gak dateng lama banget tuh anak"
"Ya sabar dong nak, mungkin lagi macet. Gak sabar amat cihh" goda mama Uly (oke guys mama Uly tu ceritanya mamanya Prilly ya).
"Ihh mama" Prilly merengek kesal, karena sang mama selalu saja menggodanya.

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan pagar rumah Prilly. Prilly sudah pasti mengira itu adalah orang yang di tunggu.

"Asslamualaikum Tante Uly" ucap Ali sopan sambil menyalami tangan mama Uly.
"Waalaikumsallam nak Ali. Duh panggil mama aja udah lama kenal kok, biar samaan sama si barbie" Ali hanya terkekeh kecil lalu tatapan nha beralih pada Prilly yang sedang menekuk wajahnya. Ali tau bila gadisnya ini sedang dalam mood yang tak baik.
"Tan eh mama Uly Ali mau ijin ngajak bie ya buat nginep di Dufan sama Kaia, Dan Baja" ijin Ali sebagai cowok yang gentle harus gitu borr.
"Oh iya deh sana gih berangkat. Tuh li yang dari tadi cemberut mulu' nunggu kamu", Prilly membulat kan katanya mendengar penuturan sang mama.
"Hahah yaudah ma Ali sama Prilly berangkat ya Assalmualaikum"
"Waalaikumsallam" balas mama Uly.
######

"Udah dong bie jangan cemberut gitu ah" bujuk Ali setelah keduanya sampai di dalam mobil, "iya pril kita minta maaf tadi tuh macet bangett sumpah" ucap Kaia sambil mengangkat kedua jarinya. Peace.
"Eh iya kak gpp kok"
"Ih kok kaia ga di marahin jugak?"
"Bodoh amat" cetus Prilly.

     Ali pun menjalankan mobilnha dengan kecepatan rata-rata, selama perjalanan berlangsung hanya ada alunan musik dari radio yang memecah keheningan mereka. Sesekali Ali maupun Prilly mengikuti alunan musik tersebut.
Tepat pada pukul 20.00 mereka berempat sampai di tempat tujuan yaitu Dufan.
Memang mulai dari awal Kaia telah memesan tempat penginapan dan sekarang tinggal langsung kesana deh,
"Pril" panggil Ali saat mereka berdua duduk di balkon.
"Hm" Prilly hanya berdehem karena dirinya masih menikmati hembusan angin malam yang menerpa wajahnya.
"Lo bahagia gak punya temen kayak gue?"
Prilly mengerutkan dahinya. Tak mengerti apa maksud ucapan Ali
"Kenapa emang?"
"Nggak sih kan gue suka balap motor, nakal, pokok nya beuh gtw deh"
"Bahagia aja kok apalagi kalau lo mau ngerubah diri lo sendiri"
"Gak bisa broo" kedunya sama-sama tertawa lepas. Ntah apa yang lucu.
Prilly memejamkan matanya, Ali yang melihat hal itu tangan nya terulur untuk mengelus rambut lembut Prilly, Prilly membuka matanya dan mendapati Ali sedang tersnyum tulus ke arahnya. Mata mereka saling bertemu ntah apa yang Prilly rasakan akan retapi jantungnya 2× berdetak lebih kencang dari keadaan normal.
"Lo cantik deh bie" ucap Ali
"Baru nyadar kemana aje lo heh?"
Ali tertawa geli melihat ekspresi Prilly yang menggemaskan baginya. Ali mengapit kedua pipi Prilly lalu menyimpannya di ketiak miliknya.

"Bahagia itu sederhana
Cuma karena lo aja gue udah bahagia
-Ali

Muadzin My LookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang