03

53 19 2
                                    


Sheira masih sibuk menatap ponselnya sedari pagi. Banyak sekali pesan masuk dari teman barunya disekolah.

Walaupun memang di dominasi oleh kaum lelaki, tapi sheira hanya menanggapinya dengan raut wajah yang datar. Dia memang terbiasa seperti itu sedari dulu, hanya saja ia tak mau di cap sebagai anak baru yang sombong dan antisosial.

Ia duduk di tepian kolam renang yang berada di samping rumahnya. Cukup luas. Mengingat ini adalah villa besar di atas bukit, dengan pepohonan besar yang rindang serta udara segar membuatnya merasa lebih rilex dari pada suasana di kota kota besar.

"Srruupp.. Ahh" secangkir teh diteguknya hingga tandas.

"Segarnyaaa" ucapnya seraya menutup mata dan menarik nafas dalam dalam. Ia sangat merasa tenang dengan kegiatannya kali ini.

"Memang, weekend paling enak dilakukan jika bersantai" ujarnya seraya merenggangkan otot otot lengannya dengan menautkan jemarinya ke atas.

Tunggu dulu. Weekend??

Ia baru mengingat bahwa hari ini ada janji dengan temannya. Bukankah Nicko dan Dimas akan megunjungi kediamannya kali ini? Tapi mereka belum kunjung datang juga. Padahal ini hampir menjelang sore.

"Apa mereka tak jadi datang ya?" gumamnya tak senang. Dengan agak kesal ia bangkit dari duduknya. Berjalan gontai dengan tak semangat sembari membawa cangkir teh yang telah kosong. Tak mengira bahwa teman temannya lupa dengan janji yang mereka buat sendiri.

Tak lama kemudian, wanita paruh baya yang sering di panggil bu minah itu menghampiri sheira dengan senyum ramahnya.

"Non, di depan ada tamu. Katanya mereka teman teman non" ucap bu minah mengintrupsi pikiranku.

Sheira mengangkat kedua alisnya, tanda keterkejutan dengan kabar yang di bawa bu minah "Baru saja aku berfikir mereka tak jadi datang. Baiklah, biarkan mereka masuk bi. Dan siapkan makanan untuk mereka." sheira lalu berjalan menuju ruang tamu untuk menyambut kedatangan mereka.

Tak butuh waktu lama untuk berjalan ke ruangan tersebut. Kedua lelaki itu telah duduk manis di sopa dengan setelan santai mereka. Sebenarnya sheira merasa agak senang dengan penampilan nicko yang menurutnya itu sangatlah menawan.

Semburat merah di pipinya pun muncul begitu saja setelah mendapati nicko menatapnya dengan senyuman khasnya itu.

"Hai shei, maaf kita agak terlambat datang ke rumahmu. Itu karena dimas susah banget buat di bangunin." helaan nafas beratnya menunjukan bahwa nicko agak jengkel dengan temannya yang satu itu. Lalu ia melirik jengkel ke arah dimas yang hanya di balas dengan cengiran polos olehnya.

Sheira terkekeh geli melihat ekspresinya itu. "Santai saja , kalian bisa main kapan saja ko." ucapnya seraya mendaratkan bokongnya di sopa yang berhadapan dengan mereka.

"Beneran gue gak sengaja shei, gue emang ingat janji untuk ke rumah lu. Tapi gue ngantuk banget karna semalem nonton pertandingan bola kesukaan gue. Suerr" bela dimas menjelaskan dengan wajah seriusnya.

"Alasan." timpal nicko sinis. "Aku aja bisa bangun lebih awal, memang itu kebiasaanmu saja dim! Seperti kerbau" ejek nicko berhasil membuat dimas mendengus kesal. Sheira hanya tertawa melihat pertengkaran duo sejoli ini.

"Sudah sudah, yang penting kalian sudah berada di rumahku. Nah, sekarang apa yang akan kita lakukan? jika kalian ingin melihat sekeliling rumahku , kalian boleh berkeliling dulu? Atau kalian ada usul?"

"Aku sih udah bawa cd buat kita nonton film horor" ucap dimas seraya menunjukan cdnya.

"Tapi aku tak yakin, kamu akan berani menontonya atau tidak." sambung dimas dengan alisnya yang dinaik turunkan, dia menyunggingkan senyum jahilnya ke arah Sheira.

I Find YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang