Ya, namaku Lisa Rosella Anatasya, berumur 16 tahun sekolah di SMA Merah Putih. Disana, aku punya banyak teman, termasuk seorang laki-laki yang sangat menggemari pelajaran matematika yang belum kuketahui namanya.. Entah mengapa rasanya aku ingin berada di dekatnya.
Sampai saat ini, Lisa belum tahu siapa laki-laki itu. Hari demi hari telah berlalu, detik demi detik ku lewati aku begitu penasaran sekali siapa sih laki-laki itu sebenarnya, rasanya ingin belajar bareng deh sama dia udah ganteng, keren, pintar lagi cowok idaman itu mah dahh.. Rasanya pengen dekat dehh sama diaa.. Aahh itu tidak mungkin terjadi.
Keesokan harinya UH Matematika pun tiba, pokoknya aku malam itu harus betul-betul belajar dengan sungguh-sungguh supaya nilaiku tidak jelek lagi.. Ku mulai buka bukuku lembar demi lembar kata demi kata ku baca. Kalimat maupun rumus ku hapal-hingga akhirnya aku pun tertidur di meja belajarku yang sama sekali belum ku rapikan.
"Lisa.." Suara yang terdengar di telingaku, tapi ku tak bisa membuka mata ini lagi, sungguh lelah aku.
Detik alarm pukul 06.00. Berbunyi kring.. kring.. Astaga aku terlambat!! Langsung aku ambil handuk. Kemudian mandi, berpakaian dan memasukkan buku - buku yang belum ku rapikan tadi malam ke tasku.
Sesampainya di sekolah, aku langsung ke kelas. Mrs Marry pun disana sedang membagi kertas ulangan harian Matematika. Aku sangat malu dan kaku saat memasuki kelas yang suasananya sedang tegang itu.
"Morning mrs, maaf saya terlambat miss" ucapku sambil bersalaman dengan mrs Marry.
"Ya sudah, duduk sana!" ucap mrs Marry datarHuftt.. untung aku tidak dimarahi. Tapii tak biasanya miss Marry berkata datar seperti itu. Aahh.. Tak usah dipikirkan lagi.
Kertas ulangan pun dibagikan di mejaku dengan rasa tegang ku mengerjakan soal ini! Rasanya kepala hingga mau pecah.. Okay Lisa kamu harus tetap berusaha bagaimanapun caranya meskipun soal ini tidak mudah bagiku.
Ku perhatikan seisi kelas, kuperhatikan kesana kemari astagaa.. Begitu tenangnya cowok itu tidak terlihat ada beban di dalam dirinya..
"Shut.. Shutt!" bisik Poppy.
Aku hanya menoleh ke asal suara itu. Karena aku tidak berani jika berbicara saat ulangan matematika.
Walaupun hanya menoleh mrs Marry pun tahu aku dan popy sedang berinteraksi dengan isyarat.
Aku pun kembali seperti semula, sebelum Poppy memanggilku.
Aku belum bisa mengerjakan soal ulangan ini. Hanya 2 soal saja yang sudah ku kerjakan.
Pusing tujuh keliling.
Menit demi menit sudah berlalu.
"Anak-anak waktu sudah habis. Cepat kumpulkan lembar ulangan kalian disini." miss.Marry menunjuk ke atas meja.
Ahh.. Waktunya ngasal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Math
Teen FictionLaki-laki suka pelajaran matematika sah sah aja kan ya? Tapi sikapnya tu kira-kira gimana🤔 Tambah lagi laki-lakinya ganteng (aww) ------ Mathic, lelaki cuek nan dingin plus kuper, si penggemar pelajaran matematika. Lisa, perempuan yang kagum dengan...