"Namjoon a, mengapa kau menyukaiku?" Suatu waktu, kau mengucapkan pertanyaan tersebut. Sebuah pertanyaan yang terlihat sederhana namun jawabannya begitu rumit.
Apakah itu karena wajahmu yang manis? Ataukah karena kau terlihat begitu cocok mengenakan padanan t-shirt putih, jins, dan sneakers?
Ah, aku ingat.
Sore itu. Ketika kita sama-sama berada dalam satu cafe yang sama, namun duduk di meja yang berbeda. Berinteraksi dengan orang yang berbeda. Dan kita saling tidak mengenal satu sama lain.
Aku tidak mengenal siapa namamu, mungkin begitu pula dengan dirimu. Namun sosok mungilmu menarik perhatianku karena teman-temanku membuatku melihat ke arahmu.
"Namjoon a, ke arah jam 3. Dua meja dari sini. Sepertinya dari tadi dia memperhatikanmu." Hoseok saat itu yang pertama kali menyadari kehadiranmu.
"Benar-benar, Hyung." Jimin pun ikut antusias membenarkan karena dia dan Hoseok duduk di sisi yang sama hingga mereka dapat dengan mudah melihat ke arahmu.
"Mana? Mana?" Jin Hyung yang duduk di sebelahku berusaha untuk memutar tubuh untuk melihat ke arahmu.
"Ya... ya... jangan terlalu kelihatan!" Hoseok segera menahan Jin Hyung. Namun Hyung tetap saja dengan sikap kekanakan berusaha mengintip ke arahmu.
Teman-temanku tertawa cekikikan.
"Cantik!" Mereka kembali terkikik. Tingkah mereka seperti sekumpulan bocah yang baru mengenal lawan jenis.
Dan ini membuat wajahku mulai memanas. Aku ingin melirik pula ke arahmu. Namun, tingkah teman-temanku membuatku tidak memiliki keberanian untuk memutar tubuh. Aku tidak ingin membuatmu tidak nyaman.
"Namjoon, samperin! Minta nomor teleponnya. Dia lumayan banget loh. Untuk menghentikan rekor single sejak lahirmu."
Teman-temanku serempak tertawa.
Aku yakin wajahku semakin memerah.
"Hajima, hajima! Ya!" Aku pun menghentikan teman-temanku ketika mereka memiliki ide untuk membantuku memperkenalkan diri padamu.
Dengan susah payah, aku membuat teman-temanku kembali pada kondisi sebelum Hoseok menyadarimu. Mereka memang berhenti berusaha melakukan tindakan yang akan mempermalukanku, namun situasi di meja kami tidak pernah lagi kembali seperti semula.
Kau telah membuat kami melupakan apa yang tadi sedang kami lakukan sebelumnya. Dan kehadiranmu pun telah membuat riak dalam hatiku. Aku dapat merasakan getaran yang timbul ketika beberapa saat kemudian, ketika perhatian teman-temanku teralih, akhirnya aku berhasil mencuri pandang ke arah mejamu yang seperti tadi Hoseok katakan.
Tatapan malu-malu. Berulang kali melirik ke arah yang sama. Dan ketika kau melihat aku sedang mengarahkan pandangan ke arahmu, pipimu merona dan kau segera bersembunyi di balik buku menu. Kau melakukannya bergantian. Melirik dan bersembunyi.
Apa kau tahu, saat itu... tingkahmu begitu menghiburku? Kau terlihat menggemaskan.
Kita memang tidak berkenalan saat itu juga. Perkenalan kita dimulai cukup lama dari saat itu.
Dan saat itu aku tidak tahu seberapa lama kau telah menyadari keberadaanku.
Mengapa aku menyukaimu?
Mungkin itu karena kau menemukanku pertama kali.
Begitu saja aku sudah sangat bersyukur kau melakukannya.
That's the first reason why you are so worth to be loved.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Yourself: 365 Days With You
FanfictionDunia penuh kompleksitas Kita selalu berusaha mencari cinta 365 hari yang lalu Kita masih saling mencintai 365 hari yang lalu Kita masih menghabiskan waktu bersama 365 hari yang lalu Semua masih baik-baik saja Dari mana hal ini bermula Dari mana hal...